ANDROGRAPHIS PANICULATA Ness
1.
Tinjauan Botani
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Solanaceae
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Species : Andrographis Paniculata Ness
b. Nama
daerah:
Sumatera :
Pepaitan (Melayu)
Jawa : Ki oray, Ki Peurat, Takilo (Sunda)
Bidara, sadilata, sambilata, takila (Jawa)
Indonesia
:
Sambiloto
c. Nama
Asing/ Nama Internasional :
Di beberapa daerah di Indonesia, sambiloto
dikenal dengan berbagai nama. Masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur menyebutnya
dengan bidara, sambiroto, sandiloto, sadilata, takilo, paitan, dan sambiloto.
Di Jawa Barat disebut dengan ki oray, takila, atau ki peurat. Di Bali lebih
dikenal dengan samiroto. Masyarakat Sumatera dan sebagian besar masyarakat
Melayu menyebutnya dengan pepaitan atau ampadu (3,9,2).Sementara itu, nama-nama
asing sambiloto diantaranya chuan
xin lian, yi jian
xi, dan lan
he lian (Cina), kalmegh,
kirayat, dan kirata (India), xuyen tam lien dan
congcong (Vietnam), quasabhuva (Arab), nainehavandi (Persia), green chiretta dan
king of bitter (Inggris)
(3,2).
d. Morfologi
Tanaman
sambiloto memiliki morfologi yaitu herba tegak tinggi sekitar 0,5 - 1 meter,
batang muda bersiku empat, sedang yang tua berkayu dengan 4 pangkal membulat,
percabangan monodial, warna hijau. Daun tunggal berbentuk bulat telur,
bersilang berhadapan dengan ujung dan pangkalnya runcing, helai daun bertepi
rata dengan pertulangan menyirip, panjang daun 3 - 5 cm, lebar 0,5 -1,5 cm,
berasa pahit, berhadapan, bagian atasnya hijau tua, bagian bawahnya berwarna
lebih pucat. Bunga majemuk, kecil, berwarna putih dengan garis-garis ungu,
tersendiri dengan diatur diketiak dan diujung rangkai. Seluruhnya membentuk
bunga malai yang besar, kelopak bentuk lanset, berbagi lima, pangkalnya
berlekatan, memiliki dua bulir benang sari, bulat panjang, kepala putik ungu kecoklatan.
Buah berbentuk kotak, tegak, agak berbentuk silinder, bulat panjang, bagian
ujungnya runcing dan tengahnya beralur, buah berwarna hijau, setelah tua
berwarna hitam. Bijinya tiga sampai empat buah yang dilempar keluar jika buah
masak (Sudarsono et al., 1996).
e. Habitat
dan distribusi
Tumbuh di India, semenanjung Malaya
dan hampir di seluruh Indonesia pada tempat terbuka, di kebun, tepi sungai,
pada tanah yang gembur, seringkali tumbuh berkelompok. Tumbuh pada ketinggian
tempat 1 m sampai 700 m di atas permukaan laut.
Andrographis paniculata didistribusikan di negara-negara Asia
tropis, sering di patch terisolasi. Hal ini dapat ditemukan dalam berbagai
habitat, seperti dataran, lereng bukit, pantai, dan daerah terganggu dan
dibudidayakan seperti pinggir jalan, pertanian, dan daerah kritis. Populasi
asli dari A. paniculataare tersebar di seluruh India selatan dan Sri Lanka yang
mungkin merupakan pusat asal dan keragaman spesies. Ramuan ini adalah spesies
diperkenalkan di bagian utara India, Jawa, Malaysia, Indonesia, Hindia Barat,
dan tempat lain di Amerika. Spesies ini juga terjadi di Hong Kong, Thailand,
Brunei, Singapura, dan bagian lain di Asia di mana mungkin atau mungkin tidak
asli. Tanaman ini juga dibudidayakan
di banyak daerah.
Tidak seperti spesies lain dari genus, A. paniculata
adalah kejadian umum di kebanyakan tempat di India, termasuk dataran dan daerah
perbukitan sampai 500 m, yang account untuk penggunaan luas. Sejak saat dahulu,
desa dan komunitas etnis di India telah menggunakan ramuan ini untuk mengobati
berbagai penyakit. (wikipedia)
Sambiloto dapat tumbuh di semua jenis
tanah sehingga tidak heran jika tanaman ini terdistribusi luas di belahan bumi.
Habitat aslinya adalah tempat-tempat terbuka yang teduh dan agak lembab,
seperti kebun, tepi sungai, peka-rangan, semak, atau rumpun bamboo.
2.
Kandungan
Tradisional dengan struktur kimianya
Secara kimia mengandung flavonoid dan lakton. Pada
lakton, komponen utamanya adalah andrographolide, yang juga merupakan zat aktif
utama dari tanaman ini. Andrographolide sudah diisolasi dalam bentuk murni dan
menunjuk-kan berbagai aktivitas farmakologi. Berdasarkan penelitian lain yang
telah dilakukan, kandungan yang di-jumpai pada tanaman sambiloto diantaranya
diterpene lakton dan glikosidanya, seperti andrographolide,
deoxyandrographolide, 11,12-didehydro-14-deoxyandro-grapholide, dan
neoandrographolide. Flavonoid juga dilaporkan ada terdapat pada tanaman
ini. Daun dan percabangannya lebih
banyak mengandung lakton sedangkan komponen flavonoid dapat diisolasi dari
akarnya, yaitu polimetok-siflavon, androrafin, panikulin, mono-0-metilwithin
dan apigenin- 7,4 dimetileter. Selain komponen lakton dan flavonoid, pada
tanaman sambiloto ini juga terdapat komponen alkane, keton, aldehid, mineral
(kalsium, natrium, kalium), dan asam kersik.
1. (-)-beta-Sitosterol
, Sitosterol, beta-sitosterl, Stigmast-5-en-3beta-ol
Formula : C29H50O
Referensi :
Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
2.
3-O-Caffeoylquinic
acid, Chlorogenic
acid, Heriguard
Formula
: C16H18O9
Referensi
: Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
3.
5,2’,3’-
Trihydroxy-7,8-dimethoxyflavone 3’-glucoside
Formula
: C23H24O12
Referensi
: Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 3.Flavone
O-glycosides, John Wiley & Son dan Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429
4.
5,4’-Dihidroxy-7,8,2’,3’-tetramethoxy
flavone 5-glucoside
Formula
: C25H28O13
Referensi
: Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 3.Flavone
O-glycosides, John Wiley & Son dan
Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429
5.
5,4’-Dihidroxy-7,8,2’,3’-tetramethoxyflavone
Formula : C19H18O8
Referensi
: Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 2.Flavones, John
Wiley & Son dan Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429
6.
5-Hydroxy-3,7,8,2’-tetramethoxyflavone
Formula
: C19H18O7
Referensi
: Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 181.Flavonols dan
Gupta,Phytochem.,22,(1983),314
7.
5-Hydroxy-7,2’,6’-trimethoxyflavone
; 2-(2,6-Dimethoxyphenyl)-5-hydroxy-7-methoxy-4H-1-benzopyran-4-one
Formula
: C18H16O6
Referensi
: Reddy,Chem.Phytochem.,62,(2003),62
8.
5-Hydroxy-7,8,2’,3’-tetramethoxyflavone
5-glucoside
Formula
: C25H28O12
Referensi
: Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999),
3.Flavone O-glycosides, John Wiley & Son dan
Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429
9.
5-Hydroxy-7,8,2’-trimethoxyflavone
5-glucoside
Formula
: C24H26O11
Referensi
: Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 3.Flavone
O-glycosides, John Wiley & Son dan
Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429
10. 5-Hydroxy-7,8-dimethoxyflavanone
Formula
: C17H16O5
Referensi
: Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 2, (1999), 248,Flavanones and
dihydroflavonols ; Gupta,Phytochem.,22,(1983),314 dan Wollenweber, Phytochem.,
21,(1982),1462
11. 5-Hydroxy-7,8-dimethoxyflavone
5-glucoside
Formula
: C23H24O10
Referensi
: Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 1, (1999), 3.Flavone
O-glycosides, John Wiley & Son dan
Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429
12. 7-O-Methylwogonin
; 7-O-Methylwogonine ; Moslosooflavone ; 5-Hydroxy-7,8-dimethoxyflavone
Formula
: C17H14O5
Referensi
: Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
13. 14-Deoxy-11,14-didehydroandrographolide
Formula
: C20H28O4
Referensi
: Balmain,J. Chem. Soc. Perkin Trans. I,(1973),1247
14.
14-Deoxy-11-oxoandrographolide
Formula
: C20H28O5
Referensi
: Balmain,J. Chem. Soc. Perkin Trans. I,(1973),1247
15. 14-Deoxyandrographolide
Formula
: C20H30O4
Referensi : Balmain,J. Chem. Soc. Perkin
Trans. I,(1973),1247
16. Andrographidin A
Formula
: C23H26O10
Referensi
: Harborne, The Handbook of Natural Flavonoids, 2, (1999), 565,Flavanones and
dihydroflavonols dan Kuroyanagi,Chem.Pharm.Bull.,35,(1987),4429
17. Apigenin 7,4’-dimethylether
; 5-Hydroxy-4',7-dimethoxyflavone ; Genkwanin 4'-methyl ether ;
7-O-Methylacacetin ; Acacetin 7-methyl ether ;
5-Hydroxy-7-methoxy-2-(4-methoxyphenyl)-4H-1-benzopyran-4-one
Formula
: C17H14O5
Referensi
: Harborne,Phytochemical Dictionary Second Edition,Taylor and
Francis,(1999),Chapter37
18. Caffeic acid
Formula
: C9H8O4
Referensi
: Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
19. Ferulic Acid
Formula
: C10H10O4
Referensi
: Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
20. Ninandrographolide
; Andropanoside
Formula : C26H40O9
Referensi : Fujita,Chem. Pharm. Bull.,32,(1984),2117
21. Paniculide A
Formula : C15H20O4
Referensi :
Allison,J.Chem.Soc.Chem.Commun,(1968),1493
22. Paniculide B
Formula
: C15H20O5
Referensi :
Allison,J.Chem.Soc.Chem.Commun,(1968),1493
23. Paniculide C
Formula : C15H18O5
Referensi :
Allison,J.Chem.Soc.Chem.Commun,(1968),1493
24. Skullcapflavone
1,2’-O-beta-D-glucopyranoside ; Skullcapflavone I 2'-O-glucoside
; 2-[2-(beta-D-Glucopyranosyloxy)phenyl]-5-hydroxy-7,8-dimethoxy-4H-1-benzopyran-4-one
; 2-[2-(beta-D-Glucopyranosyloxy)phenyl]-5-hydroxy-7,8-dimethoxy-4H-1-benzopyran-4-one
Formula : C23H24O11
Referensi : Gupta,Indian
J.Chem.,35B,(1996),512
25. Wogonin
5-glucoside
Formula : C22H22O10
Referensi :
Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
26. 3-O-beta-D-Glucopyranosylandrographolide
; (-)-3-O-beta-D-Glucopyranosylandrographolide
Formula : C26H40O10
Referensi :
Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319
27. 5,7,2’,3’-tetramethoxyflavanone
Formula : C19H20O6
Referensi :
Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
28. 7R-Hydroxy-14-deoxyandrographolide
Formula : C20H30O5
Referensi :
Chen,J.Nat.Prod.,71,(2008),852
29. 7S-Hydroxy-14-deoxyandrographolide
Formula : C20H30O5
Referensi :
Chen,J.Nat.Prod.,71,(2008),852
30. 12R,13R-Hydroxyandrographolide
Formula : C20H32O6
Referensi : Chen,J.Nat.Prod.,71,(2008),852
31. 12S,13S-Hydroxyandrographolide
Formula : C20H32O6
Referensi : Chen,J.Nat.Prod.,71,(2008),852
32. 12S-Hydroxyandrographolide
Formula : C20H32O6
Referensi : Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319
33. 14-Acetyl-3,19-isopropylideneandrographolide
Formula : C25H36O6
Referensi :
Jada,Phytochem.,68,(2007),904
34. 14-Acetylandrographolide
Formula : C22H32O6
Referensi : Jada,Phytochem.,68,(2007),904
35. 14-Deoxy-17-hydroxyandrographolide
; (-)-14-Deoxy-17-hydroxyandrographolide
Formula : C20H32O5
Referensi :
Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319
36. Andrograpanin ; 3,14-Dideoxyandrographolide
Formula : C20H30O3
Referensi : Fujita,Chem. Pharm.
Bull.,32,(1984),2117
37. Andrographic
acid
Formula : C20H28O6
Referensi : Li,Chem.Pharm.Bull.,55,(2007),455
38. Andrographaside
Formula : C26H40O10
Referensi :
Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319
39. Andrographolide
Formula : C20H30O5
Referensi : Fujita,Chem. Pharm.
Bull.,32,(1984),2117
40. Andropanolide
Formula : C20H30O5
Referensi :
Pramanick,J.Nat.Prod.,69,(2006),403
41. Bisandrographolide
B
Formula : C40H56O8
Referensi :
Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319
42. Bisandrographolide
C
Formula : C40H56O8
Referensi :
Shen,J.Nat.Prod.,69,(2006),319
43. Cinnamic acid
Formula : C9H8O2
Referensi :
Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
44. Dihydroskullcapflavone
I (-)-
Formula : C17H16O6
Referensi : Rao,Phytochem.,65,(2004),2317
45. Isoandrographolide
Formula : C20H30O5
Referensi :
Pramanick,J.Nat.Prod.,69,(2006),403
46. Neoandrographolide
Formula : C26H40O8
Referensi :
Chan,Tetrahedron,27,(1971),5081
Kegunaan
Tradisional
Penggunaan
secara tradisional di beberapa negara dapat dilihat pada tabel berikut:
Negara
|
Nama
Asal
|
Penggunaan
Tradisional
|
Cina
|
Chuan-Xin-Lian
Chunlianqialio
Yiqianxi
Si-Fang-Lian
Zhanshejian
|
Demam,
Laryngitis, Faringitis, Tonsilitis, Pneumonia, infeksi saluran
pernafasan,Hepatitis
|
India
|
Kalmegh
Kiryato
Maha-tikta
Bhunimba
|
Diabetes,
Disentri, Enteritis, Infeksi cacing, Herpes, Ulkus peptikum, Infeksi kulit,
gigitan ular
|
Thailand
|
Fah
Tha Lai
Nam
Rai Pangpond
|
Demam,
Common Cold, diare non-infeksi
|
Malaysia
|
Hempedu
Bumi
Sambiloto
|
Diabetes,
Hipertensi
|
Jepang
|
Senshinren
|
Fever,
Common Cold
|
Scandinavia
|
Green
Chiretta
|
Fever,
Common Cold
|
Sambiloto yang juga dikenal sebagai “King of
Bitters” bukanlah tumbuhan asli Indonesia, tetapi diduga berasal dari India.
Menurut data spesimen yang ada di Herbarium Bogoriense di Bogor, sambiloto
sudah ada di Indonesia sejak 1893. Di India, sambiloto adalah tumbuhan liar
yang digunakan untuk mengobati penyakit disentri, diare, atau malaria. Hal ini
ditemukan dalam Indian Pharmacopeia dan telah disusun paling sedikit dalam 26
formula Ayurvedic (7) Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM), sambiloto
diketahui penting sebagai tanaman ”cold property” dan digunakan sebagai penurun
panas serta membersihkan racun racun di dalam tubuh (8). Tanaman ini kemudian
menyebar ke daerah tropis Asia hingga sampai di Indonesia.
3.
Bioaktifitas
Distribusi
yang luas di jaringan dan organ tubuh serta adanya khasiat yang mengatur dan
meningkatkan sistem imun menyebabkan sambiloto menjadi calon ideal untuk
mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Pemberian sambiloto menunjukkan efek
protektif terhadap aktivitas en-zim superoxide dismutase, catalase, glutathione
peroxidase dan glutathione yang menurun dengan pemberian hexachloro cyclohexane
(BHC). Hasilnya menunjuk-kan adanya khasiat antioksidan dan hepatoprotektif
dari sambiloto (18,2,).
1.Aktivitas Hepato protektif
Shukla, dkk (19)
mengkaji efek hepatoprotektif ekstrak daun sambiloto terhadap kerusakan
hati yang diinduksi karbon tetraklorida. Hasilnya, ekstrak ini dijumpai efektif
dalam mencegah kerusakan hati dengan parameter penilaian-nya mencakup
morfologi,biokimia dan fungsional. Andrographolide juga mencegah menurunnya
jumlah empedu yang disebabkan toksisitas acetaminophen (20,2).
2. Aktivitas antiinflamasi
Sambiloto dapat menghambat edema sebesar 60% dalam
waktu tiga jam pada dosis 200 mg/kg berat badan, dan pada dosis 400 mg/kg berat
badan sebesar 62,7%.29 Khasiat antiinflamasi ini kemungkinan melalui mekanisme
yang meli-batkan kelenjar adrenal. Efek ini hilang bila kelenjar adrenal
diangkat dari binatang percobaan (30,2).
3. Aktivitas hipoglikemik
Efek hipoglikemik sambiloto sudah diteliti dengan
berbagai cara. Salah satunya, penelitian Borhanuddin, dkk (21,2) pada kelinci
menunjukkan bahwa ekstrak air sambiloto dengan dosis 10 mg/kg berat badan dapat
mencegah hiperglikemia yang diinduksi dengan pemberian glukosa per oral dengan
dosis 2 mg/kg berat badan secara signifikan.
4. Aktivitas terhadap pembuluh darah
Wang, dkk mengobservasi efek komponen sambiloto
terhadap nitric oxide, endothelin, cyclic guanosine monophosphate, lipid
peroxide dan super-oxide dismutase, pada model kelinci percobaan yang memiliki
aterosklerotik dengan cara memberi diet tinggi kolesterol. Kesimpulannya,
sambiloto memiliki efek antioksidan, menjaga fungsi endothelial, dan
mempertahankan keseimbangan nitricoxide/endothelin (23,2).
5. Aktivitas antimalaria
A.
paniculata ditemukan dapat menghambat multifikasi dari Plasmodium berghei (15,jur2). Aksi
proteksi dari A.paniculata ditujukan
untuk mereaktivasi antioksidan kunci enzim superoksida dismutase. Studi lain
dilaporkan efek antimalaria A.paniculata
melawan Plasmodium falcifarum
(16,jur2).
6. Aktivas antidiare
Ekstrak Andrographis
Paniculata efektif memperlihatkan
aktivitas yang signifikan melawan Escherichia
coli pada diare (12,13,jur1).Ekstrak androghrapolide memiliki aktivitas
yang sama dengan obat antidiare loperamide.
Studi
Klinis A.paniculata
Studi
di China melaporkan bahwa indeks terapi pada disentri bacillary akut dan
gastroenteritis. Tablet ekstrak etanol dilaporkan menyembuhkan 88,3% disentri
bacillary akut dan 91,3 % kasus gastroenteritis akut.penggunaan Andrographolide
dilaporkan menyembuhkan 91% kasus disentri bacillary akut dan dilaporkan juga
tingkat menyembuhkan lebih tinggi disbanding furaolidin atau kloramfenikol
(6,jur5)
7. Aktivitas antimikroba dan antiparasit
Andrographolide, neoandrographolide, and
14-deoxy-11,12-didehydroandrographolide dilaporkan dapat mematikan virus herpes
simplex 1 (HSV-1) tanpa sitotoksisitas yang signifikan (43,jur5)
Studi
Psikofarmakologi A.Paniculata
Studi
psikofarmakologi sudah dilakukan Mandal, dkk (24,2) dengan menggunakan ekstrak
herba sambiloto. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan yang signifikan pada
pola tingkah laku dan berkurangnya pergerakan spontan. Ekstrak ini juga
memperlama waktu tidur hewan percobaan yang diinduksi pentobarbitone dan
menurunkan suhu tubuh.
4.
Kesimpulan dan
Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat kita
ketahui bahwa efek farmakologi sambiloto yang menunjukkan khasiat dan
keamanannya sebagai salah satu obat tradisional sudah banyak didukung bukti
ilmiah baik uji preklinik maupun uji klinis.
4.2 Saran untuk
pemakaian secara tradisional
Interaksi
obat
Ekstrak sambiloto kemungkinan memiliki
efek sinergis dengan isoniazide (12,2). Selain itu, sampai saat ini belum
diketahui interaksi obat lain dengan sambiloto.
5.
Daftar bacaan
Akbar,
Shahid,MD, PhD, Andrographis paniculata:A
review of Pharmacological activities and clinical effects. Alternative Medicine
Review. 2011
Borhanuddin,
M., Shamsuzzoha, M. dan Hussain A.H. (1994). Hypoglycaemic effects of Andrographis paniculata Nees on
Non-diabetic Rabbits. Bangladesh Med Res Counc Bull. 20 (1): 24–26.
Chang HM, But PPH. Pharmacology
and Applications of Chinese Materia Medica. English translation by Shem
Chang-Shing Yeung, Sih Cheng-Yao and Lai-Ling Wang (Chinese Medicinal
Material Research Centre, "e Chinese University of Hong Kong),
Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd; 1987;2:918-928.
Gupta,
S., Choudhry, M. A., Yadava, J. N. S., Srivastava, V. and Tandon, J. S (1990)
Antidiarrhoeal activity of diterpenes of Andrographis
paniculata (Kal-Megh) against Escherichia
coli enterotoxin invivo models. Int. J. Crude Drug Res., 28, 273-283.
Gupta,
S., Yadava, J. N. S. and Tandon, J. S. (1993) Antisecretory (antidiarrhoeal)
activity of Indian medicinal plants against Escherichia
coli enterotoxin-induced secretion in Rabbit ang guinea pig ileal loop
models. Pharm. Biol., 31, 198-204.
Holt,
S. dan Comac, L. (1998). Miracle Herbs: How Herbs Combine with Modern Medicine
to Treat Cancer, Heart Disease, AIDS, and More, Caro Publishing Group.
Jarukamjorn,
K dan Nemoto, N (2008). Pharmacological aspect of Androgrpharis paniculata on Health and Its Major diterpenoid constituent
Andrographolide”Review Artile”, Journal of Health Science, 54(4) 370-381.
Mandal,
S. C., Dhara, A. K. dan Maiti, B. C. (2001). Studies on psychopharmacological
activity of Andrographis paniculata
extract. Division of Pharmacognosy, Department of Pharmaceutical Technology,
Jadavpur University, Calcutta, India. Phytother Res. 15 (3): 253–256.
Misra,
P., Pal, N. L., Guru,P.Y., Katiyar, J. C., Srivasta, V. dan Tandon, J. S.
(1992) Antimalaria activity of Andrographis
Paniculata (kalmegh) against Plasmodium
berghei NK 65 in Mastomys natalensis. International Journal of
Pharmacognosy, 30, 263-274.
Prapanza,
E. Dan Marianto, L.M. (2003). Khasiat & Manfaat Sambiloto: Raja Pahit
Penakluk Aneka Penyakit. AgroMedia Pustaka. Hal: 3–9.
Rahman,
N. N. N. A., Furuta, T., Kojima, S., Takane, K. and Mohd, M. A. (1999)
Antimalarial ativity of extracts of Malaysian medicinal plants. J.
Ethnopharmacol., 64, 249-254.
Shukla,
B., Visen, P. K., Patnaik, G. K. dan Dhawan, B.N. (1992). Choleretic Effect of
Andrographolide in Rats and Guinea Pigs. Planta Med. 58 (2): 146–149.
Siripong,
P., B. Kongkathip, K. Preechanukool, P. Picha, K. Tunsuwan dan W.C. Taylor.
(1992). Cytotoxic Diterpenoid Constituents from Andrographis paniculata, Nees leaves. J. Sci. Soc. Thailand. 18(4):187–194.
Siripong,
P., B. Kongkathip, K. Preechanukool, P. Picha, K. Tunsuwan dan W.C. Taylor.
(2003). Andrographis paniculata.
Available from: http://www.
vitamin-herbuniversity.com.
Trivedi,
N. P. dan Rawal, U.M. (2001). Hepatoprotective and Antioxidant Property of Andrographis paniculata (Nees) in BHC
Induced Liver Damage in Mice. Indian J Exp Biol. 39 (1): 41–46.
Wang,
H. W., Zhao, H.Y. dan Xiang, S. Q. (1997). Effects of Andrographis paniculata Component on Nitric Oxide, Endothelin and
Lipid Peroxidation in Experimental Atherosclerotic Rabbits. Zhongguo Zhong Xi
Yi Jie He Za Zhi. 17 (9): 547–549.
Wiart
C, Kumar K, Yusof MY, et al. Antiviral properties of ent-labdene diterpenes of Andrographis
paniculata Nees, inhibitors of herpes simplex virus type 1. Phytother
Res 2005;19:1069-1070.
Widyawati,
Tri. Aspek Farmakologi Sambiloto (Andrographis
paniculata Nees).Majalah Kedokteran Nusantara Vol 40. No.3, 2007
Yusron,
M., Januwati dan Rini, E. P. Budidaya Tanaman Sambiloto. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika. Sirkuler.
11. Available from:http://www.balittro.go.id.
No comments:
Post a Comment