Valerian
Akar valerian terdiri dari bagian di bawah
tanah yang kering pada species Valeriana
officinales (Valerianaceae), tumbuhan menahun yang di temukan di seluruh
Eropa, bahan obat berasal dari tumbuhan yang ditanam maupun tumbuhan yang hidup
liar dan dikeringkan secar hati-hati pada suhu yang rendah (<40°C) untuk meminimalisir
dekomposisi konstituen. Preparat valerian telah digunakan secara luas sebagai
obat herbal penenang untuk mengurangi ketegangan saraf, anxietas, dan insomnia.
Valerian sangat terkenal selam Perang Dunia I, ketika itu digunakan untuk
mencegah penyakit trauma tentara yang terlibat perang berkepanjangan. Obat itu
memiliki sifat menenangkan dan sifat sedative yang ringan, tapi untuk aktifitas
yang tinggi, akar valerian harus diambil yang masih segar dan dikeringkan secara
hati-hati.
Senyawa aktif
utama (mayor) yang biasanya diambil adalah ester epoksiiridoid yang disebut
dengan Valepotriat(0.5-1.6%), yang komponen dasarnya adalah valtrat sekitar
80%. Valepotriat minor memiliki alcohol iridoid yang sama dengan valtrat, tapi
berbeda pada pengesteran asamnya seperti isovaltrat atau berdasarkan reduksi
iridoid terlihat pada didrovaltrat, dengan gugus ester yang bervariasi.
Asam yang ada
dikarakterisasi dalam gugus senyawa utama isovalerat (3-metilbutirat) dan asetat (sebagai valtrat, isovaltrat atau
didrovaltrat), meskipun gugus diester lebih kompleks melibatkan asam
3-asetoksiisovalerat dan isovaleroksiisovalerat pada keseluruhan karakter.
Selama proses pengeringan dan penyimpanan, beberapa kandungan valepotriat
mungkin terdekomposisi oleh hidrolisis untuk membebaskan kualitas asam
isovalerat, menghasilkan bau yang spesifik dan struktur seperti badrinal (dari
valtrat) dan homobadrinal (dari isovaltrat).
Sample
valerian yang sudah lama mungkin mengandung jumlah valepotriat yang sangat
sedikit atau dapat diabaikan. Campuran standar valepotriat mengandung
didrovaltrat 80%, valtrat 15% dan acevaltrat 5%, yang tersedia di beberapa
Negara. Material ini biasanya diekstraksi dari akar spesies lain dari valeriana
yang menghasilkan jumlah valepotriat yang lebih banyak dari V.officinalis
contohnya: V.mexicana mengandung sekitar diatas 8% valepotriat. Beberapa
spesies valeriana lainnya yang mengandung konstituen valerian yang sama
biasanya digunakan pada bidang pengobatan termasuk V.wallichi (Valerian Indian)
dan V.edulis (valerian mexican).
Meskipun dari
informasi yang telah diberikan di atas, banyak pekerja yang percaya bahwa efek
sedative dari valerian bukan karena valepotriat, yang biasanya tidak stabil dan
tidak larut dalam air. Beberapa aktifitas sedative dikatakan muncul dari
derivate seskiterpen seperti asam valerenat sekitar 0.3% dan asam valerenat ini
terdapat kandungan minyak volatile 0.5-1.3% contohnya valeranon. Gama amino
butirat acid (GABA) dan glutamin telah didentifikasikan dalam ekstrak larutan
valerian dan telah dianjurkan untuk menambah sifat sedative. Beberapa iridoid
berhubungan dengan alkaloid yang telah diisolasi dari akar valerian.
Valepotriat valtrat dan didrovaltrat diketahui menjadi sitotoksik in vitro dan
hal ini menyebabkan penggunaan valerian dilarang di masa depan. Kereaktifan
gugus epoksida sepertinya bertanggungjawab pada sifat sitotoksik.
No comments:
Post a Comment