Monday, September 14, 2015

Valerian



Valerian


Akar valerian terdiri dari bagian di bawah tanah yang kering pada species Valeriana officinales (Valerianaceae), tumbuhan menahun yang di temukan di seluruh Eropa, bahan obat berasal dari tumbuhan yang ditanam maupun tumbuhan yang hidup liar dan dikeringkan secar hati-hati pada suhu yang rendah (<40°C) untuk meminimalisir dekomposisi konstituen. Preparat valerian telah digunakan secara luas sebagai obat herbal penenang untuk mengurangi ketegangan saraf, anxietas, dan insomnia. Valerian sangat terkenal selam Perang Dunia I, ketika itu digunakan untuk mencegah penyakit trauma tentara yang terlibat perang berkepanjangan. Obat itu memiliki sifat menenangkan dan sifat sedative yang ringan, tapi untuk aktifitas yang tinggi, akar valerian harus diambil yang masih segar dan dikeringkan secara hati-hati.
Senyawa aktif utama (mayor) yang biasanya diambil adalah ester epoksiiridoid yang disebut dengan Valepotriat(0.5-1.6%), yang komponen dasarnya adalah valtrat sekitar 80%. Valepotriat minor memiliki alcohol iridoid yang sama dengan valtrat, tapi berbeda pada pengesteran asamnya seperti isovaltrat atau berdasarkan reduksi iridoid terlihat pada didrovaltrat, dengan gugus ester yang bervariasi.
Asam yang ada dikarakterisasi dalam gugus senyawa utama isovalerat (3-metilbutirat)  dan asetat (sebagai valtrat, isovaltrat atau didrovaltrat), meskipun gugus diester lebih kompleks melibatkan asam 3-asetoksiisovalerat dan isovaleroksiisovalerat pada keseluruhan karakter. Selama proses pengeringan dan penyimpanan, beberapa kandungan valepotriat mungkin terdekomposisi oleh hidrolisis untuk membebaskan kualitas asam isovalerat, menghasilkan bau yang spesifik dan struktur seperti badrinal (dari valtrat) dan homobadrinal (dari isovaltrat).
Sample valerian yang sudah lama mungkin mengandung jumlah valepotriat yang sangat sedikit atau dapat diabaikan. Campuran standar valepotriat mengandung didrovaltrat 80%, valtrat 15% dan acevaltrat 5%, yang tersedia di beberapa Negara. Material ini biasanya diekstraksi dari akar spesies lain dari valeriana yang menghasilkan jumlah valepotriat yang lebih banyak dari V.officinalis contohnya: V.mexicana mengandung sekitar diatas 8% valepotriat. Beberapa spesies valeriana lainnya yang mengandung konstituen valerian yang sama biasanya digunakan pada bidang pengobatan termasuk V.wallichi (Valerian Indian) dan V.edulis (valerian mexican).
Meskipun dari informasi yang telah diberikan di atas, banyak pekerja yang percaya bahwa efek sedative dari valerian bukan karena valepotriat, yang biasanya tidak stabil dan tidak larut dalam air. Beberapa aktifitas sedative dikatakan muncul dari derivate seskiterpen seperti asam valerenat sekitar 0.3% dan asam valerenat ini terdapat kandungan minyak volatile 0.5-1.3% contohnya valeranon. Gama amino butirat acid (GABA) dan glutamin telah didentifikasikan dalam ekstrak larutan valerian dan telah dianjurkan untuk menambah sifat sedative. Beberapa iridoid berhubungan dengan alkaloid yang telah diisolasi dari akar valerian. Valepotriat valtrat dan didrovaltrat diketahui menjadi sitotoksik in vitro dan hal ini menyebabkan penggunaan valerian dilarang di masa depan. Kereaktifan gugus epoksida sepertinya bertanggungjawab pada sifat sitotoksik.



No comments:

Post a Comment