Komplikasi
terapi antibiotika
1.
Hipersensitivitas
Penisilin; menimbulkan urtikaria sampai syok anafilaktik.
2.
Toksisitas langsung
Kadar AM yang tinggi dlm serum menyebabkan
toksisitas secara seluler yang mempengaruhi tubuh pasien secara langsung
3.
Superinfeksi
Terapi obat terutama dengan spektrum luas atau
kombinasi dapat merubah flora normal sal. nafas atas, GIT dan sal.urin shg
timbul pertumbuhan MO yang berlebihan terutama jamur atau bakteri yang
resisten.
Dalam
pemberian antibiotika kepada pasien, harus diperhatikan hal-hal berikut :
1.
Sistem imun, terganggunya sistem imun akan mempengaruhi pemberian dosis
dan lama pengobatan infeksi.
Mis. Infeksi HIV, alkoholisme, Diabetes, malnutrisi,
manula.
2.
Gangguan fungsi ginjal
Fungsi ginjal yang buruk (10%, atau kurang dari
normal) akan mempengaruhi eliminasi antibiotika dari tubuh, sehingga
antibiotika akan terakumulasi yang mungkin efek samping dan toksisitas makin tinggi. Untuk ini perlu
dilakukan pengontrolan dosis.
3.
Gangguan fungsi hati
Perlu perhatian dalam pemberian antibiotika yang
dieliminasi atau dimetabolisme melalui hati bagi penderita yang mempunyai
gangguan hati.
4.
Perfusi yang jelek
Menurunnya sirkulasi pada bgn bawah anggota tubuh
pasien diabetes, menurunkan jumlah antibiotika yang mencapai daerah tersebut
sehingga infeksi sulit diobati.
5.
Kehamilan
Karena umumnya AB mudah melewati plasenta, maka
perlu hati-hati dalam pemberian AB yang bersifat embriotoksik dan teratogenik.
6.
Laktasi
Harus hati-hati pemberian AB pada ibu menyusui,
sebab dosis total AB pada bayi yang terminum melalui ASI dapat menimbul-kan
masalah.
7.
Umur
Hati-hati pemberian AB pada
neonatus dan anak-anak
Neonatus, sistem enzim dan fungsi beberapa organ
belum sempurna untuk memetabolisme dan mengeliminasi AB
Anak-anak hindari pemberian tetrasiklin karena
mempengaruhi pertumbuhan tulang dan gigi.
No comments:
Post a Comment