Sunday, August 30, 2015

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE STERILISASI PANAS KERING



I. PENDAHULUAN

Walaupun proses sterilisasi panas kering kurang efektif, yaitu membutuhkan suhu yang tinggi dan waktu sterilisasi yang lebih lama daripada sterilisasi proses basah, namun sterilisasi panas kering cocok untuk sterilisasi peralatan, larutan bukan air, dasar salep paraffin dan barang-barang lain yang tahan terhadap suhu proses sterilisasi panas kering.

II. DEFINISI

2.1. Waktu tunggu : waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan seluruh isi kamar oven sampai mencapai suhu sterilisasi yang ditentukan.
2.2. Waktu sterilisasi : waktu dimana muatan berada pada suhu sterilisasi yang dibutuhkan atau pada suhu lebih tinggi.
2.3. Siklus operasi : suatu rangkaian tahapan operasi mulai waktu tunggu waktu sterilisasi sampai pendinginan.

III. PERSYARATAN UMUM PROSES

3.1. Kombinasi suhu dan waktu terbaik menjamin hasil sterilitas.
3.2. Lemari sterilisasi/ oven hendaklah mampu mencapai suhu yang sama dan merata pada seluruh muatan.
3.3. Dicatat suhu pada titik deteksi pada bagian paling dingin dalam muatan. Setiap jenis muatan telah ditentukan titiknya.

3.4.   Tentukan waktu tunggu untuk tiap jenis muatan yaang akan diproses. Waktu sterilisasi mulai dihitung setelah waktu ini dilalui.
3.5.  Lakukan tindakan pengamanan untuk mencegah pencemaran muatan steril ketika oven dan muatan didinginkan.
3.6. Barang yang akan disterilkan hendaknya tidak membawa pencemaran    mikroorganisme yang tinggi.
3.7.    Bersihkan barang-barang dengan baik sebelum disterilkan.

IV. STERILISASI

4.1. Persiapan Muatan
  1. Barang yang akan disterilkan dapat distandarisasi untuk menentukan siklus sterilisasi.
  2. Muatan hendaknya dapat dimasuki panas ke seluruh bagian muatan.
  3. Barang yang akan digunakan dalam proses aseptis dilindungi secara memadai terhadap kontaminasi pada seluruh tahap.

Catatan : Wadah barang atau kotak jangan diletakkan terlalu berdekatan, sehingga bersigungan satu sama lain.
Alternatif : Barang dapat dibungkus dalam foil logam atau film polyester yang tahan suhu sterilisasi.
4.2. Waktu Tunggu
  1. Proses pemanasan dimulai dari saat muatan dimasukkan ke dalam lemari sterilisasi, dilanjutkan sampai bagian terdingin dari muatan telah mencapai suhu sterilisasi.
  2. Tentukan waktu tunggu untuk setiap muatan, dengan mengukur suhu di dalam dan di seluruh muatan.
4.3. Sterilisasi
  1. Pertahankan suhu waktu tunggu selama periode waktu spesifik yang telah ditentukan.
  2. Tentukan sirkulasi udara dan tekanan positif dalam kamar oven terhadap ruangan.
  3. Tambahkan suhu dan waktu sterilisasi dari suhu dan waktu biasa pada barang yang tahan terhadap pemanasan, sebagai faktor pengaman. Waktu sterilisasi minimum 1 jam pada suhu 160 0C untuk barang terbuat dari gelas dan peralatan, 1 jam pada suhu 150 0C untuk larutan berminyak dan dasar salep paraffin.
4.4. Pendingin Muatan
Sesudah waktu sterilisasi dilewati, matikan alat pemanas dan biarkan suhu turun.
4.5. Pengeluaran Muatan
  1. Keluarkan muatan setelah dingin. Jika muatan digunakan dalam operasi aseptis, muatan dikeluarkan di dalam daerah steril.
  2. Gunakan barang yang telah disterilkan untuk proses aseptis hanya dalam waktu 5 hari setelah sterilisasi.

V. CATATAN
5.1.    Catat setiap siklus sterilisasi pada diagram suhu dan waktu atau cara otomatis lain.
5.2. Setiap diagram catatan hendaklah memenuhi hal-hal sebagai berikut :
  1. Dapat mencatat suhu dan waktu selama keseluruhan siklus pada lemari sterilisasi sampai pada tempat yang ditetapkan sebagai bagian terdingin dari muatan.
  2. Diberi tanda dengan tanggal dan jumlah muatan yang ditandatangani oleh  petugas dan supervisor.
5.3.    Lengkapi diagram catatan dengan penjelasan mengenai muatan dan nomor batch   dari barang-barang.
5.4.     Setiap lemari sterilisasi hendaknya mempunyai buku catatan yang mencantumkan setiaap tanggaloperasi dan jumlah muatan. Juga mencatat setuiap kondisi yang menyimpang sebelum dan sesudah siklus operasi serta tindakan yang diambil untuk mengatsi penyimpangan tersebut.

No comments:

Post a Comment