AMLODIPINE
Komposisi : amlodipin Tablet 2,5 mg, 5 mg, 10 mg
Indikasi : Pengobatan hipertensi, pengobatan gejala angina
stabil kronik, angina vasospastik (angina Prinzmetal-kasus suspek atau telah
dikonfirmasi), pencegahan hospitalisasi karena angina dengan penyakit jantung
koroner (terbatas pada pasien tanpa gagal jantung atau fraksi ereksi < 40%)
Dosis : Dewasa :
Hipertensi : dosis awal 5 mg sekali
sehari, dosis maksimum 10 mg sekali sehari. Pada umumnya dilakukan
titrasi dosis dengan kenaikan 2,5 mg selama 7-14 hari.
Angina : dosis pemeliharaan 5-10 mg, gunakan
dosis yang lebih rendah pada pasien lanjut usia dan pasien dengan gangguan
hati, umumnya diperlukan dosis 10 mg untuk mencapai efek yang mencukupi.
Pasien usia lanjut : digunakan dosis
yang rendah untuk mencegah terjadinya insiden kerusakan hati, ginjal atau
jantung. Pasien usia lanjut juga mempunyai klirens amlodipin yang rendah.
Hipertensi : 2.5 mg sekali sehari.
Angina : 5 mg sekali sehari.
Dialisis : hemodialisis dan peritoneal
dialysis tidak merubah eliminasi. Tambahan dosis tidak diperlukan.
Penyesuaian dosis pada gangguan fungsi
hati : berikan 5 mg sekali sehari. Hipertensi : 2.5 mg sekali sehari.
Farmakokinetik : Onset
30-50 menit. Puncak efek : 6-12 jam. Durasi : 24 jam. Diabsorpsi dengan baik. Ikatan
dengan protein 93-98%. Metabolisme
: > 90% dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif. Bioavailibilitas : 64-90%. Waktu paruh eliminasi 30-50 jam, meningkat
pada pasien disfungsi hati. Eliminasi
: obat utuh dan metabolitnya diekskresikan melalui ginjal, 10% diekskresikan
dalam bentuk tidak berubah di dalam urin, 60% dalam bentuk metabolit.
Efek samping : > 10%: Efek pada kardiovaskuler: edema perifer
(2-5% tergantung dosis).
1-10%: Kardiovaskuler :
flushing (1-3%), palpitasi (1-4%); SSP: sakit kepala (7,3%), pusing
(1-3%)fatigue (4%), palpitasi (1-4%); Dermatologi : rash (1-2%), pruritus
(1-2%);
Endokrin dan metabolisme :
disfungsi seksual pada pria (1-2%);
Gastrointestinal : mual (2,9%), sakit perut (1-2%), dyspepsia (1-2%), hiperplasia gingival ;
Gastrointestinal : mual (2,9%), sakit perut (1-2%), dyspepsia (1-2%), hiperplasia gingival ;
Neuromuskular dan skeletal :
kram otot (1-2%), lemah (1-2%); pernapasan : dyspnea (1-2%), edema pulmonary
(15%).
<1%: gangguan tidur,
agitasi alopesia, amnesia, ansietas, apathy, aritmia, ataksia, bradikardi,
gagal jantung, depersonalisasi, depresi, eritema multiforma, dermatitis
eksfoliatif, symptom ekstrapiramidal, gastritis, ginekomastia, hipotensi,
leukositoclastik vaskulitis, migrain, purpura non trombositopenik, parasthesia,
iskemik periferal, fotosensitivitas, hipotensi postural, purpura, rash,
perubahan warna kulit, sindrom Stevens-Johnson, sinkope, trombositopenia,
tinnitus, urtikaria, vertigo, xerophtalmia.
Overdosis/toksikologi: gejala primer pada kardiak, meliputi hipotensi dan bradikardi. Hipotensi disebabkan oleh vasodilatasi periferal, depresi myo cardiak dan bradikardi.
Overdosis/toksikologi: gejala primer pada kardiak, meliputi hipotensi dan bradikardi. Hipotensi disebabkan oleh vasodilatasi periferal, depresi myo cardiak dan bradikardi.
Bradikardi dihasilkan dari
sinus bradikardi, blok ventrikular II atau III atau sinus arrest with
junctional rhytm.
Konduksi intraventricular
biasanya tidak berpengaruh, sehingga durasi QRS normal (verapamil memperpanjang
interval P-R dan bepridil memperpanjang interval QT dan mungkin dapat
menyebabkan aritmia ventrikular termasuk torsade de pointes). Noncardiac
symptom termasuk kebingungan, stupor, mual, muntah, asidosis metabolik dan
hiperglikemia. Dapat diatasi dengan dekontaminasi lambung, jika memungkinkan
berikan kalsium secara berulang sehingga kontraktilitas jantung menurun.
Interaksi obat : Amlodipin meningkatkan level/ efek dari aminofilin,
flufoksamin, meksiletin, mirtazipin, ropinirol, teofilin, trifluoroperazin dan
substrat CYP1A2 lain. Level/ efek amlodipin dapat ditingkatkan oleh antifungi
golongan azol, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib,
isoniazid, nefodazon, nikardipin, propofol, inhibitor protease, kuinidin,
telitromisin, verapamil dan substrat inhibitor CYP3A4 lain. Kadar siklosporin
dapat ditingkatkan oleh amlodipin.
Penurunan efek: kalsium
dapat menurunkan efek hipotensif dari bloker saluran kalsium.
Level/ efek amlodipin dapat
diturunkan oleh aminoglutetimida, karbamazepin, nafsilin, nevirapin,
fenobarbital, fenitoin, rifamisin dan induser CYP3A4 lain.
Interaksi makanan : Peningkatan efek/ Toksisitas: Jus grape fruit dapat
meningkatkan kadar amlodipin. St. wort mungkin dapat menurunkan level
amlodipin.
Hindari dong quai (karena mempunyai efek estrogen). Hindari efedra, yohimbe dan ginseng (dapat memperparah efek hipotensif).
Hindari bawang putih (dapat menurunkan efek antihipertensi) Penurunan efek : Makanan tinggi kalsium dapat mengurangi efek hipotensif dari calsium chanel bloker.
Hindari dong quai (karena mempunyai efek estrogen). Hindari efedra, yohimbe dan ginseng (dapat memperparah efek hipotensif).
Hindari bawang putih (dapat menurunkan efek antihipertensi) Penurunan efek : Makanan tinggi kalsium dapat mengurangi efek hipotensif dari calsium chanel bloker.
Mekanisme aksi : Menghambat ion kalsium ketika memasuki saluran
lambat atau area sensitif tegangan selektif pada otot polos vaskuler dan
miokardium selama depolarisasi, menghasilkan relaksasi otot polos vaskuler
koroner dan vasodilatasi koroner, meningkatkan penghantaran oksigen pada pasien
angina vasospastik.
No comments:
Post a Comment