Sunday, August 30, 2015

HUBUNGAN PENYAKIT DENGAN PERUBAHAN SISTEM HEMATOPOETIK



HUBUNGAN PENYAKIT DENGAN PERUBAHAN SISTEM HEMATOPOETIK
a.      Neutropenia
Adalah jumlah neutrofil yang rendah dibawah 1.88/mm3 bagi orang kulit putih, 1400/mm3 bagi orang kulit hitam dan 1.500/mm3 untuk anak-anak 1 bulan- 10 tahun. Manifestasi klinik dari neutopenia (contoh: infeksi) tidaka dapat dilihat jelas tanpa kofaktor lainnya sampai konsentarsinya menurun sampai di bawah 1000/mm3. Factor yang mempengaruhi resiko infeksi untuk pasien tertentu adalah kulit dan integritas membran mukosa, suplai jaringan vascular tingkat gizi, limpositonia, monositoponia atau hipogammaglobulinemia. Agranulositosis persisten (<500/mm3 atau tidak ada sama sekali) hampir sama fatalnya tanpa penggunaan dari penggunaan antibiotic.
b.      Eusinofilia
Adalah apabila jumlah eusinofil melebihi 700/mm3. Dapat diakibatkan oleh proses neoplastik, infeksi oleh parasit atau fungi, kerusakan gastrointestinal, maligna, dermatitis, kerusakan granuloma atau penyakit vascular kolagen yang disebabkan oleh berbagai penyebab, reaksi alergi.
Salah satu mekanisme reaksi yang merupakan factor etiologi adalah stimulasi antigen oleh sel T yang memproduksi sitokin atau IL-5 dan selanjutnya akan memediasi proliferasi eusinofil. Infeksi dapat meyebabkan eusinopenia.
c.       Basofilia
Seringkali terjadi pada kasus dengan kerusakan myeloproliferasi dan dalam hubungannya reaksi inflamasi dan penyakit. Infeksi virus, defisiensi besi, atau kanker paru-paru kadang-kadng dapat menyebabkan jumlah basofil. Mastositosis biasnya hanya dianalisa pada jaringan atau sel mast sel-sel tulang disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas, maligna, osteoporosis, liver akut, atau penyakit ginjal.
d.      Monositosis
Adalah apabila jumlah monosit > 800/mm3dalam darah. Terjadi pada beberapa kasus infeksi ( seperti: TBC,histoplasmosis, toxoplasmosis, bakteri endocarditis, dan salmonellossis), dan penyakit vascular kolagen (atritis rematoid,eritematosus lupus sistemik), kerusakan gastrointestinal (ulcerative colitis dan penyakit liver alcohol), leukemia, dan meningkat hingga 60% pada kasus maligna nonhematologic dimana consentarsi monosit abnormal terjadi pada pasien dengan hairy cell leukemia atau anemia aplastik.
e.       Limpositosis
Apabila terjadi pengurangan significant limposit konsentrasi (< 1000/mm3 pada darah) yang dapat dilihat jelas penyebabnya pada berbagi jenis penyakit termasuk kerusakan inflammatory akut, uremia, penyakit defisiensi imun (eritematosus lupus sistemik), infeksi kronik (HIV), maligna, penyakit jaringan konektif.
Limpositosis (> 4000/mm3) dapat terjadi pada kasus mononucleosis, pertusis, campak, cacar air, dan maligna limfoid. Peningkatan yang tajam pada limfosit yang matang dapat menigndikasikan leukemia limpositik kronik. Peningkatan level limfosit dapat terjadi padaa pasien dengan infeksi (seperti: mononucleosis, hepatitis, cytomegalovirus), reaksi alergi atau limfoma.
f.       Platelet
Baik mutu dan jumlah kerusakan platelet adalah konsekuensi patofisiologi terpenting. Trombositopenia adalah kasus dimana jumlah platelet < 150.000 sel /mm3, dapat disebabkan oleh kekurangan pada jumlah produksi, peningkatan sequestrasi atau destruksi akselerasi.
Stimulant tertentu dapat merusak susm-sum dengan pengurangan megakaryosit yang tersedia. Penyebab kerusakan sum-sum tulang yang berpotensi antara lain obat-obat, bahan-bahan kimia, radiasi, dan infeksi. Penyakit –penyakit yang menyebabkan kerusakan sum-sum tulang atau yang dapat menyerang sumsum tulang, dapat menyebabkan trombositopenia. Contohnya kanker (leukemia, limfoma, myielofibrosis, myelodysplasia dan tumor metastatik dan infeksi yang disebabkan oleh mikobakteria. Produksi suboptimal platelet juga hasil dari kerusakan dalam pematangan sel dengan vitamin B12 dan atau kekurangan folat atau dalam sindrom congenital.
Perubahan dalam distribusi platelet juga hasil dalam trombositopenia. Splenomegaly adalah peyebab tersering dari peningkatan sequestrasi platelet.
Penyebab untuk cepatnya kerusakan platelet, idiophatic thrombocytopenic pupura (ITP) umumnya penyebab trombositopenia. Antibodi antiplatelet bergabung dengan platelet dalam ITP dan mensensitifkannya untuk pindah ke system imun. Percepatan kerusakan platelet dapat juga terjadi pada pasien dengan kerusakan jaringan konektif. Kira-kira 14% pasien dengan pengalaman eritromatosus lupus sistemik trombositopenia sama dengan ITP.
g.      Eritropoiesis
Suboptimal eritropoiesis dapat diklasifikasikan dengan pertukaran dalam ukuran dari pencetakan RBCs dalam sirkulasi darah perifer. Karena pengeluaran dan fungsi endokrin dari ginjal biasanya mencerminkan yang lain, kelainan fungsi ginjal dapat mengakibatkan kepada anemia karena pengurangan dalam pengurangan produksi EPO, hasil dalam normokromik, formula normositik.
Penyebab lain dari insufiensi eritropoeisis termasuk penggantian sum-sum tulang oleh fibrosis tumor padat, atau leukemia seperti dalam pematangan eritroid. Relative defisiensi dipengaruhi oleh cofactor seperti heme-RBC sintesis seperti besi, folate dan vitamin B12 juga memberikan kontribusi yang penting.

No comments:

Post a Comment