Bronkopneumonia
Pneumonia adalah radang parenkim paru. Kebanyakan
kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada sejumlah penyebab
noninfeksi yang kadang-kadang perlu dipertimbangkan. Pneumonia digolongkan atas
dasar anatomi seperti pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
dan pneumonia interstitialis (bronkiolitis). Tetapi, klasifikasi pneumonia
infeksius atas dasar etiologi dugaan atau yang terbukti secara diagnostic atau
terapeutik lebih relevan.
Bronkopneumonia adalah peradangan paru, biasanya
dimulai di bronkioli terminalis. Bronkopneumonia adalah nama yang diberikan
untuk sebuah inflamasi paru-paru yang biasanya dimulai di bronkiolus
terminalis. Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen
membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan. Penyakit ini
seringnya bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran nafas atas, demam
pada infeksi spesifik dan penyakit yang melemahkan sistem pertahanan tubuh.
Pada bayi dan orang-orang yang lemah, Pneumonia dapat muncul sebagai infeksi
primer.
ETIOLOGI
Penyebab
bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah faktor infeksi (tersering) :
Ø Bakteri
: Pneumokokus, Streptokokus, Stafilokokus, Hemofilus influenza, Mycobacterium
tuberculosa.
Ø Virus
: Respiratory Synctitial Virus, Adenovirus, Cytomegalo virus, Virus infuenza B.
Ø Jamur
: Histoplasmosis, Candida albicans, Aspergillus species dll
KLASIFIKASI
Menurut
buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia
yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 menyebutkan tiga
klasifikasi pneumonia.
1.
Berdasarkan klinis dan epidemiologis:
·
Pneumonia komuniti (community-acquired
pneumonia).
·
Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired
pneumonia/nosocomial pneumonia).
·
Pneumonia aspirasi.
·
Pneumonia pada penderita immunocompromised.
2.
Berdasarkan bakteri penyebab:
·
Pneumonia bakteri/tipikal. Dapat terjadi
pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang
peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada
penderita pasca infeksi influenza. Pneumonia Atipikal disebabkan mycoplasma,
legionella, dan chalamydia.
·
Pneumonia virus.
·
Pneumonia jamur, sering merupakan
infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised).
3.
Berdasarkan predileksi infeksi:
·
Pneumonia lobaris, pneumonia yang
terjadi pada satu lobus (percabangan besar dari pohon bronkus) baik kanan
maupun kiri.
·
Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia
yang ditandai bercak-bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan
maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi
atau orang tua.
·
Pneumonia interstisial.
DIAGNOSIS
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang sesuai
dengan
gejala dan tanda yang diuraikan sebelumnya disertai pemeriksaan penunjang. Pada
bronkopneumonia, bercak-bercak infiltrat didapati pada satu atau beberapa
lobus. Foto rontgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis,
atelektasis, abses paru, pneumotoraks atau perikarditis. Gambaran ke arah sel
polimorfonuklear juga dapat dijumpai.
Diagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan
mikrobiologi serologi, karena pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan
dan bila dapat dilakukan kuman penyebab tidak selalu dapat ditemukan. Oleh
karena itu WHO mengajukan pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih
sederhana.
PENATALAKSANAAN
Sebaiknya
pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal ini
tidak dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka dalam
praktek diberikan pengobatan polifragmasi seperti penisilin diambah dengan
kloramfenikol atau diberi antibiotic yang mempunyai spektrum luas seperti
ampicillin. Pengobatan diteruskan sampai anak bebas demam selama 4 – 5 hari.
Pengobatan
dan penatalaksaannya meliputi :
·
Bed rest
·
Anak dengan sesak nafas memerlukan
cairan inta vena dan oksigen (1 – 2 l/mnt). Jenis cairan yang digunakan adalah
campuran Glukosa 5% dan NaCl 0,9% ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml botol
infus.
·
Jumlah cairan disesuaikan dengan berat
badan dan kenaikan suhu.
·
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa
dan elektrolit
·
Pemberian antibiotik sesuai biakan atau
berikan :
·
Untuk kasus pneumonia community base :
- Ampisilin 100
mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
- Kloramfenikol 75
mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
·
Untuk kasus pneumonia hospital base :
- Sefotaksim 100
mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
- Amikasin 10-15
mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
· Antipiretik
: paracetamol 10-15 mg/kgBB/x beri
· Mukolitik
: Ambroxol 1,2-1,6 mg/kgBB/2 dosis/oral
·
Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat
dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding
drip. Jika sesaknya berat maka pasien harus dipuasakan.
Tabel
pemilihan antibiotika berdasarkan etiologi :
Mikroorganisme
|
|
Streptokokus
dan StafilokokusM.
Pneumonia
H.
Influenza
Klebsiella
dan P. Aeruginosa
|
Penicilin
G 50.000-100.000 unit/hari IV
Atau
Penicilin Prokain 6.000.000 unit/hari IM
atau
Ampicilin
100-200 mg/kgBB/hari atau
Ceftriakson
75-200 mg/kgBB/hari
Eritromisin
15 mg/kgBB/hari
Kloramfenikol
50-100 mg/kgBB/hari
Sefalosporin
|
No comments:
Post a Comment