Friday, June 12, 2015

OSTEOSARKOMA



OSTEOSARKOMA

BATASAN
            Keganasan primer tulang, sel neoplasma menghasilkan osteoid

KLASIFIKASI
Berdasarkan respons histologik setelah kemoterapi preoperative
Derajat                        Kelainan
   I                    Tidak ada atau hanya sedikit efek terhadap kemoterapi
   II                  Respon parsial terhadap kemoterapi dan 50% tumor mengalami nekrosis
   III                 Respon hamper lengkap terhadap kemoterapi da 90% tumor mengalami nekrosis
   IV                 Respon lengkap terhadap kemoterapi dan tidak tampak lagi sel tumor

ETIOLOGI
Belum diketahui, tetapi diduga berhubungan dengan
            Pertumbuhan tulang
            Faktor genetik
            Faktor lingkungan

KRITERIA DIAGNOSIS
1.      Nyeri, bengkak dan berkurangnya pergerakan, biasanya mengenai tulang panjang
2.      Fraktur patologis
3.      Enzim alkali fosfatase ↑
4.      Radiologi : skeloris daerah metafisis diikuti dengan kelainan jaringan lunak, klasifikasi atau gambaran sunburst, gambaran lesi campuran, blastik atau lisis
5.      Biopsi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Darah : rutin, Urea N, kreatinin, enzim hati, alkali fosfatase dan bilirubin
2.      Urin
3.      Radiologi : tulang yang terkena
4.      CT-Scan tulang/dada atau MRI tulang yang terkena
5.      Skaning tulang

PENYULIT
Penyebaran ke paru

PENATALAKSANAAN

Terapi Non-Farmakologi
  • Umum
Makanan gizi seimbang
  • Operasi
Meliputi biopsi → dilanjutkan dengan amputasi

Terapi Farmakologi
Kemoterapi
1.      Preoperatif ( 4 mgg sebelum operasi )
·   Metotreksat dosis tinggi : 8-12 g/m² perinfus, sekali/mgg selama 4 mgg
·   ( mgg ke-1 sampai ke-4 )
·   Vinkristin 1,5 mg/m²/hari, i.v, sekali/mgg. ( maks 2 mg/kali ) selama 4 mgg ( mgg ke-1 sampai mgg ke-4 )
2.      Sebelum pemasangan protesis
·   Bleomisin (B) 15 mg/m²/hari, i.v, 2 hari berturut-turut pada mgg ke-6
·   Siklofosfamid (S) 600 mg/m²/hari, i.v, 2 hari berturut-turut pada mgg ke- 6
·   Daktinomisin (D) 600 μg/m²/hari, i.v, 2 hari berturut-turut pama mgg ke- 6
·   Metotreksat dosis tinggi 8-12 g/m² perinfus, sekali.mgg selama 4 mgg  dengan selang waktu 4 mgg, setelah pemberian ke-2 ( mgg ke-9, 10,14 dan 15)
·   Vinkristin 1,5 mg/m²/hari, i.v, sekali/mgg selama 4 mgg dengan selang waktu 4 mgg, setelah pemberian ke 2 ( mgg ke-9, 10, 14 dan 15)
·   Adriamisin 30g/m²/hari, i.v, 3 hari berturut-turut dalam seminggu ( Mgg ke-11 )
3.      Pasca operasi
a.      Stadium I-II
·         Adriamisin 30g/m²/hari, i.v, 2 hari berturut-turut dalam seminggu, selama 2 mgg  ( Mgg ke-1 dan ke-3 )
·         CDDP 120 mg/m² atau 3 mg/kgBB i.v, sekali/mgg selama 2 mgg ( mgg ke-1 dan ke-3 )
·         BSD 2 hari berturut-turut dalam seminggu, mgg ke-6
Siklus diatas diulang lagi 2 kali
b.      Stadium II-IV
·         BSD 2 hari berturut-turut dalam seminggu selama 2mgg
·         Metotreksat dosis tinggi 8-12 g/m² perinfus, sekali.mgg selama 4 mgg ( mgg ke-3, 4, 8 dan 9) metotreksat tidak diberikan lagi setelah 12 atau 16 dosis
·         Vinkristin 1,5 mg/m²/hari, i.v, sekali/mgg selama 4 mgg ( mgg ke-3, 4, 8,dan 9)
·         Adriamisin 30g/m²/hari, i.v, 3 hari berturut-turut dalam seminggu ( Mgg ke-5 )
·         Siklus diatas diulang 2 kali

No comments:

Post a Comment