Friday, September 18, 2015

ANALISA ZAT PEMBAWA



ANALISA ZAT PEMBAWA
Zat pembawa dalam sediaan obat dapat digolongkan sebagai berikut :
  1. Pembawa Anorganik
Contoh : Bolus, Kalsium Karbonat, MgO, NaHCO3, Talkum
  1. Pembawa Organik
Contoh : Fruktosa, Glukosa, Laktosa, Sakarosa, Sorbitol, Amylum
  1. Dasar Salep
Contoh : Vaselin, Adep Lanae, Lanolin, Salep hidrofil, Salep lemak bulu domba            alkohol
  1. Larutan Pembawa
Contoh : Aseton , Etanol, Benzen, Kloroform, Eter, Asam asetat, Isopropanol, Metanol, Metilen klorida, Karbon tetra klorida, Air.

Pemisahan Zat Pembawa Anorganik :
Dalam pemeriksaan zat anorganik, 50 mg zat dipijarkan pada 6000 C pada keping krus porselen atau  spatula logam.
  • Dapat diamati bau, seperti bau caramel, bau amoniak, dll.
  • Pada sisa pijar diselidiki adanya kation dan anion anorganik
  • Pada sisa garam dari asam organik dan alkali tunggal biasanya terdapat garam karbonat dan gram alkali sulfat atau sulfit dari asam sulfonat
  • Asam oksalat terurai tanpa pengarangan
  • Bolus ( Aluminium silikat ) dan Talkum ( Magnesium silikat ) masing-masing menimbulkan sisa pijar yang tidak larut, juga dalam HCl pekat panas
  • Pada sisa pijar ditambah 4 – 5 bagian campuran Na2CO3 dan K2CO3 dalam krus nikel lalu dipijarkan 10 menit, ditambahkan HCl, selanjutnya dicari ion Aluminium dan Magnesium

Pemisahan Zat Pembawa Organik :
  • Zat pembawa karbohidrat dipisahkan dengan menggunakan etanol setelah terlebih dahulu diasamkan dengan asam tartrat
  • Amylum tidak dapat dipisahkan menggunakan etanol, karena dapat menimbulkan gumpalan yang mengganggu. Amylum dengan I2 berwarna biru kehitaman.
Identifikasi :
  • Reaksi Molish
Analisa percobaan pendahuluan terhadap monosakarida misalnya asam askorbat dan zat yang oleh hidrolisis atau oksidasi menjadi monosakarida dilakukan Reaksi Molish, caranya :
Dalam tabung reaksi 5 mg zat dilarutkan dalam air tambahkan 5 tetes larutan Naftol 3 % dalam  etanol, kemudian 2 ml asam sulfat pekat dialirkan melalui tepi tabung secara hati-hati. Diantara kedua lapisan terbentuk cincin ungu.
  • Percobaan Wohlk yang dimodifikasi
Sejumlah 50 mg zat dimasukkan kedalam wadah gelas 20 ml yang disekrup, lalu dilarutkan dalam 15 ml air. Wadah tersebut dipanaskan dipenangas air selama 5 menit dan setelah penambahan amoniak pekat ditutup dengan penutup karet          ( tidak ada udara ). Panaskan kembali dipenangas air 900 C ± 4 menit. Warna merah yang dengan penambahan HCl pekat berubah menjadi kuning menandakan adanya laktosa.
  • Pemeriksaan Sorbitol
Sejumlah 50 mg zat dilarutkan dalam 5 ml air, ditambahkan  1 – 2 ml larutan permanganat 6 % dan 5 tetes NaOH 3N, kemudian dipanaskan sebentar. Bila tidak terdapat Kalium Permanganat berlebih reaksi diulangi lagi dengan menambahkan sedikit larutan Kalium Permanganat. Kedalam 1 ml larutan ditambahkan 5 tetes larutan Naftol 3 % dalam etanol. Lalu hati-hati lapisi dengan penambahan asam sulfat pekat. Diantara kedua lapisan terbentuk warna ungu.
  • Percobabaan Fehling
Sampel pada tabung reaksi ditambahkan larutan Fehling A dan Fehling B kemudian dipanaskan. Terbentuknya endapan merah bata menunjukkan adanya glukosa.
Obat dalam Salep :
Beberapa dasar salep yang biasa dipergunakan dalam sediaan obat adalah :
  • Salep lemak bulu domba alkohol
Campuran antara vaselin 93,5 %, lemak bulu domba alkohol 6 %, setil stearil alkohol 0,5 %.
Identifikasi :
Memberikan reaksi positif pada pemeriksaan steroid menurut cara Liebermann – Buchard, yaitu terbentuk warna hijau zambrud.
  • Salep Hidrofil
Campuran vaselin 35 %, paraffin kental 35 %, setil stearil alkohol teremulsi 30 %
Identifikasi :
0,5 gram salep dan 25 ml etanol bebas air dipanaskan sampai mendidih lalu disaring. Filtrat diuapkan dan kepada sisanya ditambahkan 7 ml air dan 3 ml asam klorida encer. Campuran diuapkan  sampai tinggal setengahnya, dan sesudah dingin disaring. Pada penambahan larutan Barium Klorida 5 % terbentuk endapan kristalin putih.
  • Lanolin
Lemak bulu domba 65 %, paraffin kental 35 %, air 20 %
Identifikasi :
 Reaksi Liebermann – Buchard positif ( warna hijau zambrud )
  • Salep Poli etilen glikol
Polietilen glikol 300 dan polietilen glikol 1500 masing-masing 50 %
Identifikasi :
1 g salep dan 0,2 ml asam sufat pekat dipanaskan. Uap yang terbentuk disalurkan kedalam 1 ml larutan Raksa (II) klorida 5 % melalui pipa, terbentuk endapan putih

Larutan Pembawa :
Analisa larutan penbawa dilakukan dengan cara destilasi, sisanya diolah dengan cara pemisahan. Hasil destilasi ditentukan titik didihnya.

Pelarut
Titik Didih
Dietil eter
34 – 350 C
Metilen klorida
390 – 420 C
Aseton
550 – 570 C
Kloroform
590 – 620 C
Metanol
640 – 650 C
Karbon tetra klorida
760 – 770 C
Etanol
780 C
Isopropanol
810 – 830 C
Air
1000 C
Asam asetat
1180 – 1190 C

Tabel : Daftar titik didih beberapa pelarut yang digunakan sebagai pembawa

No comments:

Post a Comment