Sunday, August 30, 2015

STRUKTUR & KOMPARTEMEN HEMATOPOIESIS



STRUKTUR & KOMPARTEMEN HEMATOPOIESIS
Perkembangan embrionik jaringan hematopoietic terjadi dalam mesenkim yolk sac dengan transisi fetal terjadi dalam hati dan limfa. Sel hematopoietic yang sangat tidak matang dapat juga muncul dalam tali pusat tapi tidak jelas terlihat pada pembuluh darah operifer orang dewasa. Sel hematopoietic imatur berasal dari sumsum tulang. Orang dewasa rata-rata memiliki 1,7 liter sumsum tulang yang memberikan lingkungan optimal untuk pembentukan dan proliferasi sel hematopoietic.
Hematopoietic sumsum tulang berada pada bagian sentral dari tulang panggul, tulang rusuk, tulang belakang, tengkorak, tulang paha dan epifesa humeral. Struktur anatomi dari sumsum tulang dikarakterisasi oleh sinus sumsum vena sentral yang dihubungkan oleh sinusoid vaskular kasar yang berupa jalinan retikulin dimana sel berada. Hematopoiesis tersebut terjadi pada ruang sumsum ekstravaskuler yang juga mengandung sel endotel, fibroblast, makrofag dan adipose, stroma sumsum tulang.
Sel stromal adalah komponen hematopoietik terpenting yang menyediakan faktor pertumbuhan, kolagen dan protein sel terikat. Ketika sel-sel ini dikombinasikan dengan sel-sel pelengkap (limfosit/monosit) dan sitokin, gabungannya dikenal dengan mikrolingkungan hematopoietik.
Pengeluaran pada banyak sel-sel matang dari sumsum tulang terjadi melalui penghalang sel endotel. Pelepasan sel-sel seperti netrofil dapat distimulasi oleh komplemen, steroid atau endotoksin. Sel yang belum matang (progenitor) dapat menjadi salah satu komponen selular darah dapat digerakkan dari sumsum tulang ke pembuluh darah perifer oleh administrasi obat-obat kemoterapi sitotoksik (contoh siklofosfamid) atau faktor stimulasi koloni (G-CSF atau GM-CSF), proses ini biasanya mengacu pada “priming” sumsum tulang untuk progenitor pembuluh darah perifer atau transplantasi sel batang.
Sel hematopoietic yang paling sedikit matang dikumpulkan hanya untuk persentasi fraksi sel-sel sumsum tulang dikenal sebagai sel batang. Karena sel-sel ini mempunyai potensi keunikan untuk menjadi salah satu sel hematopoietic matang. Yang sangat terpenting mereka mempunyai kapasitas pembaruan sendiri.
Sel batang yang dapat diperbarui dan diferensiasi terjadi dengan adanya sumsum tulang dibawah pengaruh mikrolingkungan sumsum. Sel stromal endothelial, fibroblast dan sel lemak (adiposa) dibutuhkan untuk mendukung proliferasi dan divisi sel batang dengan menyediakan tempat melekat dan mensekresikan berbagai faktor pertumbuhan hematopoietic yang dibutuhkan untuk berdiferensiasi. Ini adalah karakter dari mikrolingkungan lokal (matrik selular dan konsentrasi faktor pertumbuhan) yang mempengaruhi diferensiasi hubungan hematopoietic khusus, memberikannya ke yang lain).
Langkah selanjutnya dalam diferensiasi sel hematopoeisis diciptakan oleh batang pluripoten yang masih dapat berdiferensiasi menjadi beberapa lini sel (sel darah merah, sel darh putih, dan platelet). Walau bagaimanapun, mereka mempunyai kapasitas-kapasitas tertentuuntuk memperbaharui dirinya sendiri.
            Sel-sel yang berdiferensiasi dapat berlangsung terus-menerus baik menjadi myeloid atau prekusor sel limfoid (progenitor oligopoten). Sel-sel ini dapat menjadi limfosit T atau B pada kasus sel-sel limfoid. Progenitor myeloid dapat menjadi granulosit, eritosit, makrofag, atau megakaryocites. Nomenklatur pada sel-sel hematopoetic sel-sel yang belum matang sering digunakan pada pengujian proliferasi sel-sel secara in vitro. Burst-forming unit (BFU) atau colony-forming unit (CFU) ditambahkan pada akhir lini sel yang diproduksi oleh sel spesifik.
Leukosit yang ditemukan pada pembuluh darah perifer pada umumnya bisa diklasifikasikan menjadi netrofil ( pada umumnya sering terjadi pada leukosit darah, yang dibagi lagi menjadi bagian-bagian yang lebih matang dan kelompok yang belum matang), limfosit, monosit, eusinofil, basofil, dan derivate jaringan dari basofil, sel mast. Netrofil yang belum matang seperti metamyelocites jarang ditemukan pada pembuluh darah perifer. Singkatnya kelompok-kelompok sel mengacu kepada garulosit termasuk didalamnya netrofil, eusinofil, dan basofil, walaupun yang sering digunakan hanya netrofil. Pada akhir diferensiasi leukosit yang biasanya tidak ditemukan pada pembuluh dara adlah makrofag atau histiocyte (berasal dari monosit) dan sel-sel plasma (yang berasal dari limfosit B).
Hanya 1% dari eusinofil dalam tubuh ditemukan pada pembuluh darah, selebihnya ditemukan pada kulit, paru-paru, dan traktus gastrointestinal. Tidak ditemukan cadangan monosit pada sum-sum. Perkembangan netrofil pada sum-sum tulang dimulai oleh sel batang yang berlanjut terus melalui prekusor intermediate, seperti myeloblast, promyelosites, myelosit, dan metamyelosit.
Hanya fraksi-fraksi kecil dari limfosit dari tubuh yang menetap dalam pembuluh darah. Sel T yang belum matang berada dalam sirkulasi untuk penyempurnaan pematangan sel di kelenjer timus. Limfosit B yang telah matang yang berada pada permukaan immunoglobulin yang berfungsi sebagai rreseptor anti gen. Kebanyakn dari sel-sel ini berpindah daru sum-sum tulang ke nodus limfa dan limfa kecil, dimana stimulasi antigen dihasilkan melalui imunoglabulin spesifik. Pada dasarnya 75% dari limfosit adalah sel T, 15% sel null dan 10% sel B. antigen-antigen yang berbeda berada pad permukaan sel leukosit, tergantung pada tingkat kematangan sel dan fungsinya (diferensiasi cluster/CD).

No comments:

Post a Comment