BASITRASIN®
I.
Alasan
Pemilihan Bentuk Sediaan
II.
Tinjauan
Kimia Farmasi
- Nama Resmi : Atenololum
- Nama Umum : Atenolol
- Nama Kimia : Benzeneacetamide, 4-[2-hydroxy-3-[(1-methylethyl) amino] propoxy]-2- [p-[2-hydroxy-3-(isopropylaminopropoxy] phenyl] acetamide.
- Rumus Kimia : C14H22N2O3
- BM : 266,3
- Kemurnian : Atenolol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C14H22N2O3 dihitung dari zat yang dikeringkan.
- Pemerian : Serbuk putih atau hamper putih, tidak berbau atau hamper tidak berbau.
- Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, larut dalam etanol mutlak, praktis tidak larut dalam eter.
- Khasiat : Antihipertensi
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
III.
Tinjauan
Farmakologi
3.1.
Tinjauan Farmakokinetik
Absorbsi : Diabsorbsi
tidak sempurna di saluran cerna (50-60%)
Distribusi :Tidak secara signifikan menembus barier
darah otak. Menembus plasenta dan memasuki ASI.
Metabolisme
: Hampir tidak mengalami metabolisme
Ekskresi : 40-50% diekskresikan dalam bentuk tidak
berubah melalui ginjal. Sisanya diekskresikan dalam feses sebagai obat yang
tidak diekskresikan.
Waktu
Paruh : 6-9 jam.
3.2.
Tinjauan Farmakodinamik
Indikasi : Pengobatan hipertensi
Kontra
Indikasi : Hipersensitif terhadap obat
golongan sulfonamida, sinus bradikardia, edema paru, syok kardiogenik, gagal
jantung kongestif dekompensasi, blok jantung, anuria. Bukan untuk terapi awal
hipertensi.
Efek Samping :
- Pusing
- Mata kering dan penglihatan kabur
- Konstipasi
- Diare
- Mual
- Bronkospasme
- Bradikardia
- Mengantuk
Mekanisme
Kerja: Menghambat stimulasi reseptor
adrenergic beta1 (miokardia). Biasanya tidak mempengaruhi tempat reseptor
beta2.
Efek
Terapi :
- Menurunkan frekuensi jantung
- Menurunkan tekanan darah
- Pencegahan infark miokard
Dosis : Per Oral. Dewasa 50-150
mg sekali sehari.
IV.
Tinjauan
Formulasi
4.1.Tinjauan
Preformulasi
·
Atenolol
Pemerian : Serbuk putih atau hamper putih, tidak
berbau atau hampir tidak berbau.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, larut dalam
etanol mutlak, praktis tidak larut dalam eter.
·
Mg
Stearat
Pemerian : Serbuk putih
seperti endapan atau hasil gilingan, tidak berasa dan ringan, sedikit berbau
khas, serbuk terasa seperti manis dan sedikit lengket.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, alcohol, dan eter.
Serta kurang larut dalam benzene.
·
PVP (
polivevil pyrelidon)
Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau,
higroskopis
Kelarutan : Mudah larut
dalam asam, etOH, meOH, CHCl3, praktis tidak larut dalam eter,
hidrokarbon, dan minyak mineral.
·
Starch
1500
Pemerian : Serbuk spheris, berwarna putih, berbau
khas dan tidak berasa.
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air dingin
·
Avicel
Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Mudah larut dalam NaOH 5%, praktis
tidak larut dalam air, HCl encer dan hamper semua pelarut organic.
·
Etanol
95%
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah
menguap, mudah bergerak, bau khas,
Kelarutan :
Sangat mudah larut dalam air, kloroform, eter.
·
Amprotab
Pemerian : Serbuk sangat halus, tidak berbau,
tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan
etanol
·
Aerosil
Pemerian
: Serbuk ringan, putih kebiruan,
tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak
larut dalam senyawa pelarut organik, air, asam, larut dalam alkohol panas
4.2. Formula Standar
Atenolol Tablet (Handbook of
Pharmaceutical Manufacturing Formulations Compressed
Solid Product Ed.I Hal. 237)
Atenolol 100 mg
Citric acid (anhidrat)
4 mg
Microcrystalline Cellulose 169 mg
Sodium Starch glycollate 3 mg
Magnesium stearat 4 mg
Total 280 mg
4.3.
Sediaan yang Beredar
- Betablok® (Hexpharm Jaya) K (MIMS Indonesia Ed.11 Hal 44)
- Komposisi : Atenolol 50 mg/Tab dan 100 mg/Tab
- Farnormin® (Fahrenheit) K (MIMS Indonesia Ed.11 Hal 45)
- Komposisi : Atenolol 50 mg/Tab
- Internolol® (Interbat) K (MIMS Indonesia Ed.11 Hal 46)
- Komposisi : Atenolol 50 mg/Tab
4.4.
Formula yang Direncanakan
Tiap
tablet mengandung:
Fase dalam:
Atenolol 100 mg
PVP 2%
Etanol
95% qs
Avicel qs
Amprotab 10%
Fase
Luar:
Starch 1500 5%
Mg Stearat 1%
Talk 1%
Aerosil 1%
Bobot
yang direncanakan adalah 300 mg
Jadi untuk 1 unit terkecil:
- Atenolol : 100 mg
- PVP : 2/100 x 300 mg = 6 mg
- Etanol untuk PVP (2xPVP) : 2 x 6 mg = 12 mg
- Amprotab : 10/100 x 300 mg = 30 mg
- Starch 1500 : 5/100 x 300 mg = 15 mg
- Mg stearat : 1/100 x 300 mg = 3 mg
- Talk : 1/100 x 300 mg = 3 mg
- Aerosil : 1/100 x 300 mg = 3 mg
- Avicel : 300 mg – (100 mg + 6 mg + 30 mg + 15mg + 3 mg + 3 mg + 3 mg) = 140 mg
Untuk skala Industri ( 1 batch = 1.000.000
Tablet)
1. Atenolol 100 mg x 1.000.000 =
100 kg
2. PVP 6 mg x 1.000.000 = 6 kg
3. Etanol
95% untuk PVP (2 x PVP) 2 x 6 kg =
12 kg
4. Amprotab
30 mg x 1.000.000 = 30 kg
5. Starch
1500 15 mg x 1.000.000 = 15 kg
6. Mg
stearat 3 mg x 1.000.000 = 3 kg
7. Talk 3 mg x 1.000.000 = 3 kg
8. Aerosil 3 mg x 1.000.000 = 3 kg
9. Avicel 140 mg x 1.000.000 =
140 kg
Tabel Penimbangan Bahan
Bahan
|
Berat bahan
|
||
Satu unit
|
Skala industry
|
Ditimbang
|
|
Tamoxifen
sitrat
PVP
Etanol
95%
Amprotab
Starch
1500
Mg
stearat
Talk
Aerosil
Avicel
|
100 mg
6 mg
12 mg
30 mg
15 mg
3 mg
3 mg
3 mg
140 mg
|
100 kg
6 kg
12 kg
30 kg
15 kg
3 kg
3 kg
3 kg
140 kg
|
100 kg
6 kg
12 kg
30 kg
15 kg
3 kg
3 kg
3 kg
140 kg
|
Supervisor
|
Padang, 20 September 2012
Petugas
|
4.5.Alasan
Pemilihan Bahan
a.
Atenolol
Atenolol adalah zat aktif yang dapat menghambat
stimulasi reseptor adrenergic beta1 (miokardia). Biasanya tidak mempengaruhi
tempat reseptor beta2. Mempunyai efek terapi seperti menurunkan frekuensi
jantung, menurunkan tekanan darah, pencegahan infark miokard
b.
PVP (
polivevil pyrelidon)
Polivevil
Pyrolidon (PVP) digunakan sebagai bahan pengikat tablet. Selain itu PVP juga
dapat meningkatkan kelarutan, dan disolusi. PVP sebagai bahan tambahan tidak
bersifat toksik, tidak mengiritasi kulit atau kasus sensitive. Konsentrasi PVP
sebagai bahan pengikat adalah 2-5%.
c.
Etanol
95%
Etanol digunakan untuk melarutkan PVP karena
PVP mudah larut di dalam etanol.
d.
Amprotab
Amprotab merupakan merk dagang dari Manihot utilisima Pohl atau pati
singkong. Amprotab digunakan sebagai bahan penghancur tablet dimana amprotab bersifat hidrofilik yang mempunyai kemampuan menyerap air dan
membentuk pori-pori dalam tablet. Hal ini akan meningkatkan penetrasi air
kedalam tablet, sehingga akan mempercepat waktu hancur tablet.
e.
Starc
1500
Keuntungan penggunaan starch
1500 adalah tidak mempengaruhi stabilitas walaupun kelembabannya tinggi.
Penggunaan starch 1500
sebagai bahan pengikat adalah dalam
bentuk mucilago. Konsentrasi
starch 1500 sebagai
bahan pengikat 5%-10%.
f.
Mg
Stearat
Mg stearat sebagai bahan pelincir.
Penambahan ini tidak menyebabkan lepasnya partikel-partikel zat aktif. Mg
stearat akan menempel dan melapisi zat aktif sehingga stabil. Mg stearat
berisfat hidrofob sehingga lapisannya menghalangi penetrasi medium cairan untuk
menghancurkan tablet dan pelarutannya.
g.
Talk
Sebagai glidan yang berfungsi memperbaiki sifat
karakteristik aliran granul dengan memperkecil gesekan-gesekan sesama partikel
h.
Avicel
i.
Aerosil
4.6. Cara
Kerja
1. Siapakan
kondisi ruang produksi pada grey area/kelas III. Syarat : jumlah cemaran
partikel/m3 » 0,5 µm, maksimal sebanyak 3,5 juta, cemaran partikel/m3
» 5 µm sebanyak 20 ribu, jumlah cemaran mikroba/m3 maksimal 500,
efisiensi saringan 95%, pertukaran udara> 20 kali/jam, humidif < 30% pada
70 ⁰F
(21,1 ⁰C)
2. Siapkan
peralatan. Alat sudah dibersihkan dengan aqua typol 0,5%, etanol 75% dan
terakhir aqua kembali. Beri label “telah dibersihkan”. Set peralatan sesuai
dengan master formula untuk produk yang akan diproduksi. Beri label “siap
digunakan”.
3. Karyawan
harus sehat dan tidak berpenyakit menular. Diruang ganti pakaian, karyawan
harus melepas sepatu, mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptic
khusus, keringkan, lalu ganti pakaian rumah dengan pakaian khusus produksi,
kenakan tutup kepala, sarung tangan dan serta sepatu khusus. Karyawan masuk ke
ruang produksi melalui airlock khusus karyawan yang telah dilengkapi air
shower. Hal ini untuk mencegah perpindahan mikroba dari luar ke ruang produksi.
Masuk ke ruang produksi, sebelah ujung tidak boleh dalam keadaan terbuka untuk
mencegah aliran udara luar masuk ke ruang produksi
4. Bahan
baku diambil dari gudang bahan baku. Kirim ke ruang penimbangan kelas III
mellalui airlock. Timbang sesuai dengan master formula. Cek oleh kepala regu
dan kepala unit. Setelah OK kirim ke ruang produksi melalui air lock khusus
bahan baku
5. Bahan
pengemas sekunder diambil dari gudang bahan kemas, sesuai dengan master formula
/ CPB produk yang akan diproduksi. Kirim ke ruang packing sekunder (black
area). Cetak no batch dan tanggal ED sesuai master formula. Cek oleh kepala
regu dan kepala unit. Kalau sudah OK baru siap untuk dipakai mengemas produk
6. Semua
bahan baku dan bahan pengemas yang diambil dari gudang penyimpanan
masing-masing telah mengalami QC terlebih dahulu pada masa karantina. Bahan
yang dipakai adalah yang telah lulus QC. Bila tidak memenuhi spesifikasi
standar, maka bahan harus direject, dimusnahakan langsung atau dirusak terlebih
dahulu
7. Di ruang
produksi
Granulasi
basah
a. Buat
larutan pengikat + etanol di mixing dengan litterfold lodige machine dengan
kecepatan 200 rpm selama 30 menit, hingga terbentuk larutan. Kemudian dimasukkan
Atenolol + avicel + amprotab dan tambahkan aerosil, dimixing dengan kecepatan
1500 rpm selama 1 jam.
b. Setelah
terbentuk masa tablet masukkan ke oscilating granulatory dan dilewatkan
sehingga didapatkan ukuran granul 14 mesh
c. Kemudian
granul ini dikeringkan
d. Setelah
granul kering, dilewatkan lagi ke oscilating granulatory, sehingga didapatkan
granul dengan ukuran 16 mesh
e. Pindahkan
ke storage tank, lakukan IPC seperti granulometri, kecepatan aliran,
kelembaban, bobot jenis dan Bj mampat.
f. Setelah
lulus uji granulasi, lakukan pencampuran kering granul dengan penambahan Mg
stearat + talk + starch 1500 + di mixing dalam roller baller dengan kecepatan
150 rpm selama 30 menit.
g. Lakukan pencetakan
tablet dengan bobot 300 mg
8. Tablet
yang telah jadi dikirimkan ke bagian quality control untuk dievaluasi.
9. Apabila
produk sudah lulus uji, lakukan packing dan diberi nomor registrasi dan expired
date.
10. Kirim
ke gudang produk jadi, lakukan serah terima dari bagian produksi ke bagian
logistic.
11. Evaluasi
Tablet
1) Pemeriksaan
penampilan
Meliputi
pemeriksaan visual yaitu bebas dari kerusakkan, dari kontaminasi bahan
baku atau dari pengotoran saat proses pembuatan.
2) Keseragaman
ukuran
20
tablet diambil secara acak, Setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan
jangka sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
3) Kekerasan tablet
20
tablet diambil secara acak, kemudian diukur kekerasannya dengan alat Stokes
Mensato. Tekanan yang diperlukan untuk memecahkan tablet terukur pada alat
dengan satuan Kg/cm2. Kekerasan yang ideal 10
Kg/cm2.
4) Friabilitas
a.
Bersihkan
20 tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo). Masukkan tablet ke dalam alat,
kemudian jalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
b.
Setelah
4 menit, hentikan alat, tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan dari debu dan
timbang (W1).
c.
Indeks friabilitas (f) = (Wo -W1)/Wo X
100%
5) Friksibilitas
20 tablet diambil secara acak, bersihkan dari debu,
kemudian ditimbang (Wo), kemudian dimasukkan ke dalam friksibilator. Alat
diputar 25 rpm selama 4 menit, kemudian tablet dibersihkan dari debu dan
ditimbang (W1).
Friksibilitas = (Wo –
W1)/W1 X 100 %.
6) Uji
Disolusi
·
Masukkan sejumlah volume media disolusi
sesuai monografi, alat dipasang dan biarkan media hingga mencapai suhu 370
+ 0,50C
·
Masukkan 1 tablet kedalam alat,
hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan, dan jalankan alat pada laju kecepatan
seperti yang tercantum pada monografi.
No comments:
Post a Comment