Gentamisin
Golongan : antibiotic golongan aminoglikosida
Mekanisme Aksi : intervensi pada sintesa protein bakteri
dengan berikatan dengan 30 S dan 50 S sub unit ribosom yang mengakibatkan
defekatif membrane sel bakteri
Dosis :
· Dewasa : Diberikan secara
i. v. atau i. m.
· Konfensional : 1 – 2,5 mg/kg BB/ dosis setiap 8 – 12 jam
untuk mendapatkan kadar puncak secara cepat pada terapi, dosis inisial yang
lebih tinggi dapat diberikan dengan pertimbangan yang cermat untuk pasien jika
cairan ekstraseluler meningkat (udem, syok).
· Dosis tunggal : 4 – 7 mg/kg BB/dosis
tunggal/hari; beberapa klinisi memberikan rekomendasi dosis tersebut untuk
pasien yang fungsi ginjalnya normal.
· Synergy
dengan Ampisilin : ( untuk infeksi bahteri gram positif) 3
mg/kg/hari dalam 1 -3 dosis terbagi.
· Interval
pada gangguan ginjal :
Clcr ≥ 60 ml/menit : diberikan setiap 8 jam
Clcr 40 -60 ml/menit : diberikan setiap
12 jam
Clcr 20-40 ml/menit : diberikan setiap 24 jam
Clcr < 20 ml/menit : loading doses, kemudian monitor dosis
terapi
Farmakologi
:
·
Didistribusikan melalui plesenta
·
Volume distribusi meningkat pada
odem, asites dan menurun pada dehidrasi.
·
Neonatus : 0,4- 0,6 per kg BB,
·
Anak 0,3 -0,35 /kg BB.
·
Dewasa 0,2-0,3 /kg BB
·
Protein binding : < 30 %
·
Waktu paruh eliminasi :
·
Infant : umur < 1 minggu
3-11,5 jam. 1 minggu -6 bulan 3-3,5 jam.
·
Dewasa ; 1,5-3 jam.
·
Pasien dengan gangguan ginjal 36-70
jam
·
Kadar puncak serum : i.m 30-90
menit; i.v. 30 menit setelah pemberian dengan infus
·
Ekskresi : Urin
- Indikasi: Gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Serratia) dan Gram positif (Staphylococcus), infeksi tulang, infeksi saluran nafas, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran urin, abdomen, endokarditis dan septikemia , penggunaan topical, dan profilaksis untuk bakteri endokarditis dan tindakan bedah.
- Kontra Indikasi :Hipersensitif terhadap Gentamisin dan Aminoglikosida lain
- efek samping: > 10% Susunan syaraf pusat : Neurotosisitas (vertigo, ataxia)
- Neuromuskuler dan skeletal : Gait instability
- Otic : Ototoksisitas (auditory), Ototoksisitas (vestibular)
- Ginjal : Nefrotoksik ( meningkatkan klirens kreatinin)
- 1% – 10%
- Cardiovaskuler : Edeme
- Kulit : rash, gatal, kemerahan
- < 1%
- Agranulositosis
- Reaksi alergi
- Dyspnea
- Granulocytopenia
- Fotosensitif
- Pseudomotor Cerebral
- Trombositopenia
- Interaksi: Penisilin, Sefalosporin, Amfoterisin B, Diuretik dapat meningkatkan efek nefrotoksik, efek potensiasi dengan neuromuscular blocking agent
- Peringatan: golongan aminoglikosida dapat menyebabkan neurotoksik dan nefrotoxik
No comments:
Post a Comment