Monday, September 14, 2015

Digitalis purpurea DAN Digitalis Lanata



Digitalis purpurea
Daun digitalis yang dikeringkan terdiri dari foxglove yang berwarna merah Digitalis purpurea (scrophulariaceae). Tumbuhan itu adalah suatu tanaman yang memiliki masa panennya selama 2tahun , dan umumnya terdapat di eropa dan amerika utara, yang berbentuk suatu pahatan batu ataupun ada juga yang berbentuk bunga mawar. Karekteristik dari daunnya pada tahun pertama adalah berwarna ungu (kadang-kadang putih) dan membentuk bunga pada tahun yang ke 2. ini sangat berpotensi sebagai racun dan tidak mungkin untuk dicernakan oleh manusia. Digitalis purpurea ditanami untuk produksi obat, terutama di Eropa, daun-daun yang tumbuh pada tahun pertama sering di panen dengan cepat dan dikeringkan pada suhu 60oC secepat mungkin pada saat pengkoleksian. Prosedur ini memerlukan enzim-enzim inaktivasi hidrolisis yang akan menghubungkan pertalian-pertalian glikosida hidrolisis di dalam glikosida kardioaktif yang nantinya akan menghasilkan derivat yang aktif. Bahkan beberapa hidrolisis parsial terjadi aktivitas. Panas yang berlebihan bisa saja menyebabkan pengeringan didalam aglikon itu kepada campuran-campuran A14-anhidro, yang bersifat non aktif.
Karena sediaan dari digitalis ini berkhasiat untuk jantung dan bersifat variabilitas didalam isi glikosida jantung, dan juga memiliki perbedaan-perbedaan di sekitar struktur-strukturnya karena hidrolisa ini akan menghasilkan enzim. Zat yang berkhasiat obat yang terdapat pada daun yang kasar tersebut di uji kadar logamnya dengan menggunakan pengujian secara biologis, yang nantinya akan di bandingkan secara kimiawinya. Menstandarisasi sediaan digitalis ini dilakukan dengan cara biologis yang diubah bentuknya menjadi bentuk serbuk. Kerjanya ialah berguna untuk memperkuat kerja dari pada otot jantung . Mungkin saja aktifitasnya dapat dilemahkan dengan cara mencampurkannya dengan sediaan digitalis yang berbentuk tepung/serbuk tersebut karena itu memiliki aktifitas yang rendah atau bahan-bahan yang non aktif seperti sejenis rumput makanan hewan (medicago sativa) atau rumput. Obat mentah itu hampir tidak digunakan lagi sekarang, setelah digantikan oleh sediaan murni yang mampu menghasilkan glikosidanya.
Isi glikosida kardioaktif dari daun digitalis purpurea adalah 0,15-0,4%, terdiri dari sekitar 30 struktur yang berbeda. Komponen-kaomponen yang utama didasarkan pada aglikon-aglikon digitoxigenin, gitoksigenin dan gitaloksigenin (Gambar 5.95) yang akhir-akhir ini digunakan sebagai ester format. Glikosida meliputi 2 rangkaian dari campuran. Yakni mereka yang mempunyai suatu tetrasaccharida glucose-(digitoxose)s-unit dan mereka yang mempunyai suatu trisaccharida (digitoxose)3-unit.  Kelompok yang terakhir ( glikosida sekunder) yang dihasilkan dari hidrolisis parsial dari kelompok pembentuk glikosida utama selama pengeringan yang dilakukan oleh enzim β-glukosidase, yang mencabut glukosa terminal. Glikosida-glikosida pokok yang terdapat pada daun-daun segar antar lain : purpureglikosida A dan purpureglikosida B (Gambar 5.95), secara parsial diubah menjadi digitoksin dan gitoksin (Gambar 5.95), yang secara normal banyak terdapat pada pengeringan. Perubahan bentuk ini disusun secara skematis pada Gambar 5.96. Didalam daun yang segar, purpureglikosida A dapat dilambangkan dengan 50% dari campuran glikosida, sedangkan dalam pengeringan daun kadarnya bisa saja sedikit jika material tumbuhan sudah tua atau kurang baik pada proses penyimpanan. Glikosida-glikosida yang mengandung gitaloksigenin secara relatif tidak stabil, dan senyawa formil digolongkan pada gugus golongan itu dan ini akan dihilangkan pada proses hidrolisis.
Glikosida dari rangkaian gitaloksigenin lebih sedikit yang bersifat aktif dibandingkan  dengan rangkaian turunan gitaloxigenin. Digitoksin merupakan satu-satunya campuran yang secara rutinitas digunakan sebagai obat gagal jantung kongestif dan perawatan dari penyakit jantung arrhythmias,terutama sekali pada pemfibrilan atrium.


Digitalis Lanata

Digitalis Lanata ( Scrophulariaceae), Foxglove Grecian, adalah suatu tumbuhan atau tanaman yang memiliki masa panen selama 2 tahun yang berasal dari  Eropa Pusat dan  Selatan, dan perbedaannya terletak pada foxglovenya yang berwarna merah dengan daun yang lebih lembut, dan bunga lebih kecil yang berwarna kuning-coklat. Tumbuhan ini ditanam di Eropa, Amerika Serikat  dan Amerika Selatan, dan dipanen dan dikeringkan dengan cara yang sama dengan   D.Purpurea. Itu belum menonjolkan sebagai suatu obat mentah, tetapi digunakan eksklusif untuk pengasingan individu glikosida jantung, terutama digoxin dan lanatosid C ( Gambar 5.97).

Isi total kardenolid mencapai 1% yang ditemukan dua hingga tiga kali pada D. purpurea. Unsur utamanya menyerupai D. purpurea, tetapi ia mengandung suatu asetil ester yang berfungsi pada digitoxose ketiga, berada jauh dari aglikon. Kelompok asetil ini yang membuat campuran lebih mudah untuk diisolasi dari bahan dasar tumbuhan dan membuat proses kristalisasi lebih mudah. Pengeringan  daun dengan cara yang sama disertai dengan  beberapa hidrolisis parsial dari unsur daun segar yang asli melalui  bantuan enzim, kedua terminal glukosa dan kelompok asetil yang tidak dihidrolisis, serta memperluas daerah pengasingan campuran.  Glikosida jantung D. lanata didasarkan pada lima aglikon, digitoxigenin, gitoxigenin, dan gitaloxigenin, seperti  yang ditemukan pada D. purpurea, ditambah digoxigenin dan diginatigenin (Gambar 5.95), yang mana tidak ditemukan pada D. purpurea. Glikosida utama berisi unit asetil tetrasakarida glukosa-asetildigitoxose-(digitoxose)2 yang dinamakan dengan lanatosid. Lanatosid A dan C (Gambar 5.95) mendasari komponen yang utama di dalam daun yang segar ( sekitar 50-70%) dan didasarkan berturut-turut pada aglikon digitoxigenin dan digoxigenin. Lanatosides B, D dan E (Gambar 5.95) adalah komponen kecil yang berasal dari gitoxigenin, diginatigenin, dan gitaloxigenin. Enzim hidrolisis lanatosid biasanya menghilangkan terminal glukosa sebelum berpindah ke fungsi asetil, agar campuran seperti asetildigitoxin dan asetildigoxin sama dengan digitoxin dan digoxin berada di dalam daun kering sebagai hasil pembusukan dari  lanatosid A dan  C berturut-turut. Perubahan bentuk ini juga ditandai dengan penyederhaaan pada Gambar 5.96.

Gambar 5.97

Digoxin (Gambar 5.97) mempunyai aksi yang cepat dan juga lebih cepat dihapuskan dari tubuh dibanding digitoxin, sehingga banyak digunakan pada glikosida jantung. Digoxin lebih hidrofil dibanding digitoxin, ikatannya kurang kuat ke protein plasma dan sebagian besar dieliminasi oleh ginjal, sedangkan digitoxin dimetabolisme lebih lambat  oleh hati. Itu digunakan pada penyumbatan akibat gagal jantung dan fibrilasi atrium. Lanatosid C dan deslanosid ( desasetil-lanatosid C) (Gambar 5.97) juga telah digunakan, meskipun dalam jumlah yang tidak  sama. Lanatosid C dan deslanosid (desasetil-lanatosid C) mempunyai aksi yang sangat cepat dan cocok untuk pengobatan jantung dalam bentuk suntikan. Suatu turunan medigoxin semisintetis atau metildigoxin ( metil yang menggantikan glukosa pada lanatoside C) ( Gambar 5.97) juga telah tersedia, jalur serta ketersediaan hayatinya lebih aktif dan  lebih baik.
Glikosida jantung meningkatkan kekuatan kontraksi jantung, yang menyebabkan meningkatnya output jantung dan membiarkannya beristirahat antar kontraksi. Efek yang utama pada jantung yakni menghambat Na+/K+-ATPase pada membran sel otot jantung, secara spesifik menghambat pompa Na+, dengan demikian konsentrasi Na+ dalam sel meningkat. Resultan penurunan gradien Na+ ke seberang membran sel mengurangi energi yang tersedia untuk pengangkutan Ca2+ ke luar sel, sehingga terjadi peningkatan konsentrasi Ca2+ di dalam sel, dan memiliki efek ionotropik positif dan meningkat kekuatan konsentrasi. Peningkatan peredaran darah juga cenderung meningkatkan fungsi ginjal yang mendorong ke arah diuresis dan hilangnya cairan edema pada penyakit jantung. Akan tetapi, efek diuretik penting dalam pengobatan penyakit buang air yang lebih aman jika dikendalikan oleh obat diuretik.

Untuk pengobatan gagal jantung, pada awalnya memuat dosis glikosida jantung yang diikuti oleh dosis yang beraturan, banyaknya pengaturan tergantung pada ketersediaan hayati obat dan metabolisme atau hasil ekskresi. Oleh karena tingkat keracunannya yang ekstrim pada campuran ini (tingkat pengobatannya adalah 50-60% dosis racun; suatu dosis lazim yang sehari-hari hanya sekitar 1 mg) dosis harus dikendalikan secara hati-hati. Ketersediaan hayati kadang-kadang tak menentu dan dapat bertukar-tukar dalam pembuatan sediaan, maka pasien tidak harus melengkapi dengan persiapan yang berbeda selama perawatan mereka. Masing-masing pasien juga dipisahkan glikosida atau metabolisnya oleh hidrolisis kepada aglikon pada tingkat yang berbeda, dan idealnya proses ini harus dimonitor. Tingkat obat di dalam plasma darah dapat diukur secara cepat dengan radioimmunoassay yang menggunakan suatu spesifik antibodi. Suatu specific antibodi - digoxin kedua-duanya tersedia untuk pengujian kadar logam dan juga sebagai alat mencegah terjadinya overdosis digoxin. Hal itu telah berhasil pada digitoxin yang mencegah terjadinya overdosis, dengan demikian  telah menunjukkan sedikit banyaknya  kespesifikan yang lebih luas. Pengobatan digoxin pada gagal jantung masih dipertanyakan. Karena digoxin masih dikenal untuk pengobatan pada pemfibrilan atrium.

Banyak jenis lain Digitalis, contohnya,  D. dubia, D. ferruginea, D. grandiflora, D. lutea, D.Mertonensis, D. nervosa, D. subalpina dan D. thaspi yang berisi glikosida kardioaktif yang terdapat di dalam daun-daunnya, dan beberapa telah dievaluasi dan ditanami untuk penggunaan obat.

No comments:

Post a Comment