Sunday, August 30, 2015

PENGATURAN ALAMI DARI PROLIFERASI DAN DIFERENSIASI SEL



PENGATURAN ALAMI DARI PROLIFERASI DAN DIFERENSIASI SEL
            Model dasar pematangan sel termasuk sidalamnya termasuk pupilasi sel-sel batang diperkirakan mampu memperbaharui diri, menyediakan sel-sel awal atau progenitor untuk maturasi selanjutnya, diferensiasi dan ekspansi menjadi semua tipe-tipe sel darah. Hal ini diikuti oleh tahap diferensiasi awal ketika sel diproduksi (progenitor oligopoten) yang akan menjadi satu diantara beberapa tipe sel darah yang matang. Pada akhirnya progenitor monopoten yang mengalami diferensiasi dibatasi menjadi satu tipe sel. Sel-sel selanjutnya akan mengalami serangkaian tahap-tahap pematangan untuk menjadi sel yang matang.
Sel Batang
            Aktivitas sel batang dalam memperbaharui dirinya lebih baik dari diferensiasinya dan pemilihan lini sel oleh sel progenitor multipoten selama proses diferensiasi diperkirakan terjadi secara acak. Sebaliknya pertahanan dan proliferasi sel-sel progenitor selanjutnya diatur oleh kelompok sitokin sebagai factor stimulasi koloni ( yang dikenal juga sebagai CSFs, hematopoetin, sitokin hematopoetin atau factor pertumbuhan hematopoetik. Reseptor- reseptor untuk berbagai CSFs berada pada permukaan sel-sel batang yang diyakini oleh studi aktifitas stimulator secara in vitro untuk sitokin, seperti factor sel batang atau SCF, IL-1, IL-6, G-CSF, IL-11, IL-12, IL-13, TPO, factor pertumbuhan fibroblast dasar, factor inhibitor leukemia yang berupa kombinasi.
Neutrofil
            Normalnya dibutuhkan waktu selam 14 hari untuk pembentukan diferensiasi pada sum-sum tulang. Molekul pengatur yang terpenting dalam pembentukan neutrofil adalah G-CSF, GM-CSF, dan IL-3. Seorang dewasa yang sehat akan memproduksi kira-kira 1,6 juta neutrofil per kgBB perhari. Secara keseluruhan neutrofil diganti palng sedikit dua kali dalam 24 jam, waktu sirkulasi rata-rata untuk satu sel diperkirakan 6-12 jam. Kebanyakan dari penggantian ini diperkirakan merupakn fungsi efektor pada jaringan dan bukanlah jaringan yang sederhana.
Eusinofil
            Waktu sirkulasi untuk eusinofil ini diperkirakan 6 jam tapi dapat bertahan beberapa minggu pada jaringan. Sitokin sangat penting pada pembentukan dan fungsi eusinofil, termasuk IL-1, IL-3, GM-CSF, G-CSF dan kemungkinan yang terpenting adalah IL-5. Kortikosteroid dapat  menyebabkan pemabatasan eusinofil dan menghalangi pelepasan sel-sel batang dari sum-sum tulang.
Monosit dan Makrofag
            Baik monosit dan makrofag mensekresi sitokin yang menstimulasi monositopoesis. Sitokin yang bekerja monosit matang termasuk factor stimulasi koloni makrofag (M-CSF) dan GM-CSF. Monosit darah memiliki waktu transit yang pendek dalam sum-sum dibanding neutofil  (6 vs 13 hari) dan tidak ada monosit yang tersedia.
Limfosit
            Sel T yang belum matang diproduksi pada sum-sum tulang dan berpindah pada kelenjer timus. Berbagai jenis sitokin termasuk IL-2, IL-4, IL-7, lymphopoesis fasilitasi dimana yang lainnya seperti perubahan factor pertumbuhan beta dapat memperlambat proses ini.
            Limfokin digunakan untuk memjelaskan sekresi sitokin oleh sel T. Limfokin seperti  IL-2 penting pada aktifasi dan proliferasi system imun sedangkan monokin juga penting sebagai pengatur perkembangan limfosit. Limfosit B dan T saling mempunyai interaksi yang penting pada pembentukan dan aktivasi dan pembentukan limfosit yang dibutuhkan untuk imuno kompeten.
Platelet
            Trombopoesis digunakan untuk memjelaskan proses pembuatan platelet. Sum-sum tulang memproduksi 40.000 platelet per ml cairan darah setiap harinya. Prekusor prolifersi dan diferensiasi platelet terutama dipengaruhi oleh sitokin seperti IL-6, IL-11, factor inhibitor leukemia dan khususnya trombopoetin.
Eritrosit
            Waktu hidup dari eritrosit diperkirakan 100-120 hari dengan tingkat sirkulasi selnya 1%/hari, pada orang dewasa produksinya diperkirakan 200 juta retikulosit per hari. Pada  kasus anemia dan hipoksemia menstimulasi sel peritubular intersisial ginjal untuk memproduksi EPO oleh interaksinya dengan sesnsor oksigen ginjal. Tingkat elevasi pada konsentarasi EPO darah tergantung pada tingkat keparahan anemia dan hipoksemia.
            Produksi sel darah merah yang seimbang untuk kasus anemia merupakan taksiran yang bagus dengan mengevaluasi jumlah retikulosit walaupun kisaran normalnya kira-kira 0,4% sampai 1,7% dari sel darah merah, persentase ini akan terus meningkat pada pasien darah merah dengan kapsitas produktif yang adekuat. Konsentarasi sel darah merah pada wanita dewasa sehat 4,6 x 106/mm3 dan pada pria dewasa sekitar 5,251 x 106mm3. Konsentarsi haemoglobin pada pria dewasa sehat adalah 15,7 gram/dl sedanmgkan pada wanita dewasa sehat adalah 13,8 gram/dl. Variasi dari konsentarsi normal ini tergantung pada umur, status menstruasi, ras,factor lingkungan dan kehamilan.

No comments:

Post a Comment