DIARE
2.2.1 Batasan
Diare
adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan
(setengah padat) lebih dari tiga kali sehari, kandungan air pada tinja lebih
banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dapat atau tanpa disertai
darah atau lender
2.2.2 Etiologi
Penyebab Diare, antara lain :
-
Infeksi : virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk), bakteri (shigella, salmonella, E. Coli, vibrio),
parasit (protozoa : E. Hystolytica, G.
Lamblia, Balantidium coli, cacing perut, Askariasis, Trikuris, stringiloideus,
jamur dan kandida)
-
Malabsorbsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak
atau protein
-
Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhjadap
makanan
-
Imunodefisiensi
-
Psikologis : rasa takut dan cemas
Pada
umumnya penyebab penyakit dapat dikelompokkan dalam 4 kategori patogenesis
terjadi :
-
Diare osmotik, disebabkan oleh sindrom malcerna
(maldigesti) atau malabsorpsi serta akibat pemasukan zat yang sukar diabsorbsi.
Jika makanan dihentikan, diare osmotik akan berhenti.
-
Diare sekretorik : terjadi sekresi intestinal yang
berlebihan dan berkurangnya absorbsi menimbulkan diare yang cair dan banyak.
Pada umumnya disebabkan tumor endokrin, malabsorbsi garam empedu, laksatif
katarik.
-
Diare karena gangguan motilitas : hal ini disebabkan
transit usus yang cepat atau justru karena terjadinya statis yang menimbulkan
perkembangan bakteri intralumen yang berlebihan. Penyebab yang klasik adalah
irritable bowel syndrome
-
Diare inflamatorik disebabkan oleh faktor inflamasi
seperti inflamatori bowel desease.
2.2.3 Manifestasi
Klinik
Pasien
dengan diare sering mengalami muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam.
Kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang
pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak.
Gangguan
biokimia akan menyebabkan pernafasan lebih cepat, tekanan darah menurun, pasien
gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin, suhu badan meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja makin cair,
mungkin mengandung darah dan/atau lendir, warna tinja berubah menjadi
kehijau-hijauan karena bercampur empedu. Anus dan sekitarnya menjadi lecet
karena tinja menjadi asam.Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah
diare.
2.2.4 Diagnosa
a. Pemeriksaan Fisik
|
Ringan
|
Sedang
|
Berat
|
Tanya:
Diare
Muntah
Rasa haus
Kencing
|
< 4xBAB cair
Sedikit
Normal
Normal
|
4-10 x cair
Beberapa kali
Sangat haus
Sedikit gelap
|
10 x cair sehari
sangat sering
malas minum
Tidak ada dlm 6 jam
|
Periksa :
Keadaan umum
Pernafasan
Air Mata
Mata
Mulut dan Lidah
|
Baik
Normal
Ada
Normal
Basah
|
Gelisah rewel
Agak cepat
Tidak ada
Cekung
Kering
|
Lesu, tidak sadar
Cepat dan dalam
Tidak ada
Kering, cekung
Sangat kering
|
Raba :
Nadi
|
Normal
|
Agak cepat
|
Sangatcepat, lambat
|
Turgor
|
Kembali cepat
|
Kembali lambat
|
Kembali sangat lambat
|
Ubun – ubun
Besar
Kehilangan
Berat badan
|
Normal
<25 mg/kg Bb
|
Cekung
100 mg/kg BB
|
Sangat cekung
< 100 mg/kg BB
|
b. Pemeriksaan Laboratorium
Ø
Pemeriksaan darah : Darah perifer
lengkap, analisis darah gas dan elektrolit terutama Na, K, Ca, P serum pada
diare yang disertai kejang
Ø
Pemeriksaan tinja : Makroskopis
dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula, biakan
kuman untuk mencari kuman penyebab dan iji resistensi terhadap berbagai
antibiotik
Ø
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk
mengetahui faal ginjal
Ø
Duodenal intobation untuk mengetahui kuman
penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kroni
2.2.5 Penatalaksanaan
1. Diare
cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya.
Jumlah cairan yang diberikan harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang
melalui diare dan atau muntah
2. Makanan
harus diteruskan dan ditingkatkan selama diare untuk menghindari efek buruk
pada status gizi. Makan yang diberikan mudah dicerna dan diserap, tidak
berserat dan tidak merangsang, diberikan dalam jumlah sedikit dengan frekuensi
sering.
3.
Obat‑obat diare meliputi anti motilitas. seperti
loperamid, adsorben seperti norit, antiemetik termasuk prometazindan klorpromazin, tidak satupun obat-obat ini
terbukti mempunyai efek‑efek yang nyata untuk pengobatan diare akut malahan mempunyai
efek yang membahayakan terutama pada anak di bawah umur 5 tahun.
No comments:
Post a Comment