Tahap-tahap
Memutuskan Terapi yang Rasional
Proses keputusan terapi mencakup
beberapa tahap yang perlu dilakukan secara sistematik :
·
Proses penegakan diagnosa
Diagnosa
terhadap kondisi yang diderita pasien dilakukan dengan anamnesis dan
pemeriksaan klinik, laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang
perlu dilakukan untuk titik tolak pada proses terapi yang lebih lanjut.
Ketepatan diagnosa sangat menentukan keberhasilan pengobatan.
·
Proses pemilihan intervensi pengobatan
Setelah diagnosa ditegakkan maka perlu diketahui
patofisiologi dan perjalanan alami atau manifestasi penyakit tersebut.
Berdasarkan hal ini dilakukan intervensi pengobatan yang meliputi :
1.
Intervensi dengan obat
(farmakoterapi)
2.
Intervensi tanpa obat (non
farmaterapi)
3.
Intervensi farmakoterapi dan non
farmakoterapi
Pertimbangan
yang perlu dilakukan adalah :
1.
Apakah terapi obat memang
diperlukan
2.
Kalau memang perlu, apa tujuan
spesifik atau efek teraupetik yang diinginkan
3.
Bagaimana pertimbangan kemungkian
manfaat dan resiko dari farmakoterapi dibandingkan non farmakoterapi
·
Proses pemilihan obat
Obat yang tepat
adalah obat yang sesuai dengan diagnosa klinik. Sebaiknya pemilihan obat
diutamakan kepada obat yang sudah lama dikenal, sudah terbukti manfaat dan keamananya
sudah diketahui dengan pasti. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan obat antara
lain :
1.
Efektivitas obat yang bersangkutan
2.
Keamanan
Obat yang dipilih hendaknya mempunyai
resiko yang terkecil, yaitu :
a)Tidak
toksik
b)
Tidak menyebabkan reaksi
hipersensitif atau efek samping pada penggunaan terus menerus
3.
Biaya dan harga obat
4.
Tersedia dan mudah diperoleh
dipasaran
·
Proses penentuan dosis dan cara pemberian obat
Dalam proses ini
yang perlu diputuskan adalah :
1.
Besarnya dosis dan frekuensi
pemberian dosis
Keberhasilan atau kegagalan terapi ditentukan oleh dosis
dan fekuensi pemberian obat. Pemberian obat dengan dosis yang kurang dari
biasanya (under dose) menyebabkan
obat tidak mencapai efek yang diinginkan. Sebaliknya jika dosis obat yang
diberikan lebih dari dosis sebenarnya (over
dose) dapat berakibat fatal, mulai dari efek samping yang serius sampai
efek toksik
2.
Cara atau rute pemberian obat
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih rute
pemberian obat adalah :
a)
Obat dapat mencapai tujuan terapi
b)
Praktis dan dapat dilakukan dengan
tenaga dan sarana yang tersedia
c)
Dipilih cara yang paling
menguntungkan bagi penderita dan memberikan efek yang optimal, sehingga tidak
mengurangi kepatuhan penderita dalam melakukan pengobatan atau terapi.
d)
Bentuk sediaan atau formulasi.
Bentuk sediaan sengaja dibuat sesuai dengan tujuan terapi, faktor stabilitas
dan ekstabilitas obat tersebut. Pemilihan bentuk sediaan tergantung pada
kebutuhan dan tujuan terapi.
e)
Lama pemberian, lama pemberian
obat berbeda-beda untuk setiap penyakit. Pada saat memutuskan pemberian obat
hendaknya disertai dengan lama pemberian obat.
·
Proses penilaian resep dan pemberian penjelasan kepada pasien
Terapi diwujudkan dalam bentuk resep, dimana penulisan
resep yang rasional adalah sebagai berikut :
1.
Obat yang tepat
2.
Dosis yang tepat
3.
Bentuk sediaan yang sesuai
4.
Waktu yang tepat dan sesuai
5.
Diberikan pada penderita yang
tepat dengan semua parameter yang harus diperhitungkan
Untuk penderita yang kurang mampu diminta pertimbangan
dokter dalam menuliskan resep yaitu pertimbangan dalam memilih jenis obat dan
merek obat yang terjangkau harganya oleh pasien sehingga proses terapi berlansung sebagaimana mestinya.
Pasien diberikan penyuluhan tentang penyakit yang
dideritanya, terapi yang harus diterimanya, mengapa, apa dan bagaimana
pengobatan yang diberikan pada pada pasien tersebut. Penjelasan dan informasi
akan memberikan semangat, pengertian, partisipasi aktif dan akan memahami
kondisi terapi yang diberikan. Hal ini akan meningkatkan kepatuhan pasien untuk
menjalankan pengobatannya.
·
Proses evaluasi hasil atau efek pengobatan
Setiap pemberian
obat hendaknya diikuti evaluasi terhadap :
a)
Tercapainya atau tidaknya efek
teraupetik yang dikehendaki
b)
Terjadinya efek samping yang tidak
diinginkan
c)
Evaluasi efek teraupetik, yang
dapat dilakukan dengan melihat tanda-tanda klinis dan memonitor kadar obat
dalam darah atau plasma
No comments:
Post a Comment