Friday, June 5, 2015

GASTROENTERITIS AKUT


GEA (Gastroenteritis akut)
1.    Defenisi
GEA merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai dengan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah dan seringkali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare yag dimaksud adalah BAB berkali – kali (dengan jumlah > 4 kali dan bentuk feses yang cair dapat disertai dengan darah atau lendir. 
2.    Klasifikasi gastroenteritis yaitu :
a)    Diare Akut
Yaitu diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari
b)   Diare Kronis
Yaitu diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu (pada orang dewasa) sedangkan batas waktu 2 minggu (pada bayi dan anak – anak).
3.    Etiologi
a)    Faktor Infeksi
ü Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama gastroenteritis pada anak, meliputi infeksi internal sebagai berikut :
  • Infeksi bakteri ; Vibrio, E.coli, Salmonella shigela, Caplabactor, Versinia aoromonas dan sebagainya
  • Infeksi virus ; entero virus (Vibrio, E.coli, Coxsacria, Poliomyelitis)
  • Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Tricuris, Oxyuris, srongyloidis, Protozoa, Jamur)
ü Infeksi parenteral : infeksi di luar alat pencernaan seperti OMA, tonsillitis, BP
b)   Faktor Malabsorbsi
  • Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa)
  • Malabsorbsi lemak
  • Malabsorbsi protein
c)    Faktor makanan : makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan
d)   Faktor psikologis : rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar)
4.    Patofisiologi
a)    Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misalnya oleh toksin pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus 
b)   Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare
c)    Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
5.    Tanda dan Gejala pada GEA
Pasien dengan diare sering mengalami nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam dan diare. Diare dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
a)    Gastro Enteritis Desentriform
Yaitu diare yang didapatkan lender kental dan kadang – kadang diarenya berdarah.
Disebabkan oleh : Shigella, Entamoeba Hystolitica.
b)   Gastro Enteritis Koleriform
Yaitu diare yang terdiri dari cairan saja.
Disebabkan oleh : Vibrio, Klastrida atau Intoksikasi makanan
Diare dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh, pasien akan merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Gangguan biokimiawi seperti asidosis metabolic akan menyebabkan frekuensi pernafasan meningkat dan dalam. Bila terjadi hipovolemik berat, maka denyut nadi cepat >120 x/menit, TD menurun, pasien gelisah, muka pucat dan kadang terjadi sianosis. Perfusi ginjal dapat menurun sehingga timbul anuria dan apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan nekrosis tubular akut.

6.    Manifestasi Klinik
a)    Konsistensi feses cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering
b)   Muntah (umumnya tidak lama)
c)    Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
d)   Kram abdomen, tenesmus
e)    Membran mukosa kering
f)    Fontanel cekung (bayi)
g)   Berat badan menurun
h)   Malaise
7.    Komplikasi
a)    Dehidrasi
b)   Renyatan Hiporomelik
c)    Kejang
d)   Bakterikimia
e)    Malnutrisi
f)    Hipoglikimia
g)   Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
Gari komplikasi Gastroenteritis, tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  • Dehidrasi ringan : kehilangan 2 – 5% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suaru serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok
  • Dehidrasi sedang : kehilangan 5 – 8% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam
  • Dehidrasi berat : kehilangan cairan 8 – 10% dari BB dengan gambaran klinik seperti tanda dehidrasi sedang ditambahn dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, oto kaku sampai sianosis
8.    Penatalaksanaan
a)    Pemberian Cairan
ü Pemberian cairan : pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan per oral berupa cairan yang isinya NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut
ü Cairan parenteral : pada umunya cairan RL di berikan tergantung berat/ ringan dehidrasi, yang di perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan BB nya.
  • Dehidrasi ringan : 1 jam pertama 25 – 50ml/ kg BB/ hari, kemudian 125ml/ kg BB/ oral
  • Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50 – 100ml/kg BB/ oral kemudian 125ml/ kg BB/ hari
  • Dehidrasi berat 1 jam pertama 20ml/ kg BB/ jam atau 5 tetes/ kg BB/ menit, 16 jam berikutnya 105ml/ kg BB oralit po
b)   Pemberian Obat – obatan
ü Obat anti sekresi : Asetosal dan Klorpromazin
ü Obat spasmoliti : umumnya Papaverin, Ekstrak belladon, Opium Loperamid
ü Antibiotic : bila penyebabnya kolera, diberikan Tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hari.
9.    Pemeriksaan Penunjang
a)    Pemeriksaan Feses
  • Makroskopis dan mikroskopis
  • Biakan kuman untuk mencari kuman penyebab
  • Test resitensi terhadap berbagai antibiotic
  • pH dan kadar gula jika diduga adanya sugari intoleransi
b)   pemeriksaaan darah
  • darah lengkap
  • kadar ureum untuk mengetahui adanya gangguan faal ginjal
  • pH adanya alkali dan elektrolit untuk menentukan gangguan keseimbangan asam basa
c)    Detol Intubation
Untuk mengethaui adanya kuman penyebab secara kuantitatif terutama pada diare kronik 

No comments:

Post a Comment