Monday, August 24, 2015

Spektrofotometri Absorpsi, UV & Visibel Menurut European Pharmacophea



Spektrofotometri Absorpsi, UV & Visibel
Menurut European Pharmacophea

Penentuan Absorban
Absorban (A)  adalah logaritma dari kebalikan transmitan (1/T) untuk radiasi monokromatik.
A = log10 (1/T) = log10 (Io/I)
T= I/Io

Io= Intensity of incident monochromatic radiation
I  = Intensity of transmitted monochromatic radiation

Dalam kondisi dimana faktor fisikokimia lain dihilangkan maka absorban (A) sebanding dengan tebal kuvet yang dilewati radiasi dan dengan konsentrasi larutan. Ini dirumuskan dalam persamaan :

A = ε .  c . b

ε = molar absortivity (absortivitas molar atau serapan molar), jika b dalam satuan cm dan c dalam mol/L. Lambang A merupakan spesifik absorbance (serapan spesifik) yang berarti serapan dari 10g/L larutan dalam kuvet dengan ketebalan 1 cm pada suhu 20 ± 1oC. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pelarut atau campuran pelarut yang sama dengan referensi. Absorban sebaiknya tidak melebihi 0,4 dan lebih disukai kurang dari 0,2. Kurva absorban dibentuk dari nilai absorban sebagai ordinat dan panjang gelombang sebagai absis.
Jika suatu monografi zat hanya memberikan satu nilai saja untuk posisi dimana didapatkan absorban maksimumnya maka penyimpangan nilai yang dibolehkan adalah ± 2 nm.



Alat
Spektrofotometer yang cocok untuk mengukur spektrum UV-Vis adalah yang dilengkapi dengan sistem optik yang mampu memproduksi radiasi monokromatik pada range 200 – 800 nm dan tujuannya sesuai untuk mengukur absorban.

Kontrol Panjang Gelombang
Untuk memeriksa skala panjang gelombang menggunakan absorpsi maksimum dari larutan holmium perchlorate R, the line of a hydrogen atau deuterium discharge lamp or the lines of a mercury vapour diperlihatkan pada Tabel 2.2.25.1. batas toleransi yang diperbolehkan adalah ± 1 nm untuk range UV dan ± 3 nm untuk range visible.

Tabel 2.2.25-1. Serapan maximum (Absorption maximal) untuk kontrol skala panjang gelombang.

241,15 nm (Ho)
253,7 nm (HG0
287,15 nm (Ho)
302,25 nm (Hg)
313,16 nm (Hg)
334,15 nm (Ho)
361,5 nm (Ho)
365, 48 nm (Hg)
404,66 nm (Hg)
435,83 nm (Hg)
486,0 nm (D$)
486,1 nm (H$)
536,3 nm (Ho)
546,07 nm (Hg)
576,96 nm (Hg)
579,07 nm (Hg)


Pengaturan Serapan (Absorban)
Cek absorban dengan menggunakan filter yang sesuai atau larutan potassium dichromat R pada panjang gelombang yang ditunjukkan pada tabel 2.2.25.2 yang memberikan tiap panjang gelombang suatu nilai dan batasan untuk serapan spesifik. Toleransi yang diperbolehkan untuk absorban adalah ± 0,01.
Untuk kontrol absorban gunakan larutan potassium dichromat yang dibuat sesuai prosedur berikut :
 Larutkan 57,0 mg sampai 63,0 mg potassium dichromat R, (sebelumnya keringkan sampai didapatkan berat konstan pada 130oC ), dalam 0.005 M sulphuric acid dan encerkan sampai 1000,0 ml dengan asam yang sama.

Tabel 2.2.25 – 2

Panjang gelombang
(nm)
Serapan spesifik
(A)
 Toleransi maksimum
235
257
313
350
124,5
144,5
48,6
107,3
122,9 – 126,2
142,8 – 146,2
47,0 – 50,3
105,6 – 109,0

Limit Stray of Light (Batas Penyimpangan Cahaya)
Penyimpangan cahaya bisa dideteksi dengan filter atau larutan yang cocok. Sebagai contoh serapan dari 12g/l larutan potassium chlorida R dalam kuvet 1 cm meningkat secara bertahap antara 220 nm dan 200 nm dan melebar lebih dari 2 (greter than 2) pada panjang gelombang antara 198 nm dan 202 nm jika dibandingkan dengan air sebagai compensation liquid (larutan pengganti).

Resolusi (Untuk Analisa Kualitatif)
Untuk mengukur resolusi dari peralatan adalah : rekam (catat) spektrum  dari 0,02 persen u/v larutan Toluena R dalam heksan R. Perbandingan minimal dari absorban pada maksimum 269 nm dengan minimum 266 nm seperti yang tercatat dalam monografi.


No comments:

Post a Comment