PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah
penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya1. Tuberkulosis
Ekstra Paru adalah tuberkulosis yang
menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput
jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal,
saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain. TB ekstra-paru dibagi berdasarkan
pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu2:
1)
TB Ekstra Paru Ringan
Misalnya: TB kelenjar
limphe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang),
sendi, dan kelenjar adrenal.
2)
TB Ekstra-Paru Berat
Misalnya: meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa
duplex, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin.
Etiologi dan Epidemiologi
Tuberkulosis adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian
besar (80%) menyerang paru-paru. Mycobacterium tuberculosis termasuk
basil gram positif, berbentuk batang, dinding selnya mengandung komplek
lipida-glikolipida serta lilin (wax) yang sulit ditembus zat kimia. Umumnya
Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan sebagian kecil organ tubuh
lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap asam pada
pewarnaan, hal ini dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis.
Sehingga disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Mycobacterium tuberculosis
cepat mati dengan matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup pada tempat
yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman dapat dormant
(tertidur sampai beberapa tahun). TB timbul berdasarkan kemampuannya untuk
memperbanyak diri di dalam sel-sel fagosit.
Di Indonesia tahun 2001 diperkirakan 582
ribu penderita baru atau 271 per 100 ribu penduduk, sedangkan yang ditemukan
BTA positif sebanyak 261 ribu penduduk atau 122 per 100 ribu penduduk, dengan
keberhasilan pengobatan diatas 86 % dan kematian sebanyak 140 ribu. Jumlah penderita di Indonesia ini merupakan
jumlah persentase ketiga terbesar di dunia yaitu 10 %, setelah India 30 % dan
China 15 %.
Pathogenesis dan Manifestasi klinis
Secara
klinis, TB dapat terjadi melalui infeksi primer dan paska primer. Infeksi
primer terjadi saat seseorang terkena kuman TB untuk pertama kalinya. Setelah
terjadi infeksi melalui saluran pernafasan, di dalam alveoli (gelembung paru)
terjadi peradangan. Hal ini disebabkan oleh kuman TB yang berkembang biak
dengan cara pembelahan diri di paru. Waktu terjadinya infeksi hingga
pembentukan komplek primer adalah sekitar 4-6 minggu. Kelanjutan infeksi primer tergantung dari
banyaknya kuman yang masuk dan respon daya tahan tubuh dapat menghentikan
perkembangan kuman TB dengan cara menyelubungi kuman dengan jaringan pengikat.
Ada beberapa kuman yang menetap sebagai “persister” atau “dormant”,
sehingga daya tahan tubuh tidak dapat menghentikan perkembangbiakan kuman,
akibatnya yang bersangkutan akan menjadi penderita TB dalam beberapa bulan.
Pada infeksi primer ini biasanya menjadi abses (terselubung) dan berlangsung
tanpa gejala, hanya batuk dan nafas berbunyi. Tetapi pada orang-orang dengan
sistem imun lemah dapat timbul radang paru hebat, ciri-cirinya batuk kronik dan
bersifat sangat menular. Masa inkubasi sekitar 6 bulan.
Gejala TB
pada orang dewasa umumnya penderita mengalami batuk dan berdahak terus-menerus
selama 3 minggu atau lebih, batuk darah atau pernah batuk darah. Adapun
gejala-gejala lain dari TB pada orang dewasa adalah sesak nafas dan nyeri dada,
badan lemah, nafsu makan dan berat badan menurun, rasa kurang enak badan
(malaise), berkeringat malam, walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari
sebulan.
No comments:
Post a Comment