Thursday, July 16, 2015

HANDLING CYTOTOXIC, REPACKING & IV ADMIXTURE



Aseptic Dispensing
Teknik aseptik bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi mikroorganisme atau partikel kontaminan pada obat.Faktor yang perlu diperhatikan dalam teknik aseptik meliputi:
1.    Ruangan
·      Teknik aseptis dilakukan di dalam LAF yang terletak di dalam clean room
·      Dinding, lantai, dan langit-langit permukaannya harus halus tidak ada celah dengan dilapisi epoksi
·      Dilengkapi dengan HEPA filter yang terkalibrasi
·      Memiliki persyaratan tertentu untuk Clean Room : Ruang kelas IB dengan jumlah partikel < 100/m3 dan Jumlah mikroba < 5 CFU/m3
·      Memiliki persyaratan tertentu untuk LAF : Ruang kelas IA dengan jumlah partikel < 100/m3 dan jumlah mikroba< 1CFU/m3
·      Alur petugas dibedakan dengan alur barang.
·      Barang masuk dan keluar melalui pass box untuk meminimalkan kontaminasi.
·      Ada ruang antara untuk tempat petugas memakai pakaian khusus sebelum masuk ruang steril.
2.    Personel 
·      Personel harus sehat jasmani dan terlatih atau mampu dalam pelaksanaan aseptis.
·      Merupakan sumber kontaminan terbesar oleh karena itu sebelum masuk ruang aseptik harus menggunakan APD, yang terdiri dari baju, sarung kaki, tutup kepala, masker, sarung tangan yang steril, dan didesinfeksi dahulu di ruang transisi.
3.    Peralatan
·      Untuk pelaksanaan aseptis harus disterilkan terlebih dahulu dan pengerjaan aseptisnya dibawah LAF (laminar air flow) dengan standar sertifikasi      
Kegiatan Aseptic dispensing di Unit Produksi terdiri atas IV Admixture, handling cytotoxic, dan repacking.
a.              Handling cytotoxic
          Handling cytotoxic ini penting dilakukan karena obat-obatan sitostatika berpotensi menimbulkan efek karsinogenik, mutagenik, dan teratogenik sehingga memerlukan penanganan yang khusus dan aman bagi operator.Prinsip pencampuran handling cytotoxicsama seperti iv admixture. Perbedaannya adalah pada handling cytotoxic digunakan BSC (Biological Safety Cabinet) yang telah dirancang untuk melindungi personel dan obat, serta petugas yang bekerja menangani obat sitostatika diharuskan untuk menggunakan APD dengan sarung tangan rangkap 2.
2)             Pengemasan ulang (repacking) obat injeksi.
Pengemasan ulang (repacking) obat injeksi yang mempunyai waktu stabilitas pendeksetelah direkonstitusi dan dosis yang dibutuhkan kecil, seperti padapasien neonatus dan anak-anak. Contoh sediaan yang dikemas ulang misalnya serbuk injeksi Gansiclovir satu vial dosis 500 mg, dikemas ulang dalam dosis 20 mg, 25 mg dan 50 mg. sediaan ganciclovir yang sudah direkonstitusi bertahan 12 jam dalam suhu kamar. Sediaan Meropenem satu vial 1000 mg dikemas ulang dalam dosis 60 mg dan 100 mg. Meropenem setelah direkonstitusi stabil selama 12 jam dalam lemari es (4-80 C) dan 2 jam di suhu kamar (15-250 C).
3)             IV admixture
IV admixture merupakan proses pencampuran obat – obat injeksi IV dari serbuk menjadi larutan ataupun pengenceran larutan injeksi IV kedalam larutan IV steril untuk menghasilkan sediaan yang siap diberikan secara IV dengan teknik aseptis. Tujuan dilakukan IV admixture adalah menjaga kualitas sediaan supaya lebih terjamin dan aman untuk digunakan pasien. Contoh obat yang dilakukan pencampuran secara IV admixture adalah Prostin, Pregnil, dan Ovidrel.Pelaksanaan IV admixture dilakukan di ruang aseptis dengan persyaratan ruang aseptis.

No comments:

Post a Comment