VALSARTAN (Anonim 2007,
Anonim 2003)
Golongan/Kelas Terapi :Obat Kardiovaskuler
Indikasi : Hipertensi ; infark miokardiak dengan kegagalah fungsi
ventrikel kiri atau disfungsi sistolik ventrikel kiri. Obat ini digunakan
sebagai alternatif bagi pasien yang tidak dapat meneruskan pengobatan
dengan ACE inhibitor karena batuk persistent. Antagonis reseptor angiotensin II
dapat digunakan sebagai alternatif penggunaan inhibitor ACE pada
pengobatan gagal jantung atau diabetes nefropati.
Dosis, Cara Pemberian
dan Lama Pemberian : Hipertensi, biasanya 80
mg sekali sehari (pasien usia lanjut lebih dari 75 tahun, gangguan fungsi hati
ringan sampai sedang, kerusakan ginjal sedang sampai berat , penurunan volume
intravaskular, dosis awal 40 mg sekali sehari ; bila perlu dosis
ditingkatkan hingga 160 mg sehari minimal setelah penggunaan 4
minggu. Infark miokardiak : dosis awal 20 mg dua kali sehari , dosis dinaikkan
setelah pemakaian beberapa minggu hingga 160 mg dua kali sehari apabila dapat
ditoleransi (dosis rendah sebaiknya diberikan pada pasien dengan gangguan
hati ringan hingga sedang.
Farmakologi :Farmakodinamik/Farmakokinetik
Onset efek
antihipertensi : 2 minggu (maksimal 4 minggu)
Distribusi Vd : 17 L
(dewasa)
Protein binding (ikatan
obat dengan protein) : 95%, terutama albumin
Metabolisme : menjadi
bentuk metabolit inaktif
Bioavailability : 25%
(10% hingga 35%)
T½ eliminasi : 6 jam
Waktu untuk mencapai
kadar puncak, serum : 2-4 jam
Ekskresi : Feses (83%)
dan urin (13%) dalam bentuk obat yang tidak berubah
Mekanisme Aksi : Valsartan memberikan efek langsung sebagai antagonisme
pada reseptor angiotensin II (AT2), berbeda dengan ACE inhibitor.Valsartan
menggeser angiotensin II dari reseptor AT1 dan menghasilkan efek penurunan
tekanan darah melalui mengantagonis vasokonstriksi yang diinduksi AT1,
pembebasan aldosteron, katekolamin, vasopresin arginin, pengambilan air dan
respon hipertropik.
Efek Samping : Efek samping biasanya ringan. Hipotensi simptomatik
termasuk pusing dapat terjadi , terutama pada pasien dengan penurunan
volume intravaskular (seperti penggunaan dosis tinggi diuretik,hiperkalemia
kadang-kadang terjadi;angioedema.
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap valsartan atau komponen lain
dalam sediaan, hipersensitif terhadap semua antagonis reseptor angiotensin II,
kehamilan, menyusui, gangguan fungsi hati yang berat , sirosis, obstruksi
empedu, fatigue, diare jarang terjadi, sakit kepala, epistaksis:
trombositopenia, arthralgia, myalgia, gangguan rasa (pengecapan), neutropenia.
Interaksi
Dengan Obat Lain :Efek sitokrom P450: menghambat CYP2C8/9 (lemah).
Meningkatkan efek/toksisitas : kadar alsartan dalam darah ditingkatkan oleh
simetidin dan monoksidin ; efek klinik tidak diketahui. Penggunaan bersama
garam/suplemen kalium, ko-trimoksazol (dosis tinggi), inhibitor ACE dan
diuretik hemat kalium (amilorid, spironolakton, triamteren) dapat meningkatkan
resiko hyperkalemia. Menurunkan efek: fenobarbital, ketokonazol,
troleandomisin, sulfafenazol.
Dengan Makanan :Makanan menurunkan kecepatan dan luas absorpsi
berturut turut sebesar 50% dan 40%. Hindari dong quai jika digunakan untuk
hipertensi (mempunyai aktivita estrogenik). Hindari ephedra, yohimbe,
ginseng ( dapat memperburuk hipertensi). Hindari bawang putih (dapat
meningkatkan efek antihipertensi)
Pengaruh
Terhadap Kehamilan :Faktor risiko : C/D (semester 2 dan 3 ). Pengaruh
penggunaan Valsartan pada ibu hamil seperti inhibitor ACE inhibitor.Obat ini
dihindari selama trimester 1, 2 dan 3. Dapat mengganggu pengendalian tekanan
darah janin dan bayi neonatus, mengganggu fungsi ginjal,juga bisa mengakibatkan
kerusakan tengkorak dan oligohydramnios; penelitian pada hewan uji menunjukkan
adanya toksisitas. Obat-obat yang bekerja pada sistem renin-angiotensin
dilaporkan menimbulkan efek pada janin/ neonatus seperti : hipotensi,
neonatal skull hypoplasia, anuria, gagal ginjal, dan kematian ;juga dilaporkan
oligohydramnion. Efek tersebut dilaporkan terjadi pada penggunaan obat selama
trimester 2 dan 3. Penggunaan valsartan harus dihentikan segera mungkin setelah
diketahui terjadi kehamilan.
Terhadap Ibu Menyusui :
Produsen menyarankan untuk menghindari
penggunaan obat . Tidak tersedia informasi.Ekskresi obat kedalam air susu ibu
tidak diketahui/kontraindikasi
Parameter Monitoring :Elektrolit, fungsi ginjal, tekanan darah, serum kalium
Peringatan
Antagonis reseptor
angiotensin II digunakan dengan hati-hati pada stenosis aorta atau mitral valve
dan pada hipertropik obstruktif, kardiomiopati.
Antagonis reseptor
angiotensin II digunakan dengan hati-hati pada stenosis arteri ginjal.
Pemantauan plasma kalium dianjurkan terutama pada usia lanjut dan pada gangguan
ginjal, dosis awal yang lebih rendah dapat diberikan pada pasien.
Pasien Afro-Caribbean,
dengan hipertropi ventrikular kiri tidak mendapat keuntungan dengan antagonis
reseptor angiotensin II.
Peringatan lainnya:
pada gangguan fungsi hati ringan sampai berat dan kerusakan ginjal.
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
Valsartan
mempunyai keuntungan yang lebih baik daripada losartan disebabkan karena
metabolisme yang minimal dan sehingga digunakan pada pasien dengan kerusakan
hati yang ringan hingga sedang.
Informasi Pasien
1)
Jumlah dan
frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti
kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai pertanyaan yang
berkaitan dengan jumlah dan/ frekwensi pemakaian obat tanyakan pada apoteker
atau dokter.
2)
Penggunaan obat dengan
atau tanpa makanan. Hindari penggunaan bersama dengan suplemen
garam yang mengandung kalium.
3)
Wanita hamil jangan
menggunakan obat ini sesudah bulan ke tiga kehamilan. Jika anda hamil selama
menggunakan obat ini , hubungi dokter atau apoteker.
4)
Beritahu dokter jika
selama menggunakan obat anda mengalami : mulut kering; haus ; kelemahan; kurang
berenergi; mengantuk ; gelisah; kebingungan; kejang; nyeri otot atau
kram; lemah otot; denyut jantung bertambah cepat; masalah pada lambung sepert
mual atau muntah.
5)
Obat ini mengakibatkan
pusing dan mengantuk. Hati-hati pada saat mengemudi atau mengerjakan pekerjaan
lain yang membutuhkan kewaspadaan mental, koordinasi dan ketangkasan fisik.
Hindari penggunaan alkohol dan obat lain yang juga menyebabkan kantuk selama menggunakan
obat ini.
6)
Perubahan pola hidup
(seperti berhenti merokok, menurunkan berat badan, olah raga, pembatasan asupan
garam) juga membantu menurunkan tekanan darah.
7)
Tes laboratorium
diperlukan untuk memonitor terapi. Pastikan hal ini dilakukan Jangan
menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. Kondisi
medis awal pasien harus diceritakan pada petugas kesehatan sebelum
menggunakan obat ini. Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang
telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter.
8)
Jangan menggunakan OTC
atau obat resep yang lain atau suplemen lain tanpa memberitahu dokter yang
merawat.
9)
Jika pasien lupa minum
obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat beberapa jam
dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat dengan dosis
ganda, kecuali atas saran dari tenaga kesehatan .Jika lebih dari satu kali
dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker. Obat ini hanya digunakan
oleh pasien yang mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain.
Monitoring Penggunaan Obat
No comments:
Post a Comment