Aseptic
Dispensing
Teknik aseptik bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi
mikroorganisme atau partikel kontaminan pada obat.Faktor yang perlu
diperhatikan dalam teknik aseptik meliputi:
1. Ruangan
· Teknik aseptis dilakukan di dalam LAF yang
terletak di dalam clean room
· Dinding, lantai, dan langit-langit
permukaannya harus halus tidak ada celah dengan dilapisi epoksi
· Dilengkapi dengan HEPA filter yang
terkalibrasi
· Memiliki persyaratan tertentu untuk Clean
Room : Ruang kelas IB dengan jumlah partikel < 100/m3 dan
Jumlah mikroba < 5 CFU/m3
· Memiliki persyaratan tertentu untuk LAF :
Ruang kelas IA dengan jumlah partikel < 100/m3 dan jumlah
mikroba< 1CFU/m3
· Alur petugas dibedakan dengan alur barang.
· Barang masuk dan keluar melalui pass box
untuk meminimalkan kontaminasi.
· Ada ruang antara untuk tempat petugas
memakai pakaian khusus sebelum masuk ruang steril.
2. Personel
· Personel harus sehat jasmani dan terlatih
atau mampu dalam pelaksanaan aseptis.
· Merupakan sumber kontaminan terbesar oleh
karena itu sebelum masuk ruang aseptik harus menggunakan APD, yang terdiri dari
baju, sarung kaki, tutup kepala, masker, sarung tangan yang steril, dan didesinfeksi
dahulu di ruang transisi.
3. Peralatan
· Untuk pelaksanaan aseptis harus disterilkan
terlebih dahulu dan pengerjaan aseptisnya dibawah LAF (laminar air flow)
dengan standar sertifikasi
Kegiatan Aseptic dispensing
di Unit Produksi terdiri atas IV
Admixture, handling cytotoxic, dan
repacking.
a.
Handling
cytotoxic
Handling cytotoxic ini penting dilakukan karena obat-obatan
sitostatika berpotensi menimbulkan efek karsinogenik, mutagenik, dan
teratogenik sehingga memerlukan penanganan yang khusus dan aman bagi
operator.Prinsip pencampuran handling
cytotoxicsama seperti iv admixture. Perbedaannya adalah pada handling cytotoxic digunakan BSC (Biological Safety Cabinet) yang telah
dirancang untuk melindungi personel dan obat, serta petugas yang bekerja menangani
obat sitostatika diharuskan untuk menggunakan APD dengan sarung tangan rangkap 2.
2)
Pengemasan ulang (repacking)
obat injeksi.
Pengemasan
ulang (repacking) obat injeksi yang mempunyai waktu
stabilitas pendeksetelah
direkonstitusi dan dosis yang dibutuhkan kecil, seperti padapasien neonatus dan anak-anak. Contoh sediaan yang dikemas ulang
misalnya serbuk injeksi Gansiclovir satu vial dosis 500 mg, dikemas ulang dalam dosis 20 mg, 25
mg dan 50 mg. sediaan ganciclovir yang sudah direkonstitusi bertahan 12 jam
dalam suhu kamar. Sediaan Meropenem satu vial 1000 mg dikemas ulang dalam dosis 60 mg dan
100 mg. Meropenem setelah direkonstitusi
stabil selama 12 jam dalam lemari es (4-80 C) dan 2 jam di suhu
kamar (15-250 C).
3)
IV admixture
IV
admixture merupakan proses
pencampuran obat – obat injeksi IV dari serbuk menjadi larutan ataupun
pengenceran larutan injeksi IV kedalam larutan IV steril untuk menghasilkan
sediaan yang siap diberikan secara IV dengan teknik aseptis. Tujuan dilakukan IV admixture adalah menjaga kualitas
sediaan supaya lebih terjamin dan aman untuk digunakan pasien. Contoh obat yang
dilakukan pencampuran secara IV admixture
adalah Prostin, Pregnil, dan Ovidrel.Pelaksanaan IV
admixture dilakukan di ruang aseptis dengan persyaratan ruang aseptis.
No comments:
Post a Comment