PENGERTIAN
Myasthenia gravis adalah gangguan autoimun yang
merusak komunikasi antara syaraf dan otot, mengakibatkan peristiwa kelemahan
otot.
- Myasthenia gravis bisa diakibatkan dari kerusakan pada sistem kekebalan.
- Orang biasanya mengalami kelopak mata layu dan penglihatan ganda, dan otot biasanya menjadi lelah dan lemah setelah olahraga.
- Reaksi terhadap obat yang diberikan lewat infus membantu dokter memastikan apakah seseorang telah mengalami myasthenia gravis.
- Elektromiografi, tes darah, dan tes imaging diperlukan untuk memastikan diagnosa tersebut.
- Beberapa obat-obatan bisa meningkatkan kekuatan otot dengan cepat, dan lainnya bisa memperlambat kemajuan pada gangguan tersebut.
Penyakit
ini biasanya menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu kelemahan pada otot
rangka yang biasanya juga disertai nyeri ketika menggerakkan otot. Dicurigai
kondisi ini disebabkan karena kelainan immunologis yang menyerang otot.
Pada Myasthenia Gravis, antibodi yang dihasilkan menyerang
salah satu reseptor pada otot yang bereaksi terhadap neurotransmitter
acetylcholine. Sederhananya, neurotransmitter acetylcholine adalah suatu zat
yang berfungsi sebagai penghantar perintah dari saraf ke otot. Akibatnya
komunikasi antara sel saraf dan otot menjadi terganggu.
Berdasarkan
salah satu teori, kerusakan kelenjar thymus kemungkinan terlibat. Pada kelenjar
thymus, sel tertentu pada sistem kekebalan belajar bagaimana membedakan antara
tubuh dan zat asing. Kelenjar thymus juga berisi sel otot (myocytes)
dengan reseptor acetylcholine. Untuk alasan yang tidak diketahui, kelenjar
thymus bisa memerintahkan sel sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi yang
menyerang acetylcholine.
Orang
bisa mewarisi kecendrungan terhadap kelainan autoimun ini. sekitar 65% orang
yang mengalami myasthenia gravis mengalami pembesaran kelenjar thymus,
dan sekitar 10% memiliki tumor pada kelenjar thymus (thymoma). Sekitar
setengah thymoma adalah kanker (malignant). Beberapa orang dengan
gangguan tersebut tidak memiliki antibodi untuk reseptor acetylcholine tetapi
memiliki antibodi terhadap enzim yang berhubungan dengan pembentukan
persimpangan neuromuskular sebagai pengganti. Orang ini bisa memerlukan
pengobatan berbeda.
PENYEBAB
Gangguan tersebut kemungkinan dipicu
oleh infeksi, operasi, atau penggunaan obat-obatan tertentu, seperti nifedipine
atau verapamil (digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi), quinine
(digunakan untuk mengobati malaria), dan procainamide (digunakan untuk
mengobati kelainan ritme jantung).
Neonatal
myasthenia terjadi pada 12% bayi yang
dilahirkan oleh wanita yang mengalami myasthenia gravis.Antibodi melawan
acetylcholine, yang beredar di dalam darah, bisa lewat dari wanita hamil terus
ke plasenta menuju janin.Pada beberapa kasus, bayi mengalami kelemahan otot
yang hilang beberapa hari sampai beberapa minggu setelah lahir.Sisa 88% bayi
tidak terkena.
GEJALA
Peristiwa
pada gejala-gejala yang memperburuk (exacerbation) adalah sering
terjadi. Pada waktu yang lain, gejala-gejala kemungkinan kecil atau tidak ada.
Gejala-gejala
yang paling sering terjadi adalah :
- Kelopak mata lemah dan layu.
- Otot mata lemah, yang menyebabkan penglihatan ganda.
- Kelemahan berlebihan pada otot yang terkena setelah digunakan.
Kelemahan tersebut hilang ketika otot beristirahat
tetapi berulang ketika digunakan kembali.
Pada 40% orang dengan myasthenia
gravis, otot mata terlebih dahulu terkena, tetapi 85% segera mengalami
masalah ini. Pada 15% orang, hanya otot-otot mata yang terkena, tetapi pada
kebanyakan orang, kemudian seluruh tubuh terkena, kesulitan berbicara dan
menelan dan kelemahan pada lengan dan kaki adalah sering terjadi.Pegangan
tangan bisa berubah-ubah antara lemah dan normal.Berubah-ubahnya pegangan ini
disebut pegangan milkmaid.Otot leher bisa menjadi lemah.Sensasi tidak
terpengaruh.
Ketika orang dengan myasthenia
gravis menggunakan otot secara berulang-ulang, otot tersebut biasanya
menjadi lemah.Misalnya, orang yang dahulu bisa menggunakan palu dengan baik
menjadi lemah setelah memalu untuk beberapa menit.Meskipun begitu, kelemahan
otot bervariasi dalam intensitas dari jam ke jam dan dari hari ke hari, dan
rangkaian penyakit tersebut bervariasi secara luas.Sekitar 15% orang mengalami
peristiwa berat (disebut myasthenia crisis), kadangkala dipicu oleh
infeksi.Lengan dan kaki menjadi sangat lemah, tetapi bahkan kemudian, mereka
tidak kehilangan rasa.Pada beberapa orang, otot diperlukan untuk pernafasan
yang melemah.Keadaan ini mengancam nyawa.
DIAGNOSA
Dokter menduga myasthenia gravis
pada orang dengan peristiwa kelemahan, khususnya ketika mata atau otot wajah
terkena atau ketika kelemahan meningkat dengan penggunaan pada otot yang
terkena dan hilang dengan istirahat.Karena acetylcholine receptor rusak,
obat-obatan yang meningkatkan acetylcholine bisa digunakan untuk membantu
memastikan diagnosa.Edrophonium, disuntikkan melalui intravena, sangat sering
digunakan.Orang diminta untuk melatih otot yang terkena sampai capai.Kemudian
mereka diberikan obat.Jika secara sementara dan cepat memperbaiki kekuatan
otot, didiagnosa myasthenia gravis adalah ha yang mungkin.
Tes diagnosa lainnya diperlukan
untuk memastikan diagnosa. Mereka termasuk electromyography
(perangsangan otot, kemudian merekam kegiatan listrik mereka) dan tes darah
untuk mendeteksi antibodi terhadap acetylcholine receptor dan kadangkala
antibodi lain hadir pada orang dengan gangguan tersebut. Tes darah juga
dilakukan untuk memeriksa gangguan lain. Computed tomography (CT) atau magnetic
resonance imaging (MRI) pada dada dilakukan untuk menilai kelenjar thymus
dan untuk memastikan apakah thymoma ada.
PENGOBATAN
Obat-obatan
kemungkinan digunakan untuk membantu meningkatkan kekuatan dengan cepat atau
untuk menekan reaksi autoimun dan memperlambat kemajuan gangguan tersebut. Obat-obatan yang meningkatkan jumlah
acetylcholine, seperti pyridostigmine (diminum), bisa meningkatkan kekuatan
otot. Kapsul beraksi lama tersedia untuk malam hari digunakan untuk membantu
orang yang mengalami kelemahan berat atau kesulitan menelan ketika mereka
bangun di pagi hari. Meskipun begitu, dosis yang terlalu tinggi bisa
menyebabkan kelemahan yang sulit untuk dibedakan dari penyebab gangguan
tersebut. Juga, keefektifan obat-obatan ini bisa berkurang dengan penggunaan
jangka panjang.
Peningkatan
kelemahan, yang kemungkinan disebabkan penurunan keefektifan obat tersebut,
harus diamati untuk mengobati myasthenia
gravis. Efek samping yangs sering terjadi pada pyridostigmine termasuk kram
perut dan diare. Obat-obatan yang memperlambat kegiatan pada saluran
pencernaan, seperti atropine atau propantheline, kemungkinan diperlukan untuk
menetralkan efek ini.
Untuk
menekan reaksi autoimun, bisa diberikan kortikosteroid, seperti prednison, atau immunosuppressant,
seperti cyclosporine atau azathioprine. Obat-obatan ini diminum. Ketika
kortikosteroid mulai diminum, gejala-gejala awalnya bisa memburuk, tetapi
kemajuan terjadi dalam beberapa bulan. Dosis tersebut kemudian dikurangi hingga
dosis minimum yang masih efektif.
Kortokosteroid, ketika digunakan untuk waktu
yang lama, bisa memiliki efek samping ringan atau berat. Dengan demikian,
azathioprine kemungkinan diberikan sehingga kortikosteroid tersebut bisa
dihentikan atau dosisnya dikurangi. Dengan azathioprine, perbaikan memerlukan
waktu sekitar 18 bulan. Immune globulin (cairan berisi berbagai antibodi
berbeda dikumpulkan dari kelompok donor) kemungkinan diberikan dengan infus
sekali sehari untuk 5 hari. Lebih dari dua pertiga orang bertambah baik dalam 1
sampai 2 minggu, dan efeknya bisa berlangsung 1 sampai 2 bulan.
Ketika
obat-obatan tidak menghasilkan keringanan atau ketika myasthenic crisis
terjadi, plasmapheresis kemungkinan digunakan. Pada plasmapheresis,
zat beracun (pada kasus ini, kelainan antibodi) disaring dari darah. Jika thymoma ada, kelenjar thymus
harus diangkat dengan cara operasi untuk mencegah thymoma menyebar. Jika
tidak terdapat thymoma, manfaat mengangkat kelenjar thymus tidak pasti.
No comments:
Post a Comment