Penatalaksanaan diabetes yang berhasil membutuhkan
kerjasama yang erat dan terpadu dari penderita dan keluarga dengan para tenaga
kesehatan yang menanganinya, antara lain dokter, apoteker, dan ahli gizi.
Pentingnya peran apoteker dalam keberhasilan pengelolaan diabetes ini menjadi
lebih bermakna karena penderita diabetes umumnya merupakan pelanggan tetap apotik,
sehingga frekuensi pertemuan penderita diabetes dengan apoteker di apotik
mungkin lebih tinggi daripada pertemuannya dengan dokter. Peluang ini harus
dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh para apoteker dalam rangka memberikan
pelayanan kefarmasian yang profesional. Apa lagi, sebagaimana yang diketahui,
pada saat ini tingkat pengetahuan kesehatan masyarakat umumnya masih perlu
ditingkatkan, sehingga perhatian, pendampingan dan konseling yang intensif dari
para tenaga kesehatan sangat diharapkan. WHO (World Health Organisation) dalam
laporan kelompok konsultatif “Menyiapkan Apoteker Masa Depan” pada tahun 1997
telah mengidentifikasikan 7 peran apoteker yang dikenal sebagai “Seven stars
pharmacist”, yaitu seorang apoteker sebagai
- care–giver (pemberi pelayanan)
- decision-maker (pengambil keputusan)
- komunikator
- pemimpin
- manajer
- long-life learner (pembelajar sepanjang hayat)
- guru.
- seorang manajer obat yangberkualitas
- guru (trainer dan supervisor)
- komunikator
- care giver.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat difahami bahwa dalam penatalakasanaan
diabetes, para apoteker tidak hanya dapat terlibat dalam berbagai aspek
farmakoterapi atau yang berhubungan dengan obat semata, tetapi lebih luas lagi
dapat terlibat dalam berbagai tahap dan aspek pengelolaan diabetes, mulai dari
skrining diabetes sampai dengan pencegahan dan penanganan komplikasi. Kebanyakan
pasien dengan diabetes tidak mendapatkan perawatan optimal, seringkali kadar
gula tidak terkontrol dengan baik. Masalah ini memberikan kesempatan kepada
apoteker untuk memberikan kontribusinya dalam perawatan pasien dengan diabetes.
Menurut The National Community Pharmacists Association’s National Institute for
Pharmacist Care Outcome di USA, kontribusi apoteker berfokus kepada
- pencegahan dan perbaikan penyakit, termasuk mengidentifikasi dan menilai kesehatan pasien,
- memonitor, mengevaluasi, memberikan pendidikan dan konseling
- melakukan intervensi, dan menyelesaikan terapi yang berhubungan dengan obat untuk meningkatkan pelayanan ke pasien dan kesehatan secara keseluruhan.
Mengidentifikasi
dan Menilaian Kesehatan pasien
Apoteker dapat mengidentifikasi pasien-pasien yang
tidak menyadari kalau mereka menderita diabetes. Identifikasi mentargetkan pasien-pasien
dengan resiko tinggi, termasuk pasien obese, pasien > 40 tahun, pasien dengan
tekanan darah tinggi atau dislipidemia, pasien dengan sejarah keluarga diabetes,
dan pasien yang mempunyai sejarah gestasional diabetes atau melahirkan anak
dengan berat badan > 4,5 kg. Pasien-pasien ini dapat di identifikasi pada
saat mereka mengambil obat di apotik/ rumah sakit. Apoteker dapat menyarankan
pasien untuk memeriksakan kadar gula darahnya. Menilai status kesehatan pasien
dengan diabetes dan membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang merupakan
suatu tantangan bagi apoteker, terutama di farmasi komunitas dimana akses ke
data laboratorium terbatas. Berdasarkan ADA disarankan untuk menilai keperluan
pasien dan meyakinkan agar perawatan standar terpenuhi.
Merujuk
pasien
Salah
satu peran apoteker yang tidak kalah penting adalah merujuk pasien kepada tim
perawatan diabetes lainnya seperti bagian gizi, poliklinik mata, pediatris,
gigi dan lainnya bila diperlukan. Depresi juga sering dijumpai pada pasien
diabetes, sehingga dapat dirujuk ke bagian penyakit jiwa bila diperlukan.
Memantau
Penatalaksanaan diabetes
Pemantauan terhadap kondisi penderita dapat
dilakukan apoteker pada saat pertemuan konsultasi rutin atau pada saat
penderita menebus obat, atau dengan melakukan hubungan telepon. Pemantauan
kondisi penderita sangat diperlukan untuk menyesuaikan jenis dan dosis terapi.
Apoteker harus mendorong penderita untuk melaporkan keluhan ataupun gangguan
kesehatan yang dirasakannya sesegera mungkin. Apoteker harus bekerja sama
dengan tim kesehatan lainnya dalam penyesuaian dosis obat hipoglikemik oral
(OHO). Kebanyakan morbiditas dan mortalitas pada pasien diabetes disebabkan karena
komplikasi, antara lain komplikasi makrovaskular. Hasil penelitianmenunjukkan,
penurunan kadar gula saja dapat tidak dapat menurunkan komplikasi
makrovaskular. Oleh karena itu ada area lain dari diabetes yang harus diperhatikan
untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas secara keseluruhan, antara lain:
Ø Tekanan
darah (target < 130/80 mm Hg)
Ø LDL
kolesterol (target < 100 mg/dl)
Ø Penggunaan
aspirin untuk pasien DM dengan hipertensi dan resiko jantung
Ø Pemeriksaan
mata, kaki, gigi (1x/tahun)
Ø Vaksinasi
influenza dan pneumokokal
Penjelasan
diberikan kepada pasien mengenai target dan diharapkan pasien mengerti mengapa
monitoring memegang peranan penting dalam terapi pencegahan.
Menjaga
dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap jadwal terapi.
Salah
satu faktor utama kegagalan sebuah terapi adalah ketidakpatuhan terhadap
terapi. Apoteker dapat memainkan penting dalam membantu pasien mengikuti
terapi. Untuk melakukan hal ini secara efektif, apoteker harus mengerti
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan menyebabkanketidakpatuhan pasien
terhadap terapi, antara lain:
v Regimen
yang kompleks - Studi menunjukkan kepatuhan paling tinggi terjadi bila obat
oral diminum 1x sehari. Paes dkk. mengungkapkan, kepatuhan terhadap obat
berkurang dari 79% menjadi 38% bila obat yang 1x sehari diganti menjadi 3x sehari.
Dan kepatuhan akan semakin menurun bila pasien mengkonsumsi beberapa obat
sekali gus.
v Kurang
pengetahuan pasien terhadap penyakitnya - Pasien akan patuh meminum obatnya
bila mereka menyadari bahwa diabetes adalah penyakit yang serius dengan
konsekuensi yang serius pula, dan konsekuensi akan berkurang dengan partisipasi
aktif dari pasien. Sayangnya, kebanyakan pasien dengan diabetes meremehkan
bahaya akibat tidak mengontrol penyakitnya atau menyadari bahaya penyakit
tetapi merasa tidak berdaya untuk mencegahnya.
v Kurang
keyakinan pasien terhadap terapi/obat - Pasien akan lebih patuh meminum obatnya
apabila mereka menyadari bahwa obat yang diminum benar-benar dapat membantu
mengatasi penyakitnya. Sebagian besar pasien sangat kurang menyadari hal ini.
v Kebingungan
tentang petunjuk cara minum obat
v Biaya
pengobatan yang cukup tinggi bagi pasien
v Ada
gangguan psikologi terutama depresi
v Ada
gangguan kognitif
v Kurangnya
dukungan sosial dari keluarga atau kerabat
Mencermati
hal-hal tersebut, maka salah satu upaya penting untuk meningkatkan kepatuhan
pasien terhadap terapi adalah konseling dan pemberian informasi yang lengkap
dan akurat tentang terapi tersebut. Di dalam hal ini, farmasis/apoteker berada
di posisi kunci untuk memberi penjelasan umum maupun khusus tentang terapi yang
dijalani pasien, baik farmakoterapi maupun nonfarmakoterapi. Untuk membantu
meyakinkan bahwa pasien menjalankan terapi dengan baik, farmasis/apoteker dapat
mengajukan pertanyan-pertanyaan ketika pasien datang berkonsultasi atau menebus
obat, antara lain:
Ø Kapan
Anda terakhir kali melakukan pemeriksaan kadar gula darah Anda, dan bagaimana
hasilnya?
Ø Obat
diabetes apa yang Anda gunakan secara rutin? Bagaimana dosisnya? Apakah Anda
mengalami kesulitan memenuhi dosis tersebut? Bagaimana Anda menyimpan obat-obat
diabetes Anda di rumah?
Ø Apakah
Anda menggunakan insulin? Apa merek insulin yang Anda gunakan? Apakah Anda
mengalami kesulitan dalam menggunakan insulin sesuai dosis yang disarankan
dokter? Bagaimana Anda menyimpan insulin di rumah?
Ø Apakah
Anda mengkonsumsi obat-obat lain atau suplemen makanan tertentu selain obat
diabetes yang diresepkan dokter? Misalnya obat hipertensi, obat sakit kepala,
sakit gigi, obat batuk, obat penenang, obat tidur, obat antiinfeksi dan lain
sebagainya. Apakah Anda mendapatkan obat tersebut dengan resep dokter atau
membeli bebas? Apakah Anda menggunakannya secara rutin, sering atau sesekali
saja?
Ø Apakah
Anda melakukan diet sesuai dengan saran dokter atau ahli gizi Anda?
Ø Apakah
Anda berolah raga secara teratur? Apa olah raga rutin yang Anda lakukan?
Ø Apakah
Anda memiliki keluhan-keluhan pada kulit, kaki, mulut dan gigi, mata, telinga
atau keluhan lainnya?
Ø dan
pertanyaan-pertanyaan lain yang sesuai Bagaimana apoteker dapat membantu ?
Ada
6 langkah yang dapat dilakukan:
1.
Libatkan pasien; ciptakan suasana dimana
pasien menyadari kalau anda tertarik dan peduli dan bersedia untuk membantu
menangani masalah yang berhubungan dengan obat.
2.
Spesifik; dapatkan rincian spesifik bila
pasien mendiskusikan masalah obatnya. Misalnya, bila pasien meloncati jadwal
minum obatnya, tanyakan apakah ini terjadi pada waktu tertentu setiap harinya
atau untuk obat-obat tertentu saja.
3.
Identifikasi hambatan utama yang mempengaruhi
kepatuhan pasien dalam minum obatnya seperti disebutkan diatas:
ü Apakah
pasien mengerti cara meminum obatnya?
ü Apakah
regimen obat terlalu kompleks?
ü Apakah
pasien mengerti keuntungan utama dari obatnya?
ü Apakah
pasien mengerti kalau obat dapat membantu walaupun pasien tidak merasakan
keuntungannya?
ü Apakah
biaya menjadi masalah?
ü Apakah
pasien depresi?
4.
Simpulkan; dengan menyimpulkan masalah
pasien, Apoteker dapat membantu apakah pasien memerlukan perubahan sikap dan
bagaimana melaksanakannya.
5.
Memecahkan masalah; saran-saran berikut
dapat dicoba:
ü Meminum
obat anda sesuai dengan yang diresepkan adalah sangat penting supaya diabetes
anda terkontrol.
ü Untuk
mendapatkan hasil optimal, jadwal meminum obat harus dipatuhi
ü Bila
anda memikirkan untuk berhenti meminum salah satu obat, atau khawatir mengenai
efek sampingnya, bicarakan dulu dengan dokter.
ü Bila
anda khawatir dengan biaya obat anda, mungkin ada alternatif yang lebih murah
yang sama keefektifannya. Beritahu dokter, jangan malu.
ü Bila
regimen obat anda terlalu susah, menjadi beban, atau membingungkan; tanyakan ke
dokter atau Apoteker apakah ada alternatif lain yang lebih sederhana
ü Jumlah
obat yang anda minum bukanlah pertanda betapa sehat atau tidak sehatnya anda.
Lebih baik anda diskusi dengan dokter atau Apoteker tentang target pengobatan
seharusnya ( misalnya target kadar gula, tekanan darah, kadar kolesetrol dsb)
ü Bila
anda merasa depresi atau tertekan dengan ruwetnya penanganan diabetes anda,
bicarakan dengan dokter atau apoteker.
6.
Akhiri pertemuan, tanyakan langkah apa
yang akan dilakukan pasien setelah diskusi dengan apoteker.
Membantu
penderita mencegah dan mengatasi komplikasi ringan.
Mencegah dan mengatasi komplikasi diabetik adalah
salah satu hal penting dalam pengelolaan diabetes. Informasi mengenai
komplikasi yang mungkin muncul menyertai diabetes sangat penting disampaikan
kepada penderita dan keluarganya agar dapat melakukan antisipasi seperlunya. Disamping
itu, apoteker juga dapat terlibat langsung dalam tindakan-tindakanpencegahan
dan pengendalian komplikasi yang muncul.
Menjawab
pertanyaan penderita dan keluarga mengenai DM
Seorang apoteker dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
penderita dan keluarganya tentang segala hal menyangkut diabetes dan
pengelolaannya, sesuai dengan kompetensinya, misalnya tentang penyebab penyakit
dan bagaimana gejala-gejala yang harus diwaspadai, tentang berbagai pemeriksaan
diagnostik yang harus dilakukan, hal-hal apa yang harus dihindari untuk
mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit, tentang terapi obat dan efek
samping obat, tentang komplikasi dan pencegahannya, sampai pada perawatan kaki,
kulit, mulut dan gigi dan lain sebagainya.
Memberikan
Pendidikan dan Konseling
Tujuan pendidikan kepada pasien adalah untuk
memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada pasien untuk berpartisipasi dalam
pengobatannya. Penelitian menunjukkan bahwa pasien yang tidak pernah mendapat
pendidikan mengenai diabetes, resiko untuk komplikasi major meningkat 4 kali
lipat. Berikut ini adalah materi inti untuk pendidikan yang komprehensif yang dapat
diberikan kepada pasien diabetes (Sumber: National Standard for diabetes
self-management education, Diabetes Care 2005)
o
Definisi diabetes, proses penyakit, dan
pilihan pengobatan
o
Terapi nutrisi
o
Aktivitas fisik
o
Penggunaan obat
o
Memonitor kadar gula sendiri
o
Mencegah, mendeteksi, dan mengobati
komplikasi-komplikasi akut dan kronis
o
Target untuk mencapai hidup sehat
o
Menyesuaikan sendiri perawatan dalam
kehidupan sehari-hari (problem solving)
o
Penyesuaian psikososial dalam kehidupan
sehari-hari
Pendidikan
kepada pasien dapat diberikan dalam 3 tahap:
v Tahap
I :
Segera dilaksanakan setelah pasien di diagnosa dengan DM sehingga dapat
membantu mengatasi kebingungan, syok, terkejut dan lain sebagainya. Apoteker
berusaha membantu pasien memahami dan menerima diagnosis.
v Tahap
II :
Memberikan informasi yang lebih dalam, dengan berfokus pada masalah yang telah
teridentifikasi sewaktu menilai pasien (misalnya peripheral neuropathy) dan
hal-hal lain yang mungkin dapat diantisipasi ( misalnya mengatasi reaksi hipoglikemi).
Kegunaan dan cara minum obat yang benar (misalnya obat hipoglikemik oral, obat
antidislipidemia, obat antihipertensi, aspirin) harus dijelaskan
v Tahap
III :
Memberikan pendidikan berkelanjutan untuk menekankan konsep, meningkatkan dan
menjaga motivasi , dan berupaya agar pasien dapat mengurus dirinya dan peduli
terhadap kesehatannya Catatan: diperlukan pendekatan tim ahli kesehatan
dalam pendidikan kepada pasien diabetes. Pengetahuan yang diperoleh apoteker
dari etiologi, patofisiologi, terapi obat dan non-obat untuk diabetes dapat
digunanakan untuk pendidikan kepada pasien dengan bahasa yang disesuaikan untuk
awam. Konseling dalam penatalaksanaan diabetes sangat penting sebab diabetes
merupakan penyakit yang sangat erat hubungannya dengan gaya hidup. Konseling
diberikan kepada penderita untuk mendapatkan hasil penatalaksanaan diabetes
yang maksimal. Keberhasilan penatalaksanaan diabetes sangat bergantung pada
kerja sama penderita dan keluarganya dengan petugas kesehatan. Kepatuhan
penderita terhadap program penatalaksanaan sangat bergantung pada tingkat
pemahamannya tentang penyakit tersebut. Penderita DM yang memiliki pengetahuan
yang cukuptentang DM umumnya dapat mengendalikan perilakunya sehingga dapat mencapai
kualitas hidup yang lebih baik.
Secara
umum, tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dengan memberikan penyuluhan
atau konseling kepada penderita diabetes dan keluarganya antara lain:
1. Agar
penderita DM memiliki harapan hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang
optimal. Kualitas hidup sudah merupakan keniscayaan. Seseorang yang dapat
bertahan hidup tetapi dengan kualitas hidup yang rendah, akan menggangggu
kebahagiaan dan ketenangan keluarga.
2. Untuk
membantu penderita DM agar dapat merawat dirinya sendiri, sehingga komplikasi
yang mungkin timbul dapat diminimalkan, selain itu juga agar jumlah hari sakit
dapat ditekan.
3. Agar
penderita DM dapat berfungsi dan berperan optimal dalam masyarakat
4. Agar
penderita DM dapat lebih produktif dan bermanfaat
5. Untuk
menekan biaya perawatan, baik yang dikeluarkan secara pribadi, keluarga ataupun
negara. Segala informasi yang dianggap perlu untuk meningkatkan kepatuhan dan kerjasama
penderita dan keluarganya terhadap program penatalaksanaan diabetes dapat
disampaikan dalam konseling. Namun dalam penyampaiannya harus mempertimbangkan
kondisi penderita, baik kondisi pengetahuan, kondisi fisik, maupun kondisi
psikologisnya.
No comments:
Post a Comment