Wednesday, September 9, 2015

ANALISA KASUS KEMATIAN MUNIR



Gambaran Umum Kasus
Hasil otopsi jenazah aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir menunjukkan ada kandungan arsenik (bahan berbahaya dan beracun) di lambung, darah dan urin yang berlebihan. Selain itu, di dalam darah Munir ditemukan zat-zat berupa arsenik, paracetamol, metoclopramide, diazepam dan mefenamic acid. Konsentrasi arsenik dalam darah cukup tinggi dan fatal.

Anamnesa Korban
Munir diketahui terkonsumsi arsen dalam dosis yang mematikan. Dengan gejala awal keracunan arsen reaksinya adalah nyeri perut, diikuti mual, pusing, diare, nyeri lambung, dan dehidrasi. Berdasarkan keterangan saksi, Munir menunjukkan gejala keracunan setelah mengkonsumsi minuman yang diberikan di pesawat. Diperkirakan Munir diracuni pada pesawat penerbangan Jakarta-Singapura.

Kronologi kasus kematian Munir
Berikut ini kronologi kasus kematian mantan koordinator “Kontras” :
  • 6 September 2004 Pukul 21.55 WIB
              Munir berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Amsterdam. Dari Jakarta kemudian transit di Bandara Changi, Singapura. Ia menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 974 jenis pesawat Boeing 747-400 dengan kapasitas penumpang sekitar 380 orang.
  • 7 September 2004
              Tiba di Bandara Changi untuk transit sekitar pukul 00.40 waktu setempat.
  • 7 September 2004
             Berangkat kembali ke Amsterdam menggunakan pesawat yang sama sekitar pukul 01.50 waktu setempat.
    Sebelumnya ia berkenalan dengan dr. Tarmizi Hakim, ahli bedah jantung dari Rumah Sakit Jantung dan pembuluh darah Harapan di pintu pemeriksaan.
Setelah berbincang dua sampai tiga menit mereka berpisah. Tarmizi      masuk lewat pintu depan di nomor 1E kelas bisnis sedangkan Munir lewat pintu belakang duduk satu barisan dengan dokter tersebut di nomor 40 kelas ekonomi.
 Tiga jam penerbangan kemudian Munir mengeluhkan sakit perut dan badannya lemas. Ia meminta pramugari mencari dr. Tarmizi untuk menolongnya. Sebelumnya ia telah enam kali muntah berak dan bolak-balik ke toilet. Tarmizi bangun dan menolong Munir dan memberikan obat untuk menghentikan muntahnya. Namun tak berhasil. Sehabis makan obat, Munir kembali ke toilet. Setidaknya dua kali dia muntah setelah makan obat.
          Munir kemudian mulai tenang dan minta tidur di lantai dekat toilet. Dia sempat diberikan teh manis campur garam dan air putih campur garam. Kemudian dr. Tarmizi juga memberikan obat penenang dengan dosis ringan.
  • Sekitar pukul 6 waktu setempat.
              Dr. Tarmizi bangun dan sempat menanyakan kondisi Munir. Pramugari yang ditanya mengatakan kondisi Munir baik-baik saja. Munir sudah pindah tidur dari dekat toilet ke kursi nomor empat. Setelah dr. Tarmizi selesai makan, pramugari memintanya mencek kondisi Munir karena tidak ada reaksi. Setelah diperiksa ternyata Munir telah menghembuskan nafasnya.
  • Pukul 08.10 waktu Amsterdam
              Pesawat mendarat di Bandara Schipoll. Polisi dan dokter memeriksa jenazah Munir. dr. Tarmizi diinterogasi di Bandara.
  • 11 September 2004
             Jenazah Munir tiba Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh pada Sabtu (11/9) tepat pukul 21.10. Jenazah almarhum dan rombongan pengantar diangkut dengan Boeing 737 Merpati MZ-3300.
  • 12 September 2004
            Jenazah Munir, dimakamkan di Taman Pemakaman Umum, Kota Batu, Minggu (12/9). Isak tangis, sedih dan haru ribuan pelayat mewarnai prosesi pemakaman mulai dari rumah duka di Jalan Diponegoro hingga ke pemakaman yang berjarak sekitar 2 km.
           
    Suciwati, istri Munir meminta hasil otopsi terhadap jenazah almarhum. Dia datang bersama Smita Nososusanto, Emmy Hafizd, Usman Hamid dan Bini Buchori. Pihak kepolisian menyatakan dalam tubuh Munir terkandung zat arsenik yang melampui batas normal.
  • 17 November 2004
            Kontras, Suciwati dan tim kepolisian akan berangkat ke Belanda meminta akta otentik otopsi terhadap jenazah Munir.

Hasil fisum jenazah korban
Terdapat tiga keterangan ahli mengenai hasil fisum ini, yaitu :
A. Keterangan ahli toksikologi lusthof yang menandatangani keterangan autopsi:
1.di dalam darah Munir ditemukan zat-zat berupa arsenik, paracetamol,        metoclopramide, diazepam dan mefenamic acid. Tidak terlihat adanya
            alkohol dalam urin dan darah. Konsentrasi arsenik dalam darah cukup
tinggi. Di dalam darah terdapat dosis arsenik yang cukup fatal.
        2. meninggal Munir dapat dikatakan sebagai akibat keracunan arsenik.
        3. tidak dapat ditentukan kapan dosis arsenic yang fatal itu diminum ataupun diberikan.
        4. bentuk kimiawi dimana arsenik itu diminum atau diberikan bukanlah
            merupakan suatu bukti yang menentukan.
        5. akan diadakan pemeriksaan lanjutan mengenai zat-zat yang ada di dalam
            lambung secara organik-kimiawi. Juga akan diadakan pemeriksaan yang
            lebih teliti mengenai konsentrasi arsenik tersebut. Bersama ini akan
           dibuat laporan pelengkap.
B. Keterangan ahli toksikologi dari Puslabfor Mabes Polri AKBP Addy Qurresman:
        1. memastikan penyebab kematian pejuang HAM Munir karena keracunan
            arsenik akut. (AKUT lhoh, bukan KRONIS)karena hasil pemeriksaan tim di
            Belanda menunjukkan lambung, darah, dan urine menunjukan kadar yang
            tinggi.
       2. ditemukan 460 miligram per liter konsentrasi cairan dalam lambung
           Munir dan 82,8 miligram per liter adalah arsen. "82,8 ini mendekati
           nilai fatal bila masuk ke dalam tubuh manusia. Kita tidak tahu in
           take-nya berapa tetapi bisa DIPASTIKAN masuknya lewat oral, bisa makanan
           atau minuman.
      3. Arsen paling cepat bereaksi setengah sampai satu jam. Paling lambat
          tiga sampai empat jam tergantung kondisi fisik dan aktivitas yang
          dilakukan. Bila dia bergerak, reaksi akan lebih cepat. Tetapi bila duduk
          tentu saja lebih lambat
      4. Gejala awal keracunan arsen reaksinya adalah nyeri perut, diikuti
          mual, pusing, diare, nyeri lambung, dan dehidrasi.
      5. Tim dari Belanda tidak bisa menerangkan kapan arsen mulai dikonsumsi
          Munir. Itu terjadi karena senyawa awalnya tidak diketahui cair atau
          padat. Kalau kita ketahui senyawa awalnya, dapat ditentukan kapan
          waktunya dan kita juga memiliki keterbatasan sampel yang dimiliki.
C. Keterangan ahli racun Universitas Indonesia, Ridla Bakri, dan ahli forensik, Budi        Sampurno:
      1. kandungan arsenik dalam tubuh Munir sangat tinggi. Darah Munir
          mengandung 3,1 miligram per liter arsenik (padahal, kadar minimal 0,1
         miligram per liter) dan di dalam urine terkandung 4,8 miligram per liter
         arsenik (padahal, kadar minimal 0,3 miligram per liter).
     2. Tingginya kadar racun dalam tubuh Munir, kata Ridla, juga terlihat
         dari masih didapatinya arsenik dalam darah. Padahal, normalnya arsenik
         akan hilang/ tidak terdeteksi setengah jam setelah peracunan, katanya.
     3. Ridla memperkirakan arsen yang diberikan kepada Munir berupa serbuk
         putih yang dicampur ke dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi korban.
        Cara itu paling mudah karena serbuk arsenik tak akan menimbulkan rasa
        dan bau jika dicampur makanan dan minuman.
    4. Sementara itu, Budi Sampurno mengatakan, gejala pertama keracunan
        arsen muncul paling cepat 10 menit dan paling lama 90 menit setelah
        masuk ke dalam tubuh. Reaksi rata-rata berkisar antara setengah hingga satu jam.
    5. Berdasarkan informasi tersebut, Ridla memperkirakan bahwa racun
        tersebut diberikan dalam penerbangan Jakarta-Singapura atau Bandara Changi,             Singapura, saat pesawat transit.
    6. Berdasarkan diskusi dengan para ahli di Belanda, arsenik tidak mungkin             diberikan di Jakarta. Di Changi, Munir katanya sudah mulas-mulas. Dan pada saat boarding di Singapura, beliau juga sudah minta obat, kata dia. Jadi, menurut Ridla, racun diberikan dalam penerbangan Jakarta-Singapura.

Sejarah Arsen
Seorang ahli kimia Albert Magnus berhasil mengisolasi elemen mematikan yang diberi nama arsen, pada tahun 1250. Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia yang dalam tabel periodik --tampilan unsur kimia berbentuk tabel, yang diatur sesuai struktur elektron-- memiliki simbol As dan nomor atom 33. Arsenik adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk senyawa terpopuler, yaitu :
  • Arsenik trioksida (As2O3). Senyawa ini kerap disebut sebagai arsenikum. Bentuk aslinya bubuk putih yang mudah larut, utamanya dalam air panas. Karena itu, arsenik trioksida paling cocok dicampurkan ke dalam kopi.
  • Arsenik triklorida (AsCl3). Bentuknya menyerupai minyak dengan warnanya yang kuning. Senyawa ini jarang dipakai karena daya peracunannya relatif rendah. Di samping itu, penggunaannya pun susah karena harus dicampur ke dalam sesuatu yang berminyak.
  • Arsin (AsH3). Merupakan bentuk arsenik paling beracun. Wujudnya gas dan sering dipakai sebagai senjata kimia di dalam perang modern.
    Jika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, dengan bau seperti bawang putih. Arsenik dan beberapa senyawa arsenik dapat langsung berubah dari padat menjadi gas, tanpa terlebih dulu menjadi cairan.

Farmakokinetik dan Farmakodinamik Arsen
Farmakokinetik
  1. Absorpsi
Arsen diabsorpsi melalui saluran cerna.
  1. Distribusi
  • Tergantung dari lama pemberian dan jenis arsen
  • Melewati sawar plasenta
  • Sebagian besar disimpan dalam hati, ginjal, jantung, paru, dan kadar As yang tinggi ditemukan dalam rambut dan kuku.
  • Pengendapan dalam rambut dimulai 2 minggu setelah pemberian, dan As tetap utuh pada tempat ini selama bertahun-tahun.
  • Arsen juga diendapkan dalam tulang dan gigi untuk waktu yang lama.
  1. Metabolisme
  • Dimetabolisme di hati dan ginjal
  • Arsen trivalent sebagian dioksidasi dalam tubuh menjadi bentuk pentavalen, dan sebagian mengalami metilasi.
  1. Ekskresi
  • Diekskresi melalui feses, urin (sebagian besar), keringat, ASI, rambut, kulit dan paru.
  • Masa paruh untuk ekskresi As dalam urin adalah 3-5 hari.

Farmakodinamik
-       Mekanisme kerja
      - Berikatan dengan gugus sulfhidril, sehingga fungsi enzim pada jaringan            tubuh akan terganggu kerjanya.
      - Berikatan dengan enzim pada siklus Kreb, sehingga proses oksidasi fosporilasi tidak terjadi.
      - Efek langsung pada jaringan yang terkena, yang menyebabkan kematian (nekrosis) pada lambung, saluran pencernaan, kerusakan pembuluh darah, perubahan degenerasi pada hati dan ginjal.
2.   Penggunaan
      - Digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg.
         Dalam jangka panjang, penggunaan  tonikun ini ternyata telah menyebabkan timbulnya gejala intoksikasi arsen kronis.
      - Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat lain yang lebih aman.
      - Arsen dalam dosis kecil sampai saat ini juga masih digunakan sebagai obat pada resep homeopathi.
3.   Dosis
      - Arsen (As2O3) memiliki dosis lethal 120-200 mg.
      - Dalam dosis sekecil ini (satu kapsul sedang, 200 mg), sejumlah 1,610 x 10 ~ 18 molekul racun tersebar melalui darah ke seluruh tubuh dan menyebabkan kematian.
4. Toksisitas
      - Sistem kardiovaskular
·         Dosis kecil As anorganik menyebabkan vasodilatasi ringan
·         Dosis besar menyebabkan dilatasi kapiler dan meninngkatnya permeabilitas kapiler yang paling nyata sehingga menyebabkan transudasi plasma dan penurunan volume intravascular.
·         Kerusakan miokard dan hipotensi muncul kemudian.
- Saluran cerna
-          Dosis kecil : hyperemia splanik ringan
-          Dosis besar : transudasi kapiler plasma, yang menimbulkan vesikel pada mukosa saluran cerna.
            - Ginjal
-          Menyebabkan kerusakan pembuluh kappilerginjal, tubuli dan glomeruli.
-          Terjadi berbagai tingkat nekrosis tubular dan degenerasi, oliguria disertai proteinuria, hematuria, dan silinderuria.
            - Kulit
-          Secara akut mengakibatkan nekrosis dan pengelupasan kulit
-          Dosis rendah yang termakan secara kronik menyebabkan vasodilatasi kulit, hyperkeratosis, terutama pada telapak tangan dan kulit, hiperpigmentasi pada tubuh, kaki dan tangan. Akhirnya menyebabkan knaker kulit.
            - Sistem saraf
-          Kronis menyebabkan neuritis perifer.
-          Pada kasus berat  medulla spinalis bias terkena.
            - Darah
-          Mempengaruhi sumsum tulang dan mengubah komposisi sel darah
-          Anemia dan leukemia ringan sampai moderat, eosinofilia.
            - Hati
-          Sangat toksik terhadap hati dan menyebabkan infiltrasi lemak, nekrosis sentral dan sirosis hepatitis.
            - Karsinogenesis dan teratogenesis
-          Arsen menyebabkan putusnya kromosom pada kultur leukosit manusia dan bersifat teratogenik pada hamster.
-          Pengguna air minum yang mengandung As secara kronik merupakan predisposisi terjadinya karsinoma skuamosa intraepidermis dan karsinoma basalis.
-          Penyebab kanker kulit
-          Polusi logam yang menagndung As menyebabkan kanker paru
Model Farmakokinetik arsen yaitu Model Kompartemen dua, karena arsen terlebih dahulu masuk ke organ-organ penting seperti sal. Cerna, hati, ginjal. T ½ arsen adalah 3-5 hari, artinya kadar obat dalam tubuh menjadi setengahnya pada rentang waktu tersebut.

Keracunan Arsen Akut
Gejala awal keracunan akut yaitu : rasa tidak enak dalam perut, bibir rasa terbakar, penyempitan tenggorokan dan susah menelan, disusul oleh nmyeri lambung hebat, muntah proyektil dan diare hebat. Gejala lainnya ialah oliguria, proteinuria, hematuria, dan anuria. Dengan pengobabtan yang tepat yang cepat penderita dapat bertahan melewati fase akut dengan gejala sisa neuropati serta gangguan lainnya. Pernah dilaporkan terhadap 57 pasien, 37 mengalami neuropati perifer dan 5 orang mengalami ensefalopati.

Keracunan Arsen Kronis
Tanda dininya adalah kelemahan dan nyeri otot, pigmentasi kulit, hyperkeratosis dan udem. Gejala lain adalah napas dan keringat bau bawang putih, hipersalivasi, hiperhidrosis, stomatilis, coryza, lakrimasi, parestesia, gatal dermatitis, vitiligo, dan alopesia. Dapat pula terjadi hepatomegali, obstruksi saluran empedu, gangguan fungsi ginjal, neuritis perifer, ensefalopati dan kerusakan sumsum tulang.

Pengobatan Keracunan Arsen
Langkah utama pada pengobatab keracunan akut adalah mengoreksi volume cairan intravascular, untuk memperbaiki hipotensi diperlukan cairan infuse dengan obat menaikkan tekanan darah seperti Dopamin, terapi kelasi dimulai dengan dimerkaprol 3 mg/kgBB IM tiap 4 jam sampai gejala abdominal reda. Pengobatan dilanjutkan  dengan penisilamin 4 x 250 mg/hari oral selama 4 hari berikutnya.
Keracunan As kronis dap[at diobati dengan Dimerkaprol dan Penisilamin peroral, dialisis ginjal diperlukan pada nefropati arsen berat. Keberhasilan dengan cara dialisis ini pernah dilaporkan.

Identifikasi Arsen

Arsen dapat diidentifikasi dengan menggunakan zat uji Marsh.Tepat pada 1832 James Marsh berhasil mendeteksi arsenik. Sejak itu, misteri pembunuhan politik atau perebutan harta warisan dengan unsur arsenik, mulai menurun. Dan untuk menghargai jasa James Marsh, uji deteksi arsenik tadi dinamakan Uji Marsh.
Bagaimana logika kerja Uji Marsh? Dalam Uji Marsh diperlukan larutan asam sulfat (H2SO4) dan padatan seng (Zn). Campuran keduanya kemudian menghasilkan gas hidrogen (H2). Jika arsen oksida terdapat dalam sampel, arsen oksida akan bereaksi dengan gas hidrogen yang membentuk gas beracun arsin (AsH3). Jika dipanaskan, gas arsin akan terurai menjadi uap arsenik dan gas hidrogen.
Jika uap tadi mengandung unsur arsenik dan menyentuh ''cincin logam'' pada daerah dingin dalam tabung, maka akan timbul kilauan cahaya khas logam arsenik. Kilauan khas itulah yang dikenal dengan nama cermin arsenik (arsenic mirror). Bila arsenic mirror terlihat, sudah bisa dipastikan arsenik menjadi penyebab kematian.

Alasan Penggunaan Arsen sebagai Racun.
Ada beberapa alas an arsen digunakan sebagai racun yaitu :
1.            Arsen tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau sehingga mudah dicampurkan pada makanan atau minuman tanpa dicurigai korban.G
2.            Gejala keracunannya umumnya seperti muntaber, sehingga sering mengelabui keluarga dan dokter yang kurang berpengalaman dengan kasus peracunan jenis ini.
3.            Racun ini mudah didapat. Racun ini mudah diperoleh dalam berbagai bentuk seperti pestisida, racun tikus (warangan), racun semut, herbisida, obat-obatan homeopati, bahan cat, dan keramik.
Meski demikian, racun ini mudah terdeteksi. Pemeriksaan kualitatif dengan uji Reinsch dilanjutkan pemeriksaan kuantitatif dengan Spektrofotometry (GC/MS atau AAS) dapat mendeteksi racun itu. Sifatnya yang mudah berakumulasi pada jaringan keras seperti kuku dan rambut menyebabkan racun ini mudah terdeteksi bahkan pada korban yang sudah berupa kerangka sekalipun.
Selain itu  untuk mendeteksi Arsen jika sudah tercampur dengan air juga dapat dengan  peralatan AAS ( Absorbent Atomic Spectrocospis) atau dengan ICP (Ionic Couple Plasma) dengan alat ini dapat menganalisa arsen secara kualitatif dan kuantitatif. jika terdapat angka 0,01 mg/l berarti dalam 1 liter air tesebut terdapat 0,01 mg senyawa arsen.
Keracunan Arsen dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu : Menghisap atau kontak dengan debu persenyawaan Arsen organik, menghisap persenyawaan-persenyawaan arsen dan zat air, kontak dengan persenyawaan arsen organik.

Analisis Kasus dalam Segi Farmasi
Keracunan Arsen dapat dibedakan menjadi dua, berdasarkan dosis dan waktunya :
1.Keracunan arsen secara akut
            Terjadi jika arsen yang memasuki tubuh berdosis besar ( dosis sekitar 130-300 mg), sehingga gejala keracunannya segera muncul.
Gejala- gejala :
a). Saluran pencernaan : rasa terbakar di tenggorokan, sukar menelan, mual, muntah, diare serta rasa nyeri yang sangat pada perut.
b). Sistem kardiorespirasi : napas berbau bawang putih, kulit kebiruan (sianosis), sukar bernapas, hipotensi akibat peningkatan kebocoran pembuluh darah.
c). Sistem saraf : penurunan kesadaran, koma sampai kejang.
Adanya kerusakan ginjal secara akut, dehidrasi akibat muntah dan diare serta hemolisis darah dfapat menimbulkan shock yang fatal, dan jika tidak mendapatkan pertolongan yang sesuai dapat menyebabkan kematian mendadak.
2. Keracunan kronik
            Terjadi jika terpapar arsen dalam dosis kecil namun dalam jangka waktu yang lama (minimal 2-8 minggu)
Gejala-gejala umum :
Kelemahan dan nyeri otot, pigmentasi kulit, hi[perkeratosis, dan udem.
Gejala lain :
Napas dan keringat bau bawang putih, hipersalivasi, hiperhidrosis, stomatilis, coryza, lakrimasi, parestesia, gatal dermatitis, vitiligo, dan alopesia. Dapat pula terjadi hepatomegali, obstruksi saluran empedu, gangguan fungsi ginjal, neuritis perifer, ensefalopati dan kerusakan sumsum tulang.

Kemungkinan pemberian racun Arsen ada dua yaitu :
1. Single Lethal dose
     Yaitu pada pemberiannya, langsung pada dosis yang mematikan, sehingga hanya dengan sekali pemberian telah dapat menyebabkan kematian.
2. Multiple Smaller dose
     Yaitu diberkan pada dosis kecil secara kontinu, sehingga pada suatu saat jika diberikan dosis yang lebih besar dari biasanya dapat menyebabkan kematian.

Analisa kematian Munir yang disebabkan oleh keracunan arsen (akut atau kronis) ini diketahui dari :
1. Gejala yang timbul yaitu tiga jam penerbangan Singapura-Amsterdam Munir mengeluhkan sakit perut dan badannya lemas, sebelumnya ia telah enam kali muntah berak dan diare, serta dua kali muntah setelah makan obat penahan muntah.
Hal tersebut sesuai faktanya bahwa Arsen paling cepat bereaksi setengah sampai satu jam. Paling lambat tiga sampai empat jam tergantung kondisi fisik dan aktifitas yang dilakukan, jika duduk tentu saja semakin lambat.
Gejala yang dialami Munir yaitu nyeri perut, mual, pusing, diare, nyeri lambung, dan dehidrasi. Ini sesuai dengan gejala keracunan arsen akut
2. Kadar arsen yang sangat tinggi dalam tubuh Munir. Seharusnya kadar minimal arsen dalam darah 0,1 mg per liter dan di dalam urin kadar minimal 0,3 mg per liter. Sedangkan pada tubuh Munir ditemukan 460 mg per liter konsentrasi cairan dalam lambung Munir dan 82,8 mg per liter adalah arsen. 82,8 mg ini adalah nilai fatal bila masuk ke dalam tubuh manusia. Kita tidak tau in-take nya berapa tapi bias dipastikan masuknya lewat oral, bias melalui makanan atau minuman.
3. Ditemukannya arsen pada rambut. Hal ini dihubungkan dengan fakta bahwa pada rambut dan kuku, arsen harus dijumpai sesudah seminggu lebih dari saat memakan/meminumarsen (inilah keracunan kronis) (sumber : WHO, 2001). Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa arsen dapat dideteksi pada rambut dan kuku dalam jumlah signifikan hanya 30 jam setelah paparan. Dengan demikian, orang yang meninggal dalam 6-8 jam setelah menelan arsen dalam jumlah overdosis umumnya didalam rambutnya tidak menunjukkan adanya arsen.

Berdasarkan gejala Munir, dapat diketahui bahwa pemberian arsen dengan modus Multiple Smaller Dose, karena :
1. Pada hasil visum ditemukan arsen pada rambut dan kuku, sementara sampainya arsen pada rambut dan kuku membutuhkan waktu lebih kurang satu minggu. Jadi, pada pemberian secara Single Lethal Dose, pada rambut dan kuku mayat tidak ditemukan arsen.
            2. Kemungkinan racun arsen masuk ke dalam tubuh korban melalui makanan dan minuman sedangkan berdasarkan keterangan saksi, Munir telah menunjukkan gejala keracunan sebelum menngkonsumsi makanan yang diberikan pada perjalanan Singapura-Amsterdam. Jadi, kemungkinan besar Munir diracuni pada penerbangan Jakarta-Singapura.

3 comments: