Saturday, July 25, 2015

NEUROLEPTIKA



NEUROLEPTIKA
(Antiskizopren, Antipsikotik, Tranquilizer mayor)


Skrizopenia


 
Ø Suatu gangguan mental yang disebabkan oleh disfungsi otak dengan sifat yang menonjol seperti delusi, halusinasi (sering dalam bentuk suara) dan gangguan pemikiran atau bicara.
Ø Skrizopenia mempunyai komponen genetik yang kuat, yang disertai kelainan biokimia dasar, akibat aktivitas berlebihan neuron dopaminergik mesolimbik
Ø Kerja sntipsikotik neuroleptika berupa penghambatan reseptor dopamin dan/atau reseptor serotonin



Penggolongan :

1. Golongan Fenotiazin
Ø Klorpromazin
Ø Prometazin
Ø Flufenazin
Ø Prokloperazin
Ø Tioridazin
2. Golongan Benzisoksazol          (Risperidon)
3. Golongan Dibezodiazepin         (Klozapin)
4. Golongan Butirofenon               (Haloperidol)
5. Golongan Tioxantin                  (Tiotiksen)



Mekanisme kerja :

1. Menghambat reseptor dopamin dalam otak
Semua obat neuroleptik menghambat reseptor dopamin di otak dan perifer.
Ada 5 reseptor DA; D1 dan D5 mengaktifkan adenilsiklase, sedangkan D2, D3 dan D4 menghambatnya.
Kerja Neuroleptika diantagonisir oleh obat-obat yang meningkatkan DA, mis. L-dopa.

2. Menghambat reseptor serotonin dalam otak
Beberapa obat neuroleptik menghambat reseptor serotonin dan reseptor dopamin (klozapin dan risperidon



Efek Neuroleptika :

1. Kerja antipsikotik, mengurangi halusinasi dan agitasi dari skizofren dengan cara menghambat reseptor DA sistem mesolimbik otak.
Menenangkan dan mengurangi gerakan fisik spontan
Tidak menekan fungsi intelektual, gangguan koordinasi motorik minimal
2. Gejala parkinson, akatisia (kegelisahan motorik), diskinesia tardif (postur leher, badan atau ekstremitas tidak benar) terjadi pada pemakaian kronis.
3. Umumnya mempunyai efek antiemetik (kecuali tioridazin) melalui penghambatan D2 di daerah kemoreseptor medula
4. Semua neruroleptik (terutama tioridazin dan klorpromazin) menyebabkan efek antikolinergik, termasuk penglihatan kabur, mulut kering, sedasi, bingung dan penghambatan gerakan otot polos pencernaan dan kandumg kemih sehingga terjadi konstipasi dan retensi urin
5. Penghambatan pada a-adrenergik menyebabkan hipotensi dan pusing.

Penggunaan terapi

Pengobatan skizoprenia yang efektif
Pencegahan mual dan muntah yang hebat (Proklorperazin)
Sebagai tranquilizer untuk mengatur tingkah laku yang agitatif
Pengobatan sakit kronis dengan stres berat bila digabung dengan analgetik narkotik


Farmakodinami

Absorbsi peroral tidak begitu baik
Obat mudah masuk otak, mempunyai volume distribusi yang  besar, terikat dengan protein plasma dan dimetabolisme oleh sistem P-450 dalam hati.


Efek Samping

Ø Efek parkinson, penghambatan DA biasanya diimbangi oleh kerja eksitasi ganglion kolinergik
Ø Diskinesia tardif (gerakan tak terkendali)
Ø Depresi SSP (kantuk, bingung)
Ø Mulut kering, retensi urin, konstipasi, hilang akomodasi, hipotensi, menekan hipotalamus menyebabkan infertilitas dan impotensi



No comments:

Post a Comment