Etambutol
INDIKASI :
Anti-tuberkulosa.
Penggunaan
bukan sebagai obat tunggal, tetapi dikombinasi dengan paling sedikit satu macam
obat antituberkulosa, misalnya rifampisin, INH.
CARA KERJA OBAT :
- Etambutol merupakan tuberkulostatik dengan mekanisme kerja menghambat sintesa RNA.
- Absorpsi setelah pemberian per oral cepat.
- Ekskresi sebagian besar melalui ginjal, hanya lebih kurang 10% diubah menjadi metabolit yang inaktif.
- Obat ini tidak dapat menembus jaringan otak, tetapi pada penderita meningitis tuberkulosa dapat ditemukan kadar terapeutik dalam cairan serebrospinal.
- Banyak digunakan pada pengobatan ulang atau kasus resistensi primer, dalam hal ini dikombinasi dengan antituberkulosa lain.
KONTRA INDIKASI :
- Anak-anak di bawah usia 13 tahun.
- Neuritis optikus.
- Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini.
EFEK
SAMPING :
Efek samping obat yang perlu diperhatikan adalah toksisitas
okuler yang tergantung pada dosis dan lamanya pengobatan. Pada umumnya
perubahan visual reversibel selama beberapa minggu atau beberapa bulan, tetapi
bisa juga setelah 1 tahun atau lebih, bahkan irreversibel. Neuritis Retrobulbar
bilateral bisa terjadi dengan gejala : terjadinya penurunan ketajaman visual;
kehilangan kemampuan membedakan warna; penyempitan lapangan pandangan; skotomata
sentral dan perifer.
Efek samping lain yang dilaporkan : reaksi anafilaktoid;
pruritus; dermatitis; anoreksia; nyeri abdomen; demam; nyeri sendi; gangguan
gastrointestinal (mual, muntah); malaise; sakit kepala; pusing; gelisah;
disorientasi; halusinasi. Walaupun jarang ditemukan, bisa timbul rasa kaku dan
kesemutan pada ekstremitas yang disebabkan karena neuritis.
PERINGATAN DAN PERHATIAN :
- Pemeriksaan mata harus dilakukan sebelum pengobatan.
- Penderita dinasihatkan untuk segera melapor kepada dokter apabila terjadi perubahan ketajaman visual.
- Etambutol harus dihentikan dengan segera apabila terjadi gangguan visual.
- Pada penderita dengan gangguan visual seperti katarak; peradangan mata yang berulang; neuritis optikus; retinopati diabetik; evaluasi perubahan visual lebih sulit dilakukan. Oleh karena itu harus dapat dibedakan dengan pasti antara perubahan visual karena penyakit-penyakit/keadaan-keadaan tersebut dengan perubahan visual yang disebabkan karena etambutol.Pada penderita ini harus dipertimbangkan antara keuntungan pemakaian etambutol dengan kemungkinan terjadinya efek samping.
- Pada pengobatan jangka panjang pemeriksaan fungsi organ harus dilakukan secara periodik termasuk ginjal; hati; hematopoetik.
- Hati-hati pemberian etambutol pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Pada penderita ini dosis harus diturunkan dan disesuaikan dengan kadar etambutol dalam darah.
- Data-data yang menunjang keamanan pemakaian etambutol pada wanita hamil dan menyusui belum mencukupi.
ATURAN
PAKAI :
Dosis
lazim : 15-25 mg/kg berat badan/hari
sebagai dosis tunggal. Pengobatan awal : Penderita yang belum pernah mendapat
pengobatan anti-tuberkulosa sebelumnya, dosis etambutol adalah : 15 mg/kg berat
badan/hari dalam dosis tunggal setiap 24 jam.Pengobatan ulang : Pada penderita
yang pernah mendapat pengobatan anti-tuberkulosa sebelumnya, dosis etambutol
adalah : 25 mg/kg berat badan/hari dalam dosis tunggal setiap 24 jam.
No comments:
Post a Comment