ALPRAZOLAM
Farmakologi :Alprazolam
terikat pada reseptor stereospesifik pada beberapa tempat di sistem saraf
pusat, meliputi sistem limbic, reticular formation. Efeknya mungkin
diperantarai oleh GABA (γ-amino-butirat-acid).
Indikasi :
untuk pengobatan ansietas, terapi pendukung depresi, dan mengatasi serangan
panik.
Faramkokinetik : Absorbsi dan Distribusi, volume distribusi (Vd) 0,9 – 1,2
L/kg. terdistribusi ke dalam air susu ibu. Waktu untuk mencapai kadar puncak
dalam darah : 1 – 2 jam. Ikatan protein 80%.Metabolisme dan Ekskresi,
metabolisme sebagian besar dalam hati, metabolit utama inaktif. Waktu paruh
eliminasi : 12 – 15 jam. Ekskresi melalui urin baik senyawa induk maupun
metabolitnya.
Dosis :
tidak direkomendasikan untuk anak-anak kurang dari 18 tahun. Dewasa : 0,4 – 4
mg/hari dalam dosis terbagi, dapat dimulai pada dosis 0,25 – 0,5 mg 3 x sehari.
Maksimal 4 mg/hari.Depresi : dosis yang dibutuhkan rata-rata 2,5 – 3 mg/hari
dalam dosis terbagi. Gangguan panic : beberapa pasien dapat sembuh dengan dosis
2 mg/hari. Penyesuaian dosis pada gangguan fungsi hati : kurangi 50 – 60 % dan
hindarkan penggunaannya pada sirosis hati. Catatan : pengobatan lebih dari 4
bulan harus direevaluasi untuk menentukan kembali kebutuhan pasien terhadap
obat.
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap alprazolam (sensitifitas siilang terjadi dengan
golongan benzodiazepin lain). Nyeri parah yang tidak terkontrol.Glaucoma sudut
sempit.Depresi pernafasan parah.Depresi sistem saraf pusat.Kehamilan dan
laktasi.
Efek Samping :
SSP : sering terjadi ataxia, mengantuk, disartharia, fatigue, iritabilitas,
gangguan memori. Kadang-kadang terjadi confusion, disinhibitasi,
dizziness.Dermatologik : sering terjadi rash, kadang-kadang terjadi dermatitis.
Endkrin dan metabolit : penurunan libido, gangguan menstruasi. Gastrointestinal
: sering terjadi penurunan salvias, kenaikan tau penurunan nafsu makan,
kehilangan / penambahan berat badan, xerostomia. Genitourinari : sering terjadi
kesulitan micturition, kadang-kadang terjadi disfungsi seksual, inkotinens.
Kardiovaskular : kadang-kadang terjadi hipotensi. Neuromuskular dan skeletal :
kadang-kadang terjadi kram otot, rigiditas, tremor. Otot : kadang-kadang
terjadi tinnitus. Respiratori : kongesti nasal.
Interaksi :
Carbamzepin, Rifampisin, Rifabutin dapat meningkatkan metabolisme alprazolam
dan menurunkan efek terapetiknya. Amprenavir, Simetidin, Siprofloksasin,
Klaritromisin, Clozapin, depresan SSP, Diltiazem, Digoksin, Disulfiram,
Eritromisin, Etanol, Flukonazol, Fluoxetin, Fluvoxamin, Isoniazid, Itakonazol,
Ketokonazol, Labetalol, Levodopa, Loxapin, Metoprolol, Metronidazol, Miconazol,
Nefazodon, Nelfinavir, Omeprazol, Fenitoin, Rifampin, Ritonavir,
Troleandomisin, asam valproate, Verapamil dapat meningkatkan kadar obat dalam
serum sehingga dapat meningkatkan toksisitas alprazolam. Monitor perubahan
respon benzodiazepin.
Perhatian :
jika penghentian terapi secara tiba-tiba dapat terjadi seizur sampai 18 – 3
hari setelah penghentian. Jika menghentikan terapi turunkan dosis harian tidak
lebih dari 0,5 mg tiap 3 hari. Kurangi dosis pada pasien dengan penyakit hati
parah. Tidak dianjurkan untuk mengatasi anxietas dan stress minor yang dapat
terjadi biasa pada kehidupan sehari-hari.
Informasi Pasien : hindari penggunaan minum alcohol dan obat depresan sistem saraf pusat
lain. Hindari aktivitas yang membutuhkan koordinasi psikomotor yang baik
seperti mengendarai kendaraan atau menjalankan mesin.Hindari penghentian secara
mendadak setelah pemakaian jangka lama.Obat ini dapat mengakibatkan
ketergantungan fisik dan psikologis.
No comments:
Post a Comment