Monday, June 29, 2015

monografi SIPROFLOKSACIN



   SIPROFLOKSACIN

Struktur Kimia:

  • Nama kimia : asam 1-cyclopropyl-6-fluoro-1 ,4-dihidro-4-okso-7-(1-piperazinyl) quinolinecarboxylic.
  • Rumus molekul : C17H18FN3O3
  • Berat molekul :  331,4
  • Metode analisis : kromatografi, spektrofotometri

a)      INDIKASI:
Anak – anak:Infeksi saluran urin dan pyelofritis yang disebabkan oleh E.coli. catatan: meskipun demikian, siprofloksasin bukan merupakan obat pilihan pertama. Anak – anak dan dewasa:untuk menurunkan angka kejadian atau progress penyakit terkait dengan baccilus anhraticus. Pada infeksi mata; digunakan untuk mengobati infeksi pada okular (corneal ulcer, conjungtivitis) atau bakteri sejenis.Dewasa:untuk pengobatan infeksi yag disebabkan bakteri:
 Infeksi saluran urin; cistitis akut tanpa komplikasi pada wanita; prostatitis bakteri kronik; infeksi saluran nafas bawah (termasuk eksaserbasi akut dan bronchitis kronik); sinusistis akut; infeksi kulit;tulang dan persendian; infeksi intraabdominal komplek; diare karena infeksi; demam tyfoid karena Salmonella typhi; pneumonia nosokomial, terapi empiris febrile neutrophenic (kombinasi dengan piperacillin).

b)      DOSIS, CARA PEMBERIAN, LAMA PEMBERIAN
DOSIS ANAK-ANAK: Oral: Infeksi saluran urin atau pyelofritis: anak 1-17 tahun: 20-30 mg/kg/hari terbagi dalam 2 dosis terpisah (setiap 12 jam) untuk 10-21 hari. Maksimal 1.5 g/hari. Cistitis fibrosis: anak 5-17 tahun; 40 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam, pemberian selama 1 minggu Injeksi: infeksi saluran urin komplikasi pada anak 5-17 tahun: 6-10 mg/kg setiap 8 jam untuk 10-21 hari (maksimum 400 mg/dosis) Cistitis fibrosis:anak 5-17 tahun; 30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam untuk satu minggu.
DOSIS DEWASA: Oral: Infeksi saluran urin: Infeksi saluran urin akut tanpa komplikasi: 250 mg setiap 12 jam selama 3 hari. Infeksi saluran urin akut dan  pyelonefritis tanpa komplikasi: sedíaan lepas lambat 1000 mg setiap 24 jam selama 7-14 hari. cistitis akut tanpa komplikasi sediaan lepas lambat 500 mg setiap 24 jam selama 3 hari. Infeksi saluran urin sedang : 250 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari. Infeksi saluran urin berat: 500 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari. infeksi saluran nafas bawah, dan infeksi pada kulit: 500 – 750 mg dua kali sehari untuk 7-14 hari, tergantung juga dengan kegawatan dan keparahan infeksinya. Infeksi pada tulang dan persendian: 500-750 mg dua kali sehari 4-6 minggu, tergantung kegawatan dan kepekaan dari bakteri penginfeksinya. 
c)      FARMAKOLOGI
Absorbsi: oral; tablet; cepat (50-85%). Distribusi: Vd 2.1-2.7 L/kg; tersebar ke hampir seluruh jaringan tubuh, menembus plasenta dan ASI (air susu ibu). Ikatan protein: 20-40%. Metabolisme: secara hepatik parsial menjadi 4 metabolit (sedikit yang punya aktifitas). T½ eliminasi: anak-anak 2.5 jam; dewasa dengan fungsi ginjal normal 3-5 jam. T max: oral; sediaan tablet 0,5-2 jam; sediaan lepas lambat 1-2,5 jam. Ekskresi: urin 30-50% dalam bentuk utuh, feses 15-43%. Kadar terapetik: 2.6-3 mcg/mL; Kadar toxic >5 mcg/mL.
d)     KONTRAINDIKASI
Injeksi: sediaan infus disimpan pada suhu 5-25°C terlindung dari cahaya dan pembeku (freezer). Sediaan vial disimpan dalam suhu 5-30°C terlindung dari cahaya dan pembeku (freezer), pengenceran 0.5-2 mL siprofloksasin dapat bertahan selama 14 hari jika disimpan dalam suhu kamar. Tetas mata: disimpan pada suhu 2-25°C, terlindung dari cahaya. Mikrokapsules untuk Suspensi oral: disimpan pada suhu 25°C; hasil pengenceran yang mengikuti prosedur dan tersimpan pada suhu dibawah 30°C dan terhindar dari pembeku, obat dapat bertahan 14 hari. Tablet: disimpan pada suhu 30°C; tablet lepas lambat 15-30°C.
e)      EFEK SAMPING
Angka Kejadian 1-10% : SSP : Kejadian neurologi (anak-anak 2% meliputi gangguan tidur, pusing dan cemas); demam (anak 2%); sakit kepala (pemberian IV); gelisah (pemberian IV).  Dermatologi : Ruam kulit (anak 2% dewasa 1%). Gastrointestinal : Mual (anak/dewasa 3%); diare (anak 5%, dewasa 2%); muntah (anak 5%, dewasa 1%); nyeri lambung (anak 3%, dewasa<1%); gangguan pencernaan (anak 3%). Hepatik : Peningkatan SGOT/SGPT (dewasa 1%). Lokal : Reaksi pada tempat injeksi (pemberian IV). Saluran pernapasan : Radang saluran pernapasan (rhinitis) anak 3%. Angka Kejadian < 1% : Abnormal, ARF, agitasi, agranulositosis, albuminuria, reaksi alergi, anafilaksis, anemia, angina pektoris, angioedema, anorexia, anosmia, ataksia, atrial flutter, depresi sumsum tulang, sakit pada dada, bronkhospasmus, kandidiasis, kandiduria, eritema nosodum, dermatitis eksfoliatif, demam, fixed eruptions,flatulen, perdarahan lambung, halusinasi, sakit kepala, hematuria, anemia hemolitik, kegagalan fungsi hati, nekrosis hati, hiperglisemia, hiperpigmentasi, hipertensi, hipotensi, hipertonia, insomnia, interstisial nephritis, perforasi intestinal,  iritabilitas, jaundice, nyeri persendian, edema tenggorokan, sensitif terhadap cahaya terang,limfadenopati, rasa malas, reaksi manik, methemoglobinemia, MI, migrain, moniliasis, myalgia, myastenia gravis, myoclonus, nefritis, nystagmus, hipotensi ortostatik, palpitasi, pankreatitis, pansitopenia, paranoia, parestesia, neuropati perifer, petenchia, perpanjangan waktu PT/INR, pseudomembranous colitis, psikosis, edema paru, renal calculi, kejang; peningkatan serum kolesterol dan trigliserida; sindrom stevens-johnson; takikardi, hilang rasa, kerusakan tendon, tendonitis, tromboflebitis, tinitus, toxic epidermal nekrolisis, tremor, perdarahan uretral, kandidiasis vagina, vaginitis, vasculitis, ektopi ventricular, gangguan visual, rasa lemas.
f)       INTERAKSI
·         Interaksi dengan obat lain
Meningkatkan efek: Meningkatkan efek toksik dari substrat CYP1A2 (seperti; aminofilin, fluvoxamine, mexiletin, mirtazapin, ropinirol, trifluoperazin), gliburid, metotreksat, ropivacaine, teofilin, dan warfarin. Jika digunakan dengan kortikosteroid maka akan dapat meningkatkan kerusakan tendon. Jika digunakan dengan foscarnet dapat meningkatkan efek kejang. Probenezid kemungkinan meningkatkan kadar siprofloksasin. Menurunkan efek: Antasida, suplemen elektrolit oral, quinapril, sukralfat, kemungkinan juga siprofloksasin dapat menurunkan kadar fenitoin.
·         Interaksi dengan makanan
Makanan (kalsium yang ada dalam sari buah, multivitamin dan mineral)kemungkinan menganggu penyerapan siprofloksasin pada saluran cerna akibat efek kation divalen dan trivalen.Sebaiknya obat digunakan 2 jam sebelum  makan atau 6 jam setelah makan. Jika siprofloksasin dalam bentuk obat lepas lambat, digunakan 4 jam sebelum makan dan 6 jam setelah makan. Kofein (dari kopi), jika dikonsumsi bersamaan dengan siprofloksasin dapat meningkatkan efek detak jantung yang berlebihan atau stimulasi SSP meningkat.
g)      PERINGATAN
Kemungkinan dapat meningkatkan respon SSP, perlu monitoring terhadap pasien yang diketahui mempunyai kelainan pada SSP. Pengobatan jangka panjang dapat mengakibatkan suprainfeksi. Kerusakan tendon, pernah dilaporkan ketika siprofloksasin digunakan bersamaan dengan quinolon lainya. Reaksi hipersensitifitas gawat seperti anaphilasis pernah terjadi jika pengobatan dengan golongan quinolon lainya.
h)      INFORMASI PASIEN
Untuk menghindari timbulnya resistensi, maka sebaiknya siprofloksasin digunakan dalam dosis dan rentang waktu yang telah ditetapkan. Obat digunakan dalam keadaan perut kosong (2 jam sebelum makan atau 6 jam setelah makan). Amati jika ada timbul gejala ESO obat, seperti mual, diare atau respon hipersensitivitas. Jika masih belum memahami tentang penggunaan obat, harap menghubungi apoteker. Jika keadaan klinis belum ada perubahan setelah menggunakan obat, maka harap menghubungi dokter.
i)        MEKANISME AKSI
Menghambat DNA-girase pada organisme yang sensitif ; menghambat relaksasi superkoloid DNA dan memicu kerusakan untai gandai DNA .

No comments:

Post a Comment