Friday, August 28, 2015

Tahap-tahap Memutuskan Terapi yang Rasional



Tahap-tahap Memutuskan Terapi yang Rasional
            Proses keputusan terapi mencakup beberapa tahap yang perlu dilakukan secara sistematik :
·               Proses penegakan diagnosa
      Diagnosa terhadap kondisi yang diderita pasien dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan klinik, laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan untuk titik tolak pada proses terapi yang lebih lanjut. Ketepatan diagnosa sangat menentukan keberhasilan pengobatan.
·               Proses pemilihan intervensi pengobatan
Setelah diagnosa ditegakkan maka perlu diketahui patofisiologi dan perjalanan alami atau manifestasi penyakit tersebut. Berdasarkan hal ini dilakukan intervensi pengobatan yang meliputi :
1.            Intervensi dengan obat (farmakoterapi)
2.            Intervensi tanpa obat (non farmaterapi)
3.            Intervensi farmakoterapi dan non farmakoterapi
            Pertimbangan yang perlu dilakukan adalah :
1.            Apakah terapi obat memang diperlukan
2.      Kalau memang perlu, apa tujuan spesifik atau efek teraupetik yang diinginkan
3.      Bagaimana pertimbangan kemungkian manfaat dan resiko dari farmakoterapi dibandingkan non farmakoterapi
·               Proses pemilihan obat
   Obat yang tepat adalah obat yang sesuai dengan diagnosa klinik. Sebaiknya pemilihan obat diutamakan kepada obat yang sudah lama dikenal, sudah terbukti manfaat dan keamananya sudah diketahui dengan pasti. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan obat antara lain :
1.           Efektivitas obat yang bersangkutan
2.           Keamanan
                 Obat yang dipilih hendaknya mempunyai resiko yang terkecil, yaitu :
a)Tidak toksik
b)      Tidak menyebabkan reaksi hipersensitif atau efek samping pada penggunaan terus menerus
3.           Biaya dan harga obat
4.           Tersedia dan mudah diperoleh dipasaran
·               Proses penentuan dosis dan cara pemberian obat
      Dalam proses ini yang perlu diputuskan adalah :
1.      Besarnya dosis dan frekuensi pemberian dosis
Keberhasilan atau kegagalan terapi ditentukan oleh dosis dan fekuensi pemberian obat. Pemberian obat dengan dosis yang kurang dari biasanya (under dose) menyebabkan obat tidak mencapai efek yang diinginkan. Sebaliknya jika dosis obat yang diberikan lebih dari dosis sebenarnya (over dose) dapat berakibat fatal, mulai dari efek samping yang serius sampai efek toksik
2.      Cara atau rute pemberian obat
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih rute pemberian obat adalah :
a)      Obat dapat mencapai tujuan terapi
b)      Praktis dan dapat dilakukan dengan tenaga dan sarana yang tersedia
c)      Dipilih cara yang paling menguntungkan bagi penderita dan memberikan efek yang optimal, sehingga tidak mengurangi kepatuhan penderita dalam melakukan pengobatan atau terapi.
d)     Bentuk sediaan atau formulasi. Bentuk sediaan sengaja dibuat sesuai dengan tujuan terapi, faktor stabilitas dan ekstabilitas obat tersebut. Pemilihan bentuk sediaan tergantung pada kebutuhan dan tujuan terapi.
e)      Lama pemberian, lama pemberian obat berbeda-beda untuk setiap penyakit. Pada saat memutuskan pemberian obat hendaknya disertai dengan lama pemberian obat.

·               Proses penilaian resep dan pemberian penjelasan kepada pasien
Terapi diwujudkan dalam bentuk resep, dimana penulisan resep yang rasional adalah sebagai berikut :
1.            Obat yang tepat
2.            Dosis yang tepat
3.            Bentuk sediaan yang sesuai
4.            Waktu yang tepat dan sesuai
5.            Diberikan pada penderita yang tepat dengan semua parameter yang harus diperhitungkan
Untuk penderita yang kurang mampu diminta pertimbangan dokter dalam menuliskan resep yaitu pertimbangan dalam memilih jenis obat dan merek obat yang terjangkau harganya oleh pasien sehingga proses terapi    berlansung sebagaimana mestinya.
Pasien diberikan penyuluhan tentang penyakit yang dideritanya, terapi yang harus diterimanya, mengapa, apa dan bagaimana pengobatan yang diberikan pada pada pasien tersebut. Penjelasan dan informasi akan memberikan semangat, pengertian, partisipasi aktif dan akan memahami kondisi terapi yang diberikan. Hal ini akan meningkatkan kepatuhan pasien untuk menjalankan pengobatannya.
·               Proses evaluasi hasil atau efek pengobatan
      Setiap pemberian obat hendaknya diikuti evaluasi terhadap :
a)      Tercapainya atau tidaknya efek teraupetik yang dikehendaki
b)      Terjadinya efek samping yang tidak diinginkan
c)      Evaluasi efek teraupetik, yang dapat dilakukan dengan melihat tanda-tanda klinis dan memonitor kadar obat dalam darah atau plasma

No comments:

Post a Comment