ULKUS DEKUBITUS
A.Batasan
Ulkus dekubitus adalah suatu nekrosis seluler dan kerusakan vaskular
pada daerah tertentu karena tekanan pada dasar yang keras (terutama pada daerah
tubuh yang ada tonjolan/bengkak) (Damadipura dkk., 2008). Hal ini dikarenakan
pasien tidak sanggup untuk melakukan mobilisasi, kelainan neurologi, efek
sedasi berat, atau ketidak sanggupan bagian tubuh untuk mengubah posisi bagian
tubuh terhadap daerah yang tertekan untuk mengurangi tekanan. Lama kelamaan hal
ini akan menyebabkan terjadinya atropi otot atau jaringan lunak (Anonim, 2013).
B.Patofisiologi
Dengan adanya penekanan dari luar (seperti tempat tidur pasien, kursi
roda) terutama pada daerah yang terjadi luka (termasuk luka gesekkan) atau
benjolan, maka terjadilah peningkatan tekanan kapiler yang mengarah ke terjadinya
iskemia, iskemia memicu terjadinya inflamasi dan anoxia pada jaringan. Anoxia
pada jaringan menyebabkan terjadinya kematian sel, nekrosis dan ulserasi.
C.Diagnosa
Pada pemeriksaan klinis pasien dilakukan:
a.
Anamnesis
b.
Pemeriksaan fisik:
i.
Umum
ii.
Lokal: adanya tanda-tanda terjadinya tekanan yang lama
pada daerah tubuh yang luka/menonjol. Gejala yang timbul sesuai stadium/lama
proses penekanan:
Stadium
I : Hiperemi
Stadium II : Iskemi
Stadium III: Nekrosis
Stadium IV: Ulserasi
Lalu
dicari faktor yang menadasari terjadinya ulkus dekubitus seperti:
-
Adanya gangguan kesadaran pada pasien
-
Gangguan sensibilitas
-
Perawatan yang kurang baik
-
Malnutrisi
-
Anemia
Untuk
pemeriksaan laboratorium dilakukan cek darah lengkap
(Damadipura
dkk., 2008)
D.Penatalaksanaan
Hal pertama dalam terapi ulkus
dekubitus adalah mengurangi atau menghindarkan terjadinya paparan daerah yang
bengkak/luka terhadap tekanan pada dasar yang keras dapat dilakukan dengan cara
merubah posisi tidur setiap 2 jam atau alas tidur diganti dengan yang empuk.
Daerah yang terluka dan kulit sekitarnya harus dijaga untuk tetap bersih untuk
menghindari terjadinya infeksi/kontaminasi terhadap bakteri (Anonim, 2013).
Dilakukan juga koreksi kepada pasien
yang mengalami malnutrisi, anemia. (Anonim, 2013) Pasien juga diusahakan untuk
melakukan mobilisasi aktif guna menghindari terjadinya paparan yang terlalu
lama terhadap permukaan yang keras. Dapat dilakukan rawat luka atau debridement
bahkan amputasi jika dibutuhkan.Pada pasien post-op diharapkan jahitan dipertahankan
lebih lama, benang yang digunakan juga tahan lama dan monofilamen (Damadipura dkk.,
2008).
No comments:
Post a Comment