Saturday, June 6, 2015

ANEMIA PADA KEHAMILAN



ANEMIA PADA KEHAMILAN
Definisi
Anemia adalah  kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb)  dalam darahnya kurang dari   12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Anemia  dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin di  bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar haemoglobin  kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan  perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi,  terutama pada trimester 2 (Saifuddin, 2002).
Darah akan  bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim  disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel  darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga  terjadi pengenceran darah.  Perbandingan tersebut adalah sebagai  berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. 
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak  kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan  antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002).  Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung  yang semakin berat dengan adanya kehamilan.

Penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diit
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan  lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria  dan lain-lain

Gejala dan tanda
Secara klinik dapat  dilihat ibu lemah, pucat, mudah pingsan,  mata kunang-kunang,  sementara pada tekanan darah masih dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi. Untuk menegakkan diagnosa dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan melakukan  pemeriksaan kadar Hb (Saifuddin, 2002).

Klasifikasi anemia dalam kehamilan
Klasifikasi anemia  dalam kehamilan menurut Wiknjosastro  (2002), adalah Anemia Defisiensi Besi Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam  darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
  • Terapi oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu ferosulfat, feroglukonat  atau Natrium ferobisitrat. Pemberian  preparat besi 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% tiap bulan.  Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
  • Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan  atau masa  kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001). Untuk  menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi dapat  dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan  keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda.  Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III.
  • Dimana Hb 11 gr%    : Tidak anemia
  • Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
  • Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
  • Hb < 7 gr%   : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati  800 mg.  Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal, kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi.   Perhitungan  makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001)

No comments:

Post a Comment