Saturday, September 12, 2015

Peranan Biofarmasi Dalam CPOB

CPOB :
  • aspek Brain Ware [ personalia ]
  • aspek Soft Ware [ perangkat lunak ] administrasi, dokumentasi, prosedur     tetap [ protap ] dan validasi.  
  • aspek Hard Ware [ perangkat keras ] bangunan, peralatan, sanitasi, lingkungan kerja

Biofarmasi adalah suatu studi yang mempelajari pengaruh daripada formulasi terhadap terapinya ;
       1. Sifat obat [ ester, garam , complek dst ]
       2. Keadaan fisik ; ukuran partikel, luas permukaan, polimorfisa, memutar       bidang polarisasi dst.
       3. Ada tidaknya zat tambahan / pembantu
       4. Bentuk sediaan obat [ dosage form ]
       5. Proses pembuatan sediaan obat
catatan : - beda bentuk sediaan pada route yang sama
                - bentuk sediaan sama, isi sama tapi pabrik berbeda
             - Beda batch pada suatu pabrik yang sama
                                             


Biofarmasi : Ilmu yang menyelidiki pengaruh pembuatan sediaan obat atas kegiatan terapetiknya.
                   
Farmaceutical Availability = ketersediaan Farmasetik
Ukuran bagian zat aktif yang dilepaskan dari bentuk obat yang diberikan dan ketersediaan zat aktif untuk proses absorbsi.
Bioavailability = ketersediaan hayatiAdalah prosentase obat yang diabsorbsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk melakukan efek yang sama.
Therapeutical Equivalent = kesetaraan terapetik Dua sediaan suatu obat , menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama, akibatnya memberi efek yang sama.
Catatan penting / kasus
1. Prednison
    Disolusi yang terlalu lambat dapat mengakibatkan tablet Prednison kehilangan daya terapinya sama sekali.
    USP XVIII, tablet : Disolution rate, T 60% tidak boleh melawati 20 menit.
2.Tolbutamid
   Perbedaan kadar veegum dalam tablet Tolbutamid terbukti berpengaruh terhadap efek klinisnya pada hal veegum hanya berfungsi sebagai bahan pembantu dan selama ini dianggap sebagai bahan  “ inert “.Tablet Tolbutamid mengandung masing masing 500 mg, dengan berbeda jumlah  veegumnya sebagai disintegratornya
    ternyata menghasilkan kadar dalam darahnya berbeda sekali, walaupun sama sama memenuhi USP.
3.Diphenylhidantoin
Sewaktu bahan pembantu dalam tablet Diphenylhidantoin dirubah, dimana Calcium sulfat diganti dengan laktosa,
terdapat gejala toksikasi pada banyak pasien , karena ternyata bahwa absorbsi menjadi lebih besar.
4. Chloramphenicol   
    Suatu laporan menunjukkan bahwa beberapa merk kapsul Chloramphenicol ternyata memberikan Blood level yang sangat bervariasi ,yaitu diantara 2 ug / ml sampai 10 mg / ml . Pada thn 1968 FDA memerintahkan  penarikan jutaan kapsul
    Chloramphenicol yang dihasilkan oleh beberapa produsen dan telah beredar di pasaran. Alasannya blood level maupun urine level dari pada sediaan tsb dianggap tidak memenuhi syarat.Chloramphenicol palmitat menunjukkan
3 bentuk kristal dan satu bentuk amorf. Bentuk alfa secara biologis aktif, yang lain tidak aktif. Chloramphenicol stearat ada juga yang bentuk kristal dan bentuk amorf . Bentuk kristal tidak aktif.
5. Tetracyclin HCl
     Pernah diperiksa 3 macam merk kapsul Tetracyclin HCl dan diantaranya menghasilkan urine level yang berbeda jauh dari yang ketiga. Berapa laporan lain juga menunjukkan adanya perbedaan blood level  yang cukup besar diantara beberapa merk Tetracylin.
6. Oxytetracyclin
    Bulan Desember 1969, FDA memerintahkan recall terhadap 40 juta kapsul Oxytetracyclin yang beredar di
    Amerika Serikat yang dihasilkan oleh 8 pabrik, karena ternyata memberikan blood level yang terlalu rendah.
7. Ampicillin
     Ampicillin anhydrat secara biologis lebih aktif dari bentuk trihydrat jika diberikan dalam bentuk oral.[ ada juga publikasi yang menolak]
8. Nitrofurantoin
            Side efek yang terdapat pada pemakaian obat ini,berupa gangguan lambung dapat dikurangi dengan memberikannya dalam bentuk kapsul yang diisi dengan partikel yang lebih kasar, sehingga absorbsinya perlambat
9. Griseofulvin
            Perbedaan ukuran partikel yang digunakan akan dapat menyebabkan    perbedaan besar terhadap absorbsi
10. Chlorpromazin
            Penambahan Tween 80 diatas titik CMC nya, pada sediaan larutannya menyebebkan berkurangnya absorbsi dari Chlorpromazin. Ini terjadi karena Chlorpromazin terikat dalam Misel. 

Bahan bahan pembantu yang dapat mempengaruhi terhadap efek terapi obat ;
1. Veegum pada tablet Tolbutamid
2. CMC Na, bisa membentuk komplek dengan Ampicillin
3. PEG 4000, bisa membentuk komplek dengan Phenobarbital
4. Amylum, dapat mempercepat disololusi tablet.
Kecepatan absorbsi obat dapat dipengaruhi oleh bentuk sediaan dengan urutan sbb ;
Injeksi……. Larutan……. Emulsi …….Soft elastic capsul ……. … Suspensi …..Serbuk…… Hard capsul…….Tablet…..
…….Coated tablet.
Setelah melakukan Dissolution test, harus diteruskan dengan absorbsion test. Obat mungkin saja baik isolusinya ada juga kemungkinan tidak diserap dengan baik. Kalau ingin lebih sempurna dilakukan Clinical trial.[ uji klinis ].    

No comments:

Post a Comment