Tuesday, September 8, 2015

pembuatan granul



  1. Granulasi Kering (slugging)
Disebut juga cara pencetakan ganda, oleh karena di dalam proses pembuatannya tidak memerlukan air dan pencetakan dilakukan berulang-ulang. Cara ini berlaku untuk zat khasiat  yang tidak stabil dengan adanya air atau panas dan sifatnya hidrofil sebab sifat yang demikian sangat menolong sewaktu pencetakan berlangsung, bila sifat ini kurang dipenuhi, disarankan untuk mencampurkannya dengan bahan pengisi yang memiliki sifat kohesif yang lebih besar.
Cara :
Setelah proses pencampuran bahan aktif dengan air atau dengan bahan pengisi lainnya, lalu dimasukkan ke dalam hopper dan dicetak dengan stempel dan mariks berukuran 2,18-2,5 cm atau lebih besar 1,875-3,4375 cm. Dengan cara ini pengisian campuran serbuk lebih mudah dan dapat diberikan tekanan besar pada pencetakan dan inilah yang dikenal dengan ‘slug’.
Granulasi slug, dimana campuran bahan  tersebut lalu dipaksakan melalui ayakan dengan ukuran yang sesuai sehingga terbentuk granul. Lalu dilakukan pencampuran granul dengan lubrikan yang sesuai (proses lubrikasi). Setelah itu dilakukan pencetakan, dimana campuran tersebut dicetak menjadi tablet dengan menggunakan stempel dan matriks yang sesuai dengan bobot tablet yang diinginkan.
  1. Granulsi Basah
Cara ini merupakan cara yang paling umum sebab hamper semua jenis zat khasiat dapat diproses secara granulasi basah. Granulasi basah di dalam proses pembuatan granulnya mempergunakan larutan bahan pengikat dalam air seperti mucilage CMC, gom arab, gelatin, pasta pati, dll. Tablet yang dihasilkan secara granulasi basah umumnya lebih kompak dan lebih keras dibandingkan secara cetak langsung.
Cara :
Setelah digunakan penimbangan bahan dan pencampuran bahan-bahan yang digunakan, dilakukan granulasi yaitu campuran serbuk dibasahi dengan larutan bahan pengikat sampai diperoleh distribusi bahan pengikat yang homogen, yang ditandai dengan campuran dapat dikepal seperti salju, yang bila kepalan ditekan akan pecah dalam distribusi ukuran partikel granul yang merata.Lalu adonan tersebut diayak sehingga diperoleh granul dengan ukuran merata dan kompak (disebut Pengayakan massa basah).
Granul kemudian dikeringkan di dalam lemari pengering dengan suhu pengeringan 50 – 60 oC. Lalu dilakukan pencampuran granul dengan lubrikan yang sesuai (proses lubrikasi). Setelah itu dilakukan pencetakan, dimana campuran tersebut dicetak menjadi tablet dengan menggunakan stempel dan matriks yang sesuai dengan bobot tablet yang diinginkan.
  1. Granulasi Dasar
Tahap pengerjaan sama seperti granulasi basah pada umumnya hanya pada cara granulasi dasar, zat khasiat tidak dicampurkan bersama bahan pengisi dan bahan penghancur dalam tetapi ditambahkan sebagai ‘fines’ kedalam granul kering bersama dengan bahan penghancur luar dan lubrikan.



Pembuatan Granul metaoda granulasi basah
1.      Siapkan alat dan timbang semua bahan yang diperlukan.
2.      Bersihkan lumping dan stamfer.
3.      Lakukan penghalusan Papaverin dalam lumping dengan cara menggerusnya.
4.      Buat Pasta NaCMC dengan cara :
Timbang NaCMC 4 gram dan ditambahkan 50 ml air panas, diamkan hingga mengembang, aduk homogen.
5.      Lakukan pembuatan granulasi basah
Ke dalam lumpang yang berisi Papaverin yang telah diggerus, tambahkan amprotab (2 g), lalu amylum 5 % gerus hingga homogeny. Setelah itu baru tambahkan pasta NaCMC sedikit demi sedikit sampai terbentuk adonan yang bias dikepal.
6.      Lewatkan pada ayakan mesh No. 12 kemudian keringkan pada suhu 50 – 60 oC selama 8 – 12 jam.

No comments:

Post a Comment