Saturday, June 6, 2015

CERVICAL CANCER



CERVICAL CANCER


Cervical cancer atau kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada sel-sel serviks atau leher rahim (bagian bawah rahim yang menghubungkan ke vagina). Berbagai strain human papillomavirus (HPV), infeksi menular seksual, memainkan peran dalam menyebabkan kebanyakan kasus kanker serviks.
Saat terinfeksi HPV, sistem imun biasanya mencegah virus melakukan kerusakan. Namun, pada sebagian kecil wanita, virus bertahan selama bertahun-tahun, dan memberikan menyebabkan sel pada permukaan serviks berkembang menjadi sel-sel kanker.
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia. Karsinoma sel skuamosa (squamous cell) invasive mencakup 80% keganasan serviks.  Tingkat kematian wanita akibat kanker serviks pun tinggi (tertinggi pertama bagi wanita, dan ketiga di dunia). Epidemiologi menunjukkan bahwa kanker serviks merupakan penyakit menular seksual.

Klasifikasi Ca Cervix
Jenis sel tempat mutasi genetik awal terjadi menentukan jenis kanker serviks yang dialami.  Jenis-jenis utama kanker serviks adalah:
·         Karsinoma sel skuamosa: pada sel-sel tipis datar yang melapisi bagian bawah serviks (sel skuamosa). Kasus ini paling banyak terjadi.
·         Adenocarcinoma: pada sel-sel kelenjar yang melapisi saluran serviks. Kasus ini hanya sebagian kecil terjadi.
Kadang-kadang kedua jenis sel yang terlibat dalam kanker serviks. Kanker sangat jarang dapat terjadi pada sel-sel lain dalam leher rahim.

Patofisiologi
Kanker serviks dimulai ketika sel-sel normal mengalami mutasi genetik yang mengubah sel normal menjadi sel abnormal. Sel-sel normal tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang ditetapkan, akhirnya mati pada waktu yang ditetapkan. Sel-sel kanker tumbuh dan berkembang biak di luar kendali, dan tidak mati. Sel-sel yang abnormal membentuk massa (tumor). Sel-sel kanker menyerang jaringan di dekatnya dan bisa memutuskan dari tumor awal untuk menyebar di tempat lain dalam tubuh (metastasis).

Faktor Risiko
Penyebab kanker serviks tidak jelas. Namun, diketahui bahwa HPV memainkan peran dan terbukti ditemukan pada hampir semua kanker serviks. Namun, HPV adalah virus yang sangat umum dan sebagian besar wanita dengan HPV tidak mengalami kanker serviks. 
Faktor-faktor dapat meningkatkan risiko kanker serviks:
·         Banyak pasangan seksual. Semakin besar jumlah partner seksual, semakin besar risiko tertular HPV.
·         Aktivitas seksual dini. Berhubungan seks sebelum usia 18 meningkatkan risiko HPV.
·         Infeksi menular seksual (IMS). IMS lainnya, seperti klamidia, gonore sifilis, atau HIV/AIDS, memperbesar risiko tertular HPV.
·         Sebuah sistem kekebalan tubuh yang lemah. Kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak pernah mengalami kanker serviks. Namun, pada kondisi imunitas yang turun, terdapat kecenderungan berkembangnya kanker serviks.
·         Merokok. Merokok dan infeksi HPV bersifat sinergis dalam menyebabkan kanker serviks.

Gejala
Kanker serviks dini biasanya bersifat asimtomatis. Pada stadium lanjut, gejala-gejala berikut lebih mungkin muncul, yaitu:
·         Pendarahan vagina setelah berhubungan, antara periode atau setelah menopause.
·         Watery discharge, vagina berdarah yang mungkin berat dan memiliki bau busuk.
·         Panggul rasa sakit atau nyeri selama hubungan seksual.
Stadium
·         Stage 0 (preinvasive)
Lesi prakanker hanya melibatkan sel-sel pada permukaan serviks.
·         Stage 1
Kanker hanya terbatas pada serviks, dan mungkin terlihat hanya di bawah evaluasi mikroskopis (stadium IA) atau jelas melalui pemeriksaan fisik atau kasat mata (stadium IB).
·         Stage 2
Kanker telah menyebar ke luar leher rahim untuk melibatkan jaringan sekitarnya serviks (parametria) atau bagian atas vagina.
·         Stage 3
Kanker menyebar di luar serviks ke vagina bagian bawah atau ke sisi panggul, atau menyebabkan penyumbatan drainase dari ginjal, suatu kondisi yang disebut hidronefrosis.
·         Stage 4
Kanker menyerang struktur yang berdekatan dengan leher rahim seperti kandung kemih atau rektum atau telah menyebar ke bagian lain dari tubuh seperti hati atau paru-paru.

Prognosis
Jika kanker sudah berkembang, 5-years survival adalah:
·         Stage 0 (preinvasive)    = 100%
·         Stage 1                          = 90%
·         Stage 2                          = 82%
·         Stage 3                          = 35%
·         Stage 4                          = 10%
Pada kasus yang sudah berat, kemoterapi mungkin dapat meningkatkan harapan hidup pasien.

Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan kanker secara umum adalah untuk mewujudkan ketercapaian 5-years survival pasien.
a.      Terapi pada kanker preinvasive
Penatalaksanaan utama adalah mencegah sel prekanker menjadi sel kanker. Biasanya dilakukan beberapa tahapan yang melibatkan pengambilan sel atau jaringan untuk mendiagnosis kanker dan mengetahui seberapa jauh invasinya. Jika sel yang paling dalam yang diambil melalui biopsi dalam kondisi normal, maka tidak ada treatment lanjutan yang perlu dilakukan. Jika sel terdalam merupakan sel kanker atau prekanker, berarti kanker telah menginvasi jauh. Pada kasus tersebut, treatment dimulai dengan membuang jaringan. Setelah jaringan dibuang, perubahan diplastik perlu diperiksa untuk memastikan bahwa sel prekanker atau sel kanker telah dibuang dari tubuh atau dihancurkan.
b.      Terapi pada kanker invasive
Pembedahan
Jika biopsi menunjukkan bahwa sel kanker telah menginvasi membran basal, dibutuhkan pembedahan. Luasnya pembedahan tersebut tergantung dengan derajat kanker. Pembedahan untuk mengangkat rahim (histerektomi) biasanya digunakan untuk mengobati tahap awal kanker serviks. Histerektomi sederhana melibatkan pengangkatan kanker, leher rahim dan rahim. Histerektomi sederhana biasanya pilihan hanya jika kanker adalah tahap sangat awal - invasi kurang dari 3 milimeter (mm) ke dalam serviks. Histerektomi radikal (pengangkatan leher rahim, rahim, bagian dari vagina dan kelenjar getah bening regional) adalah pengobatan bedah standar ketika ada invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks.
Histerektomi dapat menyembuhkan tahap awal kanker serviks dan mencegah kanker dari kembali, tetapi menghapus rahim tidak memungkinkan untuk hamil.
Radioterapi
Terapi radiasi menggunakan sinar energy tinggi untuk menghancurkan sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Sebagaimana pembedahan, terapi radiasi merupakan terapi local yang hanya melibatkan sel-sel kanker pada area tersebut. Radiasi bisa dilakukan, baik secara eksternal maupun internal (brachytherapy) dengan menempatkan perangkat diisi dengan bahan radioaktif dekat leher rahim Anda. Terapi radiasi sama efektifnya dengan operasi untuk tahap awal kanker serviks. Untuk wanita dengan lebih kanker serviks stadium lanjut, radiasi dikombinasikan dengan kemoterapi dianggap perawatan yang paling efektif.
Kedua metode terapi radiasi dapat dikombinasikan. Terapi radiasi dapat digunakan sendiri, dengan kemoterapi, sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa. Wanita premenopause dapat berhenti menstruasi sebagai akibat dari terapi radiasi dan mulai menopause.
Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan yang adekuat untuk membunuh sel kanker, terutama digunakan pada kanker yang sudah menyebar ke beberapa bagian tubuh.
Obat anti kanker dapat diberikan secara iv maupun oral dan bias membunuh sel kanker pada aliran darah secara sistemik. Kemoterapi dibseikan sesuai siklus yang berupa masa pengobatan intensf diikuti masa istirahat. Terapi biasanya dilakukan dalam beberapa siklus. Beberapa obat yang digunakan adalah carboplatin, cisplatin, paclitaxel, fluorouracil, cyclophosphamide, dan ifosfamide.
Obat kemoterapi, yang dapat digunakan secara tunggal atau dalam kombinasi. Dosis rendah kemoterapi sering dikombinasikan dengan terapi radiasi, kemoterapi karena dapat meningkatkan efek radiasi. Dosis tinggi kemoterapi yang digunakan untuk mengendalikan kanker serviks stadium lanjut yang tidak mungkin disembuhkan. Obat kemoterapi tertentu dapat menyebabkan infertilitas dan menopause dini pada wanita premenopause.

No comments:

Post a Comment