Dislokasi
Pendahuluan
Keadaan
dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara
anatomis (tulang lepas dari sendi) (brunner&suddarth ,2001)
Dislokasi
adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini
dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh
komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang
yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah
karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi
rahangnya telah mengalami dislokasi.
Klasifikasi
Dislokasi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut
1.
Dislokasi congenital. Terjadi sejak lahir akibat
kesalahan pertumbuhan
2.
Dislokasi patologik. Akibat penyakit sendi dan atau jaringan
sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini
disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang
3.
Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi
(pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian
jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi
karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan
disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan
system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan tipe
kliniknya dibagi
1. Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip.
Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi
2. Dislokasi
Berulang.
Jika suatu trauma
Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan
trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada
shoulder joint dan patello femoral joint.Dislokasi biasanya sering dikaitkan
dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang
yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
Etiologi
Dislokasi
disebabkan oleh :
1. Cedera olah raga
Olah
raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah
raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam,
volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi
pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari
pemain lain.
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan
olah raga
3. Benturan keras pada sendi saat
kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi
4. Terjatuh
a)
Terjatuh
dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin
b)
Tidak
diketahui
c)
Faktor
predisposisi(pengaturan posisi)
d)
akibat
kelainan pertumbuhan sejak lahir.
e)
Trauma
akibat kecelakaan.
f)
Trauma
akibat pembedahan ortopedi(ilmu yang mempelajarin tentang tulang
g)
Terjadi
infeksi disekitar sendi.
Patofisiologi
Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan .Humerus
terdorong kedepan ,merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid
teravulsi.Kadang-kadang bagian posterolateral kaput hancur.Mesti jarang
prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke bawah dan menimbulkan luksasio
erekta (dengan tangan mengarah ;lengan ini hampir selalu jatuh membawa kaput ke
posisi da bawah karakoid).
Manifestasi
Klinis
Nyeri terasa hebat .Pasien menyokong
lengan itu dengan tangan sebelahnya dan segan menerima pemeriksaan apa saja
.Garis gambar lateral bahu dapat rata dan ,kalau pasien tak terlalu berotot
suatu tonjolan dapat diraba tepat di bawah klavikula.
1)
Nyeri
2)
perubahan
kontur sendi
3)
perubahan
panjang ekstremitas
4)
kehilangan
mobilitas normal
5)
perubahan
sumbu tulang yang mengalami dislokasi
6)
deformitas
7)
kekakuan
Penatalaksanaan
1)
Dislokasi
reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika
dislokasi berat.
2)
Kaput
tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi.
3)
Sendi
kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar
tetap dalam posisi stabil.
4)
Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi
dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran
sendi
5)
Memberikan
kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.
Komplikasi
Dini
1) Cedera saraf : saraf aksila dapat
cedera ; pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat
daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut
2) Cedera pembuluh darah : Arteri
aksilla dapat rusak
3) Fraktur disloksi
Komplikasi lanjut.
1.
Kekakuan
sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu,
terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi
lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi
2.
Dislokasi
yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari
bagian depan leher glenoid
No comments:
Post a Comment