Monday, June 29, 2015

kasus1



Penggunaan Obat Tukak Lambung dan Darah Tinggi Jangka Lama

ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB
Diasuh oleh para Apoteker Dosen Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Pertanyaan:
Yth Apoteker, Saya sudah lama mengkonsumsi obat-obatan antara lain: 1. Obat Maag 2. Obat tekanan darah tinggi (Norvask), saya khawatir efek dari obat-obat tersebut yang bisa merusak hati/ginjal. Apakah ada/cara utk menetralisir racun-racun dari obat tersebut terima kasih (Sy S Bin Abd Samad 60 th Pdg).

Bapak S bin Abdul Samad Yth.
Obat tukak lambung dan kelebihan asam lambung atau yang oleh masyarakat disebut sebagai obat mag umumnya mengandung senyawa yang dapat menetralkan asam lambung. Obat tersebut biasanya mengandung senyawa basa aluminum dan magnesium serta obat untuk menghilangkan gas yang ada dalam lambung. Obat ini bekerja setempat di lambung bereaksi dengan asam lambung sehingga keadaan keasaman atau pH cairan lambung menjadi lebih netral atau kurang asam. Obat ini digunakan untuk gangguan pencernaan di lambung, rasa perih dan kadang-kadang rasa panas dalam lambung, dan kelebihan asam lambung. Sama seperti obat lainnya, efek samping mungkin saja dapat terjadi. Efek samping yang sering terjadi adalah mencret atau sebaliknya sulit buang air besar. Namun pada kebanyakan penderita efek samping ini sangat ringan atau tidak muncul sama sekali. Obat ini dapat meningkatkan efek samping obat lainnya, dan dapat juga menurunkan khasiat obat lain bila digunakan bersamaan.
Pada sisi lain beberapa obat tertentu lainnya juga dapat meningkatkan efek samping obat mag ini. Efek merugikan obat ini terhadap ginjal memang ada. Jangan menggunakan obat ini bila hanya berdasarkan gejala yang sama dengan penderita lainnya. Obat yang diresepkan untuk seorang penderita tidak boleh diberikan kepada orang lain. Bila tidak ada perbaikan dan atau gejala penyakit makin bertambah segera hentikan penggunaan obat ini dan berkonsultasi dengan dokter atau apoteker. Apakah Bapak menggunakan obat ini berdasarkan resep dokter atau saran apoteker, kami tidak tahu. Bila obat ini dikonsumsi tanpa indikasi dan diagnosis yang jelas sebaiknya hentikan dulu hingga penyakit yang diderita sudah pasti. Sebab dari satu gejala penyakit ada beberapa kemungkinan penyakit yang diderita. Dengan demikian diagnosis yang ditetapkan dokter dengan teliti sangatlah penting.
Obat tekanan darah tinggi yang sering Bapak gunakan mengandung amlodipin, suatu obat
tekanan darah tinggi dan dapat juga meningkatkan aliran darah ke otot jantung, sehingga jantung bekerja lebih baik. Sama seperti obat lainnya bila digunakan tidak sesuai dengan tujuan pengobatan dan tidak di bawah pengawasan dokter dan apoteker tetap saja dapat menimbulkan efek samping, efek yang merugikan atau bahkan efek keracunan. Efek samping yang paling sering adalah udem dan lemas. Efek samping lain yang sering terjadi antara lain sakit kepala, gangguan saluran cerna, mual, dan berdebar-debar. Gangguan darah, pembesaran buah dada pada pria, impotensia, rasa tertekan, susah tidur, hepatitis, peningkatan gula darah, gemetar dan bahkan sindroma Steven Jhonson berupa kulit melepuh, walaupun jarang terjadi perlu diperhatikan. Bila hal ini terjadi perlu segera menghubungi pakar yang sesuai. Keracunan mendadak pada pemberian oral pada tikus akan terjadi pada takaran 37mg/kg bobot badan. Untuk pasien dengan bobot badan 50 kg, maka keracunan akan terjadi pada takaran 1850mg atau lebih kurang 2 gram. Bila dibandingkan dengan takaran penggunaan yang lazim, maka obat ini aman dikonsumsi. Namun harus hati-hati bila digunakan pada pasien gangguan fungsi hati dan wanita hamil.
Perlu diingat bahwa efek samping obat yang muncul pada seseorang belum tentu muncul pada orang lain. Tubuh kita memiliki kemampuan untuk menghancurkan obat yang masuk dan mengeluarkannya melalui air seni, tinja, keringat dan sebagainya. Organ yang berfungsi untuk menghancurkan obat tersebut terutama adalah hati. Bila seseorang mengalami gangguan fungsi hati maka kemampuan hati untuk menghancurkan obat tersebut menjadi berkurang, sehingga pengeluaran obatpun menjadi lebih lambat, akibatnya bila digunakan jangka panjang obat akan dapat menumpuk dalam tubuh. Bila hal ini berlangsung lama maka bukan tidak mungkin terjadi keracunan. Perlu diingat untuk orang berusia lanjut ada kemungkinan fungsi organ tidak saja hati tetapi juga organ lain sudah berkurang. Keadaan ini menambah peluang untuk terjadinya penumpukan obat. Untuk mencegah keracunan tidak terjadi, maka pengawasan pakar yang
sesuai sangat diperlukan. Pengawasan yang diperlukan adalah takaran, frekuensi dan lama penggunaan obat. Bila hal ini dapat dikontrol, maka masalah yang tidak diinginkan dapat dicegah. Untuk penggunaan jangka lama, maka efek samping tertentu mungkin saja muncul. Dalam pengobatan selalu ada pertimbangan antara manfaat dan resiko.
Pak S bin Abdul Samad, dosis obat sudah dihitung oleh pakar yang didukung dari hasil penelitian yang mendalam. Maka jika obat digunakan dengan dosis, rentang, frekuensi dan lama penggunaan sesuai yang disarankan tidak akan terjadi penumpukan obat dalam tubuh alias aman. Namun perlu diingat bahwa regimen dosis tersebut berlaku untuk pasien dengan keadaan fungsi organ normal. Bila sudah terjadi gangguan fungsi organ tersebut, maka ada kemungkinan terjadi penumpukan obat. Dengan demikian maka pengunaan obat, apalagi jangka panjang seyogianya harus sepengetahuan klinisi (dokter dan atau apoteker).
Sebagian obat memang dapat saja menimbulkan kerusakan sel-sel organ seperti hati sehingga semakin memperburuk fungsi organ tersebut. Akibatnya fungsi hati akan terganggu dan
menurun. Untuk mencegah hal ini maka penggunaan obat harus dibatasi atau diganti dengan obat lain yang lebih aman. Untuk mencegah kerusakan sel hati bisa dengan mengkonsumsi obat-obat yang dapat melindungi sel hati atau mencegah kerusakan sel hati lebih lanjut yang disebut hepatoprotektor. Bahan alam dari tumbuhan misalnya kunyit (Curcuma domestica), temulawak dan lain dapat bertindak sebagai hepatoprotektor. Demikianlah jawaban kami semoga bermanfaat. 

No comments:

Post a Comment