1.
Resep
Surabaya,...................
No. DMK :
10630570
Nama dokter :
Dr. B
R/ Candesartan 8 mg No.XXX
S1ddtb1
R/ Sohobion No.XXX
S1ddtb1
R/ Asam Folat No.XXX
S1ddtb1
R/ Calos No.XXX
S1ddtb1
Pro : Ny.A
Umur : -
2.
Data Pasien
Keluhan :
pegal-pegal
Data lab :
tidak ada
Riwayat pengobatan sebelumnya : tidak
ada
3.
Pengkajian Resep
a.
Pengkajian
Administratif
No
|
Persyaratan Administrasi
|
Ada/ Tidak
|
Keterangan
|
1.
|
Nama
|
Ada
|
Ny. A
|
2.
|
Jenis Kelamin
|
Tidak Ada
|
-
|
3.
|
Berat Badan
|
Tidak Ada
|
-
|
4.
|
Umur
|
Tidak Ada
|
-
|
5.
|
Alamat
|
Tidak Ada
|
-
|
6.
|
Nama dan Paraf Dokter
|
Ada
|
Dr. B
|
7.
|
Tanggal Resep
|
Tidak ada
|
-
|
8.
|
Ruangan/poli dan
stempel
|
Ada
|
Poli jantung
|
9.
|
Persyaratan resep
sesuai status pasien
|
Ada
|
Resep, Kartu berobat,
Kartu Askes, SJP dan
Surat Rujukan
|
b.
Pengkajian
Farmasetis
1) CANDESARTAN
No
|
Pengkajian Farmasetis
|
Ada/ Tidak
|
Keterangan
|
1.
|
Nama
|
Ada
|
Candesartan
|
2.
|
Bentuk Sediaan
|
Tidak ada
|
Yang tersedia tablet 8 mg
|
3.
|
Kekuatan
|
Ada
|
8 mg
|
4.
|
Jumlah Obat
|
Ada
|
30 tablet
|
5.
|
Signa/Aturan Pakai
|
Ada
|
S 1 dd 1 tb ( 1 kali
sehari, 1
tablet
tiap minum)
|
6.
|
Stabilitas Obat
|
|
Candesartan stabil dalam suhu ruang, terlindung dari cahaya matahari langsung
|
7.
|
Ketersediaan
|
tersedia
|
Obat tersedia di UPF askes
|
8.
|
Aturan atau cara
dispensing
|
Tidak ada
|
Obat sudah dalam bentuk sediaan
jadi dan tidak ada aturan dispensing yang khusus
|
2) SOHOBION
No
|
Pengkajian Farmasetis
|
Ada/ Tidak
|
Keterangan
|
1.
|
Nama
|
Ada
|
Sohobion
|
2.
|
Bentuk Sediaan
|
Tidak ada
|
Yang tersedia tablet
|
3.
|
Kekuatan
|
Tidak Ada
|
Tidak tercantum dosis
sediaan (berapa
mg)
|
4.
|
Jumlah Obat
|
Ada
|
30 Tablet
|
5.
|
Signa/Aturan Pakai
|
Ada
|
S 1 dd 1 ( Diminum 1
kali sehari 1 tablet)
|
6.
|
Stabilitas Obat
|
|
Sohobion stabil dalam suhu ruang, terlindung dari cahaya
matahari langsung
|
7.
|
Ketersediaan
|
Tidak ada
|
Sohobion diganti dengan neurodex
|
8.
|
Aturan atau cara
dispensing
|
Tidak ada
|
Obat sudah dalam bentuk sediaan
jadi dan tidak ada aturan dispensing yang khusus
|
3) ASAM FOLAT
No
|
Pengkajian Farmasetis
|
Ada/ Tidak
|
Keterangan
|
1.
|
Nama
|
Ada
|
Asam Folat
|
2.
|
Bentuk Sediaan
|
Tidak ada
|
Yang tersedia tablet
|
3.
|
Kekuatan
|
Tidak Ada
|
Tidak tercantum dosis
sediaan (berapa
mg)
|
4.
|
Jumlah Obat
|
Ada
|
30
|
5.
|
Signa/Aturan Pakai
|
Ada
|
S 1 dd 1 ( Diminum 1
kali sehari 1 tablet)
|
6.
|
Stabilitas Obat
|
|
Asam Folat stabil dalam suhu
ruang, terlindung dari cahaya matahari langsung
|
7.
|
Ketersediaan
|
tersedia
|
Obat tersedia di UPF askes
|
8.
|
Aturan atau cara
dispensing
|
Tidak ada
|
Obat sudah dalam bentuk sediaan
jadi dan tidak ada aturan dispensing yang khusus
|
4)
CALOS
No
|
Pengkajian Farmasetis
|
Ada/ Tidak
|
Keterangan
|
1.
|
Nama
|
Ada
|
Calos
|
2.
|
Bentuk Sediaan
|
Tidak ada
|
Yang tersedia tablet
|
3.
|
Kekuatan
|
Tidak Ada
|
Tidak tercantum dosis
sediaan (berapa
mg)
|
4.
|
Jumlah Obat
|
Ada
|
30
|
5.
|
Signa/Aturan Pakai
|
Ada
|
S 1 dd 1 ( Diminum 1
kali sehari 1 tablet)
|
6.
|
Stabilitas Obat
|
|
Calos stabil dalam suhu ruang, terlindung dari cahaya
matahari langsung
|
7.
|
Ketersediaan
|
tersedia
|
Obat tersedia di UPF askes
|
8.
|
Aturan atau cara
dispensing
|
Tidak ada
|
Obat sudah dalam bentuk sediaan
jadi dan tidak ada aturan dispensing yang khusus
|
5)
Pengkajian
Farmasi Klinik
No
|
Pengkajian
farmasi klinik
|
Ada/tidak
|
Keterangan
|
1
|
Kesesuaian
resep dengan formularium
|
Ada
|
Semua
obat yang diresepkan sudah sesuai dengan DPHO (Daftar Plavon Harga Obat)
|
2
|
Riwayat
alergi
|
-
|
Pasien
tidak ada riwayat alergi
|
3.
|
Efek
aditif
|
Tidak
ada
|
-
|
4.
|
ESO
|
Ada
|
a
Candesartan: vertigo
b
Sohobion : sindroma neuropati
c
Asam
Folat : reaksi alergi
d Calos
: hiperkalsemia, konstipasi
|
4. Dokumen
Farmasi Penderita (DFP)
5. Pemberian
Informasi
(metoda show and tell)
·
Obat candesartan ini
untuk mengontrol tekanan darah. Obat ini diminum satu kali sehari satu tablet.
Obat ini dapat disimpan pada ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung
dan jauh dari jangkauan anak-anak. Jika timbul rasa sakit dikepala, maka tidak
perlu khawatir karena itu merupakan salah satu pertanda bahwa obat mualai
bekerja. Untuk itu, ibu dapat tidur dan ketika bangun, rasa sakit kepala akan
hilang.
·
Obat sohobion ini
digunakan sebagai vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Obat ini diminum
satu kali sehari satu tablet. Meskipun vitamin, ibu tetap tidak diperbolehkan
meminum obat dalam jumlah yang melebihi aturan. Obat ini dapat disimpan pada
ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh dari jangkauan
anak-anak.
·
Obat asam folat ini
digunakan untuk membantu menambah darah. Obat ini diminum satu kali sehari satu
tablet. Obat ini dapat disimpan pada ruangan yang tidak terkena sinar matahari
langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.
·
Obat calos ini digunakan
untuk mengurangi penyerapan fosfat dari makanan yang dimakan. Oleh karena itu,
obat ini harus diminum satu kali sehari satu tablet, dikunyah tiga puluh menit
sebelum makan. Obat ini dapat disimpan pada ruangan yang tidak terkena sinar
matahari langsung dan jauh dari jangkauan anak-anak.
BAB
III. PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Administratif:
Setelah melakukan pengkajian administratif, diketahui
bahwa resep sudah melengkapi nama pasien, nama dan paraf dokter, ruangan/ poli
dan stempel, dan persyaratan resep sesuai pasien. Sedangkan beberapa hal yang belum
dilengkapi antara lain adalah berat badan pasien, umur pasien, alamat pasien
dan tanggal resep.
Nama pasien dan alamat pasien penting untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam pemberian obat. Berat badan dan umur
pasien penting untuk menentukan dosis obat untuk pasien tersebut (untuk obat-obat khusus). Umur dan jenis
kelamin diperlukan untuk pertanyaan lebih lanjut terkait kondisi khusus yang
mungkin ada pada pasien.
Selain itu, alamat pasien akan sangat diperlukan pada pasien yang mendapat
obat dengan efek adiksi.
Tanggal
resep diperlukan untuk mengetahui aktualitas dari resep. Stempel ruangan/ poli dan nama dari
dokter penting ditulis pada resep adalah untuk keperluan konfirmasi ulang jika
ada instruksi yang tidak jelas atau instruksi yang dirasa perlu untuk
dikomnikasikan kembali kepada dokter. Persyaratan
resep askep diperlukan untuk pengajuan claim.
2. Pengkajian
Farmasetis :
Setelah melakukan pengkajian farmasetis, diketahui bahwa
resep sudah melengkapi nama obat, kekuatan obat (khusus untuk candesartan),
jumlah obat dan signa/ aturan pakai. Sedangkan beberapa hal yang belum
dilengkapi antara lain adalah bentuk sediaan, kekuatan obat (untuk sohobion,
asam folat dan calos). Sementara untuk kajian mengenai stabilitas obat,
ketersediaan obat dan aturan atau cara dispensing akan dikaji tersendiri diluar
resep.
Nama, bentuk dan jumlah perlu dituliskan dengan jelas pada resep untuk
menghindari adanya kerancuan ketika petugas UPF mengambil obat. Kekuatan
obat penting karena beberapa obat tersedia dalam berbagai kekuatan. Bentuk sediaan sering tidak dituliskan,
misalnya tablet, kapsul atau sirup. Pada saat pengambilan obat, biasanya hanya
berdasarkan signa dan bentuk sediaan yang tersedia di UPF. Misalnya untuk
sediaan sirup biasanya memakai signa c atau cth. Jika sediaan tablet atau
kapsul memakai signa tb.
Stabilitas
obat penting untuk menentukan kondisi penyimpanan yang baik untuk obat tersebut
sehingga pasien mendapatkan efek terapi yang diinginkan. Ketersediaan obat adalah ada atau
tidaknya stok obat di UPF. Pada umumnya, obat yang dituliskan pada resep sudah
tersedia di apotik. Jika obat tidak ada, maka pengambil obat akan otomatis
mengganti obat dengan merek lain yang memiliki komposisi sama. Penggantian ini
berdasarkan daftar obat pada DPHO. Atauran
atau cara dispensing hanya perlu dikaji pada resep-resep yang diracik.
3. Pengkajian
Farmasi Klinik:
Setelah melakukan pengkajian klinik, terlihat bahwa obat
yang ditulis di resep sudah
sesuai dengan formularium askes atau yang lebih dikenal dengan DPHO. Demi
melengkapi kajian farmasi klinik ini, pasien perlu ditanyakan tentang riwayat
alergi pada saat penyerahan obat. Selain itu, pada saat penyerahan obat juga
perlu disampaikan mengenai beberapa hal penting seperti efek aditif yang
dimiliki obat (jika ada) dan ESO yang serig terjadi dan perlu diwaspadai oleh
pasien (jika ada).
Pengkajian farmasi klinis yang lebih lengkap akan
terlihat dari DFP 2 yang akan dibahas dibawah ini.
4.
Dokumen Farmasi Penderita :
Mekanisme kerja dari calos adalah mengikat fosfat pada makanan.
Berdasarkan mekanisme kerja tersebut, maka calos
seharusnya diminum tiga puluh menit sebelum makan agar dapat berinteraksi dengan makanan dan dapat
mengikat fosfat dari makanan tersebut. Rekomendasi yang diberikan pada dokter adalah agar selalu
menuliskan signa 30 menit sebelum makan untuk pemberian calos dengan indikasi
mengurangi asupan fosfat pada pasien. Selain itu berikan perintah dikunyah.
Sebagai tindak lanjut sebelum sempat mengkomunikasikan hal ini kepada dokter,
maka apoteker dapat memberikan informasi kepada pasien pada saat penyerahan
obat.
Beberapa hal yang menjadi kesalahan dalam penulisan resep
antara lain adalah tidak menuliskan berat badan pasien, umur pasien, alamat
pasien, tanggal resep, bentuk
sediaan dan kekuatan obat (untuk sohobion, asam folat dan calos). Hal tersebut
menjadi sangat penting demi melengkapi kajian terhadap administrasi dan
farmasetis obat, yang pada akhirnya dapat memberikan efek terapi yang
diinginkan untuk pasien. Rekomendasi yang diberikan adalah menuliskan seluruh
aspek tersebut dengan lengkap. Sebagai tindak lanjut, apoteker dapat melakukan
komunikasi kepada dokter dan menyampaikan tujuan penting dari melengkapi resep.
Mbak mau tanya itu termasuk kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian bukn ya? Terimakasih
ReplyDelete