HUBUNGAN
PENYAKIT DENGAN PERUBAHAN SISTEM HEMATOPOETIK
a.
Neutropenia
Adalah jumlah neutrofil yang rendah
dibawah 1.88/mm3 bagi orang kulit putih, 1400/mm3 bagi
orang kulit hitam dan 1.500/mm3 untuk anak-anak 1 bulan- 10 tahun.
Manifestasi klinik dari neutopenia (contoh: infeksi) tidaka dapat dilihat jelas
tanpa kofaktor lainnya sampai konsentarsinya menurun sampai di bawah 1000/mm3.
Factor yang mempengaruhi resiko infeksi untuk pasien tertentu adalah kulit dan
integritas membran mukosa, suplai jaringan vascular tingkat gizi, limpositonia,
monositoponia atau hipogammaglobulinemia. Agranulositosis persisten (<500/mm3
atau tidak ada sama sekali) hampir sama fatalnya tanpa penggunaan dari
penggunaan antibiotic.
b.
Eusinofilia
Adalah apabila jumlah eusinofil melebihi
700/mm3. Dapat diakibatkan oleh proses neoplastik, infeksi oleh
parasit atau fungi, kerusakan gastrointestinal, maligna, dermatitis, kerusakan
granuloma atau penyakit vascular kolagen yang disebabkan oleh berbagai
penyebab, reaksi alergi.
Salah satu mekanisme reaksi yang
merupakan factor etiologi adalah stimulasi antigen oleh sel T yang memproduksi
sitokin atau IL-5 dan selanjutnya akan memediasi proliferasi eusinofil. Infeksi
dapat meyebabkan eusinopenia.
c.
Basofilia
Seringkali terjadi pada kasus dengan
kerusakan myeloproliferasi dan dalam hubungannya reaksi inflamasi dan penyakit.
Infeksi virus, defisiensi besi, atau kanker paru-paru kadang-kadng dapat
menyebabkan jumlah basofil. Mastositosis biasnya hanya dianalisa pada jaringan
atau sel mast sel-sel tulang disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas, maligna,
osteoporosis, liver akut, atau penyakit ginjal.
d.
Monositosis
Adalah apabila jumlah monosit >
800/mm3dalam darah. Terjadi pada beberapa kasus infeksi ( seperti:
TBC,histoplasmosis, toxoplasmosis, bakteri endocarditis, dan salmonellossis),
dan penyakit vascular kolagen (atritis rematoid,eritematosus lupus sistemik),
kerusakan gastrointestinal (ulcerative colitis dan penyakit liver alcohol),
leukemia, dan meningkat hingga 60% pada kasus maligna nonhematologic dimana
consentarsi monosit abnormal terjadi pada pasien dengan hairy cell leukemia
atau anemia aplastik.
e.
Limpositosis
Apabila terjadi pengurangan significant
limposit konsentrasi (< 1000/mm3 pada darah) yang dapat dilihat
jelas penyebabnya pada berbagi jenis penyakit termasuk kerusakan inflammatory
akut, uremia, penyakit defisiensi imun (eritematosus lupus sistemik), infeksi
kronik (HIV), maligna, penyakit jaringan konektif.
Limpositosis (> 4000/mm3)
dapat terjadi pada kasus mononucleosis, pertusis, campak, cacar air, dan
maligna limfoid. Peningkatan yang tajam pada limfosit yang matang dapat menigndikasikan
leukemia limpositik kronik. Peningkatan level limfosit dapat terjadi padaa
pasien dengan infeksi (seperti: mononucleosis, hepatitis, cytomegalovirus),
reaksi alergi atau limfoma.
f.
Platelet
Baik mutu dan jumlah kerusakan platelet
adalah konsekuensi patofisiologi terpenting. Trombositopenia adalah kasus
dimana jumlah platelet < 150.000 sel /mm3, dapat disebabkan oleh
kekurangan pada jumlah produksi, peningkatan sequestrasi atau destruksi
akselerasi.
Stimulant tertentu dapat merusak
susm-sum dengan pengurangan megakaryosit yang tersedia. Penyebab kerusakan
sum-sum tulang yang berpotensi antara lain obat-obat, bahan-bahan kimia,
radiasi, dan infeksi. Penyakit –penyakit yang menyebabkan kerusakan sum-sum
tulang atau yang dapat menyerang sumsum tulang, dapat menyebabkan
trombositopenia. Contohnya kanker (leukemia, limfoma, myielofibrosis,
myelodysplasia dan tumor metastatik dan infeksi yang disebabkan oleh
mikobakteria. Produksi suboptimal platelet juga hasil dari kerusakan dalam
pematangan sel dengan vitamin B12 dan atau kekurangan folat atau
dalam sindrom congenital.
Perubahan dalam distribusi platelet juga
hasil dalam trombositopenia. Splenomegaly adalah peyebab tersering dari
peningkatan sequestrasi platelet.
Penyebab untuk cepatnya kerusakan
platelet, idiophatic thrombocytopenic pupura (ITP) umumnya penyebab
trombositopenia. Antibodi antiplatelet bergabung dengan platelet dalam ITP dan
mensensitifkannya untuk pindah ke system imun. Percepatan kerusakan platelet
dapat juga terjadi pada pasien dengan kerusakan jaringan konektif. Kira-kira
14% pasien dengan pengalaman eritromatosus lupus sistemik trombositopenia sama dengan
ITP.
g.
Eritropoiesis
Suboptimal eritropoiesis dapat
diklasifikasikan dengan pertukaran dalam ukuran dari pencetakan RBCs dalam
sirkulasi darah perifer. Karena pengeluaran dan fungsi endokrin dari ginjal
biasanya mencerminkan yang lain, kelainan fungsi ginjal dapat mengakibatkan
kepada anemia karena pengurangan dalam pengurangan produksi EPO, hasil dalam
normokromik, formula normositik.
Penyebab lain dari insufiensi eritropoeisis termasuk
penggantian sum-sum tulang oleh fibrosis tumor padat, atau leukemia seperti
dalam pematangan eritroid. Relative defisiensi dipengaruhi oleh cofactor
seperti heme-RBC sintesis seperti besi, folate dan vitamin B12 juga
memberikan kontribusi yang penting.
No comments:
Post a Comment