GLOMERULONEFRITIS
AKUT PASCA STREPTOCOCCUS (GNAPS)
BATASAN
Suatu sindrom yang ditandai dengan gejala
hematuria, hipertensi, edema dan berbagai derajat insuffisiensi ginjal.
ETIOLOGI
Paling sering setelah infeksi Beta
hemolyticus Streptococcus group A
PATOFISIOLOGI
Belum diketahui pasti, tetapi diduga proses imunologik
KRITERIA DIAGNOSIS
1.
Periode laten infeksi saluran nafas bagian atas 1-3
minggu sebelumnya (rata-rata 10 hari), atau infeksi kulit yang umumnya lebih
lama (≥ 3 minggu)
2.
Edema
3.
Hematuria mikroskopik atau gross hematuria
4.
Hipertensi dengan berbagai tingkatan
5.
Oligouria atau anuria
DIAGNOSIS BANDING
1.
Hematuri idiopatik
2.
Glomerulonefritis kronis eksaserbasi akut
3.
Nefritis herediter
4.
SLE
5.
HSP
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Urin
2.
Kultur/apus tenggorok
3.
ASTO ↑
, antibody DN-asse B ↑
4. C3 ↓
PENYULIT
- Gagal ginjal akut
- Edema paru, gagal jantung ( overload)
- Hipertensi ensefalopati
- Hiperkalemia, hipokalsemia
- Asidosis
- Uremia
PENATALAKSANAAN
Terapi Non-Farmakologi
1.
Suportif
a.
Pengobatan GNAPS umumnya bersifat suportif. Tirah
baring umumnya diperlukan jika pasien tampak sakit, misalnya terjadi penurunan
kesadaran, hipertensi atau edema.
b.
Diet nefritis diberikan terutama bila terdapat retensi
cairan dan penurunan fungsi ginjal. Jika terdapat komplikasi seperti gagal
ginjal, ensefalopati hipertensi, gagal jantung, edema paru, maka tatalaksananya
disesuaikan dengan komplikasi yang
terjadi.
2.
Bedah
Tidak diperlukan tindakan bedah
3.
Lain-lain
Rujuk ke dokter nefrologi anak bila terdapat komplikasi gagal ginjal,
ensefalopati hipertensi, atau gagal jantung.
Terapi Farmakologi
1. Golongan Penisilin dapat diberikan untuk
eradikasi kuman, yaitu
a. Amoksisilin 50 mg/kgBB dibagi dalam 3
dosis selama 10 hari.
b. Penisilin prokain 50.000 U/kgBB/kali i.m.
2 kali/hari, atau
c. Penisilin V 50 mg/kgBB/hari p.o dibagi 3
dosis untuk infeksi aktif.
d. Apabila hipersensitif penisilin dapat diberikan eritromisin 50 mg/kgBB/hari
(4 dosis) selama 10 hari.
2. Hipertensi
a.
Ringan
(130/80 mmHg) :
Captopril
0,3 mg/kg BB/kali, 3 kali sehari maksimal 2 mg/kg BB/hari
b.
Sedang
(140/100 mmHg) : Hidralazin i.m./p.o.
c.
Nifedipin
sublingual.
d.
Berat
(180/120 mmHg) : Klonidin
drip/nifedipin sublingual
e.
(dosis
lihat bab hipertensi).
f.
Bila
terdapat tanda hipervolemia (edema paru, gagal jantung) disertai oliguria
berikan diuretik kuat (furosemid 1-2 mg/kgBB/kali).
PEMANTAUAN (MONITORING)
1.
Terapi
Walaupun umumnya pengobatan bersifat suportif,
tetapi pemantauan pengobatan dilakukan terhadap komplikasi yang terjadi karena
komplikasi tersebut dapat mengakibatkan kematian. Pada kasus yang berat ,
pemantauan tanda vital secar berkala diperlukan untuk memantau kemajuan
pengobatan.
2.
Tumbuh Kembang
Penyakit ini tidak mempunyai pengaruh terhadap
tumbuh kembang anak, kecuali jika terdapat komplikasi yang menimbulkan sekuele
No comments:
Post a Comment