Saturday, June 13, 2015

glomerulonefritis



GLOMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOCOCCUS (GNAPS)

BATASAN
Suatu sindrom yang ditandai dengan gejala hematuria, hipertensi, edema dan berbagai derajat insuffisiensi ginjal.

ETIOLOGI
Paling sering setelah infeksi Beta hemolyticus Streptococcus group A

PATOFISIOLOGI
Belum diketahui pasti, tetapi diduga proses imunologik

KRITERIA DIAGNOSIS
1.      Periode laten infeksi saluran nafas bagian atas 1-3 minggu sebelumnya (rata-rata 10 hari), atau infeksi kulit yang umumnya lebih lama (≥ 3 minggu)
2.      Edema
3.      Hematuria mikroskopik atau gross hematuria
4.      Hipertensi dengan berbagai tingkatan
5.      Oligouria atau anuria

DIAGNOSIS BANDING
1.      Hematuri idiopatik
2.      Glomerulonefritis kronis eksaserbasi akut
3.      Nefritis herediter
4.      SLE
5.      HSP

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Urin
2.      Kultur/apus tenggorok
3.      ASTO , antibody DN-asse B
4.      C3 ↓

PENYULIT
  1. Gagal ginjal akut
  2. Edema paru, gagal jantung ( overload)
  3. Hipertensi ensefalopati
  4. Hiperkalemia, hipokalsemia
  5. Asidosis
  6. Uremia

PENATALAKSANAAN

Terapi Non-Farmakologi

1.      Suportif
a.       Pengobatan GNAPS umumnya bersifat suportif. Tirah baring umumnya diperlukan jika pasien tampak sakit, misalnya terjadi penurunan kesadaran, hipertensi atau edema.
b.      Diet nefritis diberikan terutama bila terdapat retensi cairan dan penurunan fungsi ginjal. Jika terdapat komplikasi seperti gagal ginjal, ensefalopati hipertensi, gagal jantung, edema paru, maka tatalaksananya disesuaikan  dengan komplikasi yang terjadi.
2.      Bedah
Tidak diperlukan tindakan bedah
3.      Lain-lain
Rujuk ke dokter nefrologi anak bila terdapat komplikasi gagal ginjal, ensefalopati hipertensi, atau gagal jantung.

Terapi Farmakologi
1.      Golongan Penisilin dapat diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu
a.       Amoksisilin 50 mg/kgBB dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari.
b.      Penisilin prokain 50.000 U/kgBB/kali i.m. 2 kali/hari, atau
c.       Penisilin V 50 mg/kgBB/hari p.o dibagi 3 dosis untuk infeksi aktif.
d.      Apabila hipersensitif penisilin  dapat diberikan eritromisin 50 mg/kgBB/hari (4 dosis) selama 10 hari.
2.      Hipertensi
a.       Ringan (130/80 mmHg)   :
            Captopril 0,3 mg/kg BB/kali, 3 kali sehari maksimal 2 mg/kg BB/hari
b.      Sedang (140/100 mmHg) : Hidralazin i.m./p.o.
c.       Nifedipin sublingual.
d.      Berat (180/120 mmHg)    : Klonidin drip/nifedipin sublingual
e.       (dosis lihat bab hipertensi).
f.       Bila terdapat tanda hipervolemia (edema paru, gagal jantung) disertai oliguria berikan diuretik kuat (furosemid 1-2 mg/kgBB/kali).


PEMANTAUAN (MONITORING)

1.      Terapi
Walaupun umumnya pengobatan bersifat suportif, tetapi pemantauan pengobatan dilakukan terhadap komplikasi yang terjadi karena komplikasi tersebut dapat mengakibatkan kematian. Pada kasus yang berat , pemantauan tanda vital secar berkala diperlukan untuk memantau kemajuan pengobatan.
2.      Tumbuh Kembang
Penyakit ini tidak mempunyai pengaruh terhadap tumbuh kembang anak, kecuali jika terdapat komplikasi yang menimbulkan sekuele 

No comments:

Post a Comment