Asetat
A.
Hangatkan asam asetat atau garamnya dengan asam sulfat
P dan etanol P : terjadi etil asetat yang dapat dikenal dari baunya yang khas.
B.
Tambahkan besi (III) klorida LP ke dalam larutan asetat
netral : terjadi warna merah tua yang rusak dengan penambahan asam mineral.
C.
Panaskan dengan sejumlah yang sama asam aksalat P :
terjadi uap asam dengan bau khas asam asetat.
D.
Larutkan 20 mg hingga 40 mg dalam 3 ml air, tambahkan
berturut-turut 0,25 ml larutan lantanum nitrat P 5%, 0,1 ml iodum 0,1 N dan
0,05 ml amonium hidroksida 2 N, panaskan campuran hingga mendidih : setelah
beberapa menit terbentuk endapan biru atau larutan warna biru tua.
Asetil ke dalam tabung reaksi (lebih kurang 180 mm x 18 mm) masukkan 10
mg hingga 20 mg zat uji dan 0,15 ml asam ortofosfat P. letakkan ditengahnya
tabung reaksi kecil (lebih kurang 100 mm x 10 mm) yang berisi air dan berfungsi
sebagai pendingin. Di bagian luar tabung yang kecil teteskan setetes larutan
lantanum nitrat P 5 %. Untuk senyawa yang tidak sukar terhidrolisis, masukkan
tabung ke dalam tangas air selama 5 menit dan angkat tabung kecil. Campur
tetesan di luar tabung kecil dengan 0,05 ml iodumkalium iodida LP pada lempeng
tetes, dan tambahkan 0,05 ml ammonium hidroksida 2 N di pinggirnya. Setelah 1
menit atau 2 menit terjadi warna biru pada pertemuan dua tetesan yang tetap
tampak dalam waktu yang tidak lama. Untuk senyawa yang sukar terhidrolisis,
panaskan campuran perlahan-lahan hingga mendidih di atas api bebas atau di atas
tangas air.
No comments:
Post a Comment