Friday, August 28, 2015

DIARE



DIARE
2.2.1 Batasan
          Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan (setengah padat) lebih dari tiga kali sehari, kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dapat atau tanpa disertai darah atau lender

2.2.2  Etiologi
Penyebab Diare, antara lain :
-          Infeksi : virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk), bakteri (shigella, salmonella, E. Coli, vibrio), parasit (protozoa : E. Hystolytica, G. Lamblia, Balantidium coli, cacing perut, Askariasis, Trikuris, stringiloideus, jamur dan kandida)
-          Malabsorbsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau protein
-          Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhjadap makanan
-          Imunodefisiensi
-          Psikologis : rasa takut dan cemas
         Pada umumnya penyebab penyakit dapat dikelompokkan dalam 4 kategori patogenesis terjadi :
-          Diare osmotik, disebabkan oleh sindrom malcerna (maldigesti) atau malabsorpsi serta akibat pemasukan zat yang sukar diabsorbsi. Jika makanan dihentikan, diare osmotik akan berhenti.
-          Diare sekretorik : terjadi sekresi intestinal yang berlebihan dan berkurangnya absorbsi menimbulkan diare yang cair dan banyak. Pada umumnya disebabkan tumor endokrin, malabsorbsi garam empedu, laksatif katarik.
-          Diare karena gangguan motilitas : hal ini disebabkan transit usus yang cepat atau justru karena terjadinya statis yang menimbulkan perkembangan bakteri intralumen yang berlebihan. Penyebab yang klasik adalah irritable bowel syndrome
-          Diare inflamatorik disebabkan oleh faktor inflamasi seperti inflamatori bowel desease.

2.2.3  Manifestasi Klinik
         Pasien dengan diare sering mengalami muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam. Kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara menjadi serak.
         Gangguan biokimia akan menyebabkan pernafasan lebih cepat, tekanan darah menurun, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan/atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu. Anus dan sekitarnya menjadi lecet karena tinja menjadi asam.Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah diare.

2.2.4 Diagnosa
    a.  Pemeriksaan Fisik


Ringan
Sedang
Berat
Tanya:
Diare
Muntah
Rasa haus
Kencing

< 4xBAB cair
Sedikit
Normal
Normal

4-10 x cair
Beberapa kali
Sangat haus
Sedikit gelap

10 x cair sehari
sangat sering
malas minum
Tidak ada dlm 6 jam
Periksa :
Keadaan umum
Pernafasan
Air Mata
Mata
Mulut dan Lidah

Baik
Normal
Ada
Normal
Basah

Gelisah rewel
Agak cepat
Tidak ada
Cekung
Kering

Lesu, tidak sadar
Cepat dan dalam
Tidak ada
 Kering, cekung
Sangat kering
Raba :
Nadi

Normal

Agak cepat

Sangatcepat, lambat
Turgor
Kembali cepat
Kembali lambat
Kembali sangat lambat
Ubun – ubun
Besar
Kehilangan
Berat badan
Normal
<25 mg/kg Bb
Cekung
100 mg/kg BB
Sangat cekung
< 100 mg/kg BB

   b.  Pemeriksaan Laboratorium
Ø  Pemeriksaan darah     :            Darah perifer lengkap, analisis darah gas dan elektrolit terutama Na, K, Ca, P serum pada diare yang disertai kejang
Ø  Pemeriksaan tinja       :            Makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula, biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan iji resistensi terhadap berbagai antibiotik
Ø  Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
Ø  Duodenal intobation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kroni
2.2.5 Penatalaksanaan
1.      Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya. Jumlah cairan yang diberikan harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan atau muntah
2.      Makanan harus diteruskan dan ditingkatkan selama diare untuk menghindari efek buruk pada status gizi. Makan yang diberikan mudah dicerna dan diserap, tidak berserat dan tidak merangsang, diberikan dalam jumlah sedikit dengan frekuensi sering.
3.      Obat‑obat diare meliputi anti motilitas. seperti loperamid, adsorben seperti norit, antiemetik termasuk prometazindan  klorpromazin, tidak satupun obat-obat ini terbukti mempunyai efek‑efek yang nyata untuk pengobatan diare akut malahan mempunyai efek yang membahayakan terutama pada anak di bawah umur 5 tahun.

No comments:

Post a Comment